Ceramah Master Cheng Yen: Menyucikan Dunia hingga Generasi yang Tak Terbatas


“Kakek Guru yang kami hormati dan kasihi, anak Anda telah kembali. Kami akan memperteguh tekad pelatihan dan melakukan yang sulit dilakukan. Kami akan menerima tongkat estafet dari bibi dan paman serta memikul bakul beras bagi dunia. Kakek Guru, hati kami tidak pernah berubah selamanya.”

Saya sungguh senang ketika mendengar, "Anak Anda telah kembali. Hati kami tidak pernah berubah." Kata-kata ini sungguh manis. Kali ini, ada lebih dari seribu relawan dari berbagai negara yang kembali untuk dilantik. Seluruh relawan dari negara yang berbeda-beda sungguh senang dapat kembali ke Taiwan. Saat di bandara, mereka terlihat sangat senang. Mereka berbaris dengan sangat rapi. Mereka semua disebut insan Tzu Chi. Ada pula relawan senior yang mendampingi relawan yang akan dilantik. Mereka semua ingin menyebarkan ajaran Tzu Chi di negara masing-masing.

Benih kebajikan telah ditabur dan semuanya telah bertumbuh dengan baik. Jadi, selain menyematkan kartu relawan sebagai tanda bahwa mereka telah dilantik, saya juga menepuk bahu mereka beberapa kali yang berarti mereka harus memikul bakul beras bagi dunia.

Dunia ini penuh dengan penderitaan. Hendaknya kita memiliki kesabaran dan kekuatan untuk membangun ikrar dan tekad, membangkitkan welas asih, dan membentangkan jalan dengan cinta kasih. Kita juga harus membimbing dan menginspirasi orang lain dengan kesabaran. Inilah dunia tempat kita tinggal. Jika relawan tersebar di seluruh dunia, bukankah dunia ini bagaikan surga? Bukankah dunia ini akan damai dan tenteram? Dunia ini akan menjadi tanah suci.


Semua Buddha mengajarkan jalan yang sama. Setiap Buddha datang ke dunia dengan tujuan yang sama, yaitu menyucikan hati manusia dan mewujudkan dunia yang harmonis. Inilah tanah suci di dunia. Ikrar agung ini berawal dari sebersit niat. Anda, saya, dan dia juga memiliki arah dan niat yang sama. Hendaklah kita membuka jalan yang lapang dan mulus serta bersama-sama menapaki jalan tersebut. Tidak peduli berasal dari negara mana, semua relawan kembali ke Taiwan untuk dilantik. Mereka akan membawa semua yang telah dipelajari di sini untuk disebarkan di negara masing-masing.

Selama bertahun-tahun, mereka telah mendedikasikan diri di Tzu Chi dan ketika jalinan jodoh matang, mereka pun menjalani pelantikan. Saya berterima kasih kepada relawan senior yang telah mendampingi relawan yang akan dilantik. Dahulu, kalian juga pernah didampingi oleh relawan senior. Tekad kalian selalu teguh dan tidak pernah mundur. Saat ini adalah giliran kalian untuk mendampingi para relawan yang akan dilantik. Inilah yang disebut dengan mewariskan semangat dari generasi ke generasi.

Sutra Teratai mengatakan bahwa Bodhisatwa harus mendengarkan Dharma dan mewariskannya hingga ke 50 orang. Saya mengatakan bahwa hendaknya tidak hanya 50 orang, melainkan dari generasi ke generasi. Bukan hanya 50 generasi, melainkan ribuan hingga puluhan ribu generasi.

Pada lebih dari 2.500 tahun yang lalu, Buddha membabarkan Dharma di dunia ini. Umat Buddha terus mengakumulasi ajaran-Nya dari tahun ke tahun. Meski ajaran Buddha telah ada sejak lebih dari 2.500 tahun yang lalu, tetapi tidaklah mudah untuk menyebarluaskannya di tengah masyarakat. Inilah tugas kita saat ini untuk terjun ke tengah masyarakat. Ketika kita dapat mempraktikkannya, kita pun dapat menginspirasi orang lain. Kita membentangkan jalan dan menginspirasi orang lain untuk menapakinya.

Saat ini, jalinan jodoh telah matang. Berhubung jalinan jodoh telah matang, kita harus membangun tekad dan ikrar untuk terus berjalan di jalan ini. Jalinan jodoh sungguh tak terbayangkan.


Ibu saya menderita kanker payudara. Setelah mengenal Tzu Chi, beliau merasa harus menggenggam hidupnya dengan baik. Saat itu, saya baru berusia 13 tahun dan ibu saya mengajak kami bergabung dengan Tzu Chi,” kata Foo Ag Chiun relawan Tzu Chi Malaysia.

“Dengan hati Buddha dan tekad guru, ibu saya menggenggam setiap menit dan detik untuk menjalankan misi Tzu Chi setiap hari. Setiap pagi, beliau bangun pagi untuk menghirup keharuman Dharma. Kemudian, beliau akan pergi menjalankan Tzu Chi hingga malam hari,” kata Fu Jun-wu relawan Tzu Chi Malaysia.

“Setiap kali melihat ibu saya pulang dari Tzu Chi dan terlihat penuh sukacita dalam Dharma, saya merasa bahwa jika Tzu Chi dapat membuat ibu saya bahagia, kami akan mengizinkannya pergi. Di saat itu, kami juga ingin tahu organisasi seperti apa yang dapat membuatnya mendedikasikan diri seperti itu,” kata Foo Ag Chiun relawan Tzu Chi Malaysia.

“Kakak tertua saya dilantik. Kemudian, kakak ketiga saya juga dilantik. Saya adalah orang ke-4 yang dilantik. Saya dilantik hari ini. Adik perempuan saya orang ke-5,” kata Fu Jun-wu relawan Tzu Chi Malaysia.

Kali ini, ada lebih dari seribu relawan yang dilantik. Selain maju ke atas panggung untuk membagikan pengalaman, relawan juga berinteraksi dengan guru Dharma di Griya Jing Si. Di kesempatan ini, relawan akan saling berkenalan. Inilah yang disebut dengan jalinan jodoh baik. Semua orang memiliki benih jalinan jodoh di genggaman tangan masing-masing. Berapa butir benih yang ada dalam genggaman tangan ini? Sangat banyak.


Setiap butir benih dapat menghasilkan ribuan, bahkan benih yang tak terhingga. Setiap butir benih dapat menghasilkan ribuan benih selama kita memanfaatkannya dengan baik. Ketika sebutir benih bertemu dengan air hujan, tanah, dan udara yang mendukung, maka benih tersebut akan bertunas dan bertumbuh. Ada berapa banyak bulir padi yang dimiliki oleh sebatang tanaman padi? Satu benih dapat menghasilkan benih tak terhingga. Kita terus mengadakan pelantikan demi pelantikan. Kita harus sama seperti benih yang bertumbuh menjadi semai, lalu menjadi pohon besar yang menghasilkan banyak bunga dan buah.

Saat ini, ada banyak ketua Tzu Chi yang hadir di sini. Mereka juga mendampingi relawan yang kembali untuk dilantik. Jadi, relawan yang telah dilantik mendampingi relawan dalam pelatihan dan relawan dalam pelatihan mendampingi mereka yang belum bergabung. Satu generasi mendampingi generasi berikutnya. Inilah pewarisan Tzu Chi. Bodhisatwa haruslah seperti ini.

Dalam Sutra Teratai, Buddha mengatakan bahwa satu orang harus mewariskan Dharma kepada 50 orang. Saya mengatakan bahwa kita harus memiliki tekad yang lebih besar untuk mewariskan Dharma kepada 50 generasi. Bukan hanya 50 orang, melainkan 50 generasi. Satu generasi mewariskan Dharma kepada 50 orang hingga 50 generasi. 

Mewariskan silsilah Dharma ke seluruh penjuru
Mengemban misi untuk memikul bakul beras bagi dunia
Membimbing yang belum terbimbing dengan welas asih, keteguhan, dan kesabaran
Menyucikan dunia hingga generasi yang tak terbatas   
  
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 26 Juni 2023
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Felicia
Ditayangkan Tanggal 28 Juni 2023
Orang bijak dapat menempatkan dirinya sesuai dengan kondisi yang diperlukan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -