Ceramah Master Cheng Yen: Menyucikan Hati dan Melestarikan Lingkungan

Saya sungguh prihatin melihat karma buruk kolektif semua makhluk kembali menimbulkan kebakaran hutan. Lahan yang terbakar sangatlah luas dan kobaran api terus merambat. Saya merasa sangat sedih, tetapi apa yang bisa saya lakukan?

Nafsu keinginan manusia bagaikan api yang terus berkobar. Nafsu keinginan dapat menimbulkan kebencian yang bagaikan kobaran api. Setiap orang hendaknya mengikis ketamakan, kebencian, dan kebodohan. Jika kobaran api batin tidak bisa dipadamkan, maka kebakaran hutan di dunia ini juga sulit untuk dipadamkan.

Melihat api yang terus merambat, saya sungguh mengkhawatirkan orang-orang di sana. Saya selalu bertanya, "Berapa jarak titik kebakaran dari permukiman?" Saya sering menanyakan hal ini. Jadi, saya sangat khawatir.

Banyak bencana yang terjadi di dunia ini. Saya selalu berkata bahwa kita bukan hanya harus mengasihi manusia, tetapi juga harus mengasihi Bumi. Berhubung hidup di Bumi ini, kita harus mengasihi Bumi dan melindungi ekosistem Bumi. Karena itulah, kita menggalakkan pelestarian lingkungan.

Lihatlah Relawan Ma ini. Saat ibunya jatuh sakit, insan Tzu Chi selalu memberi perhatian dengan cinta kasih. Tersentuh oleh perhatian penuh cinta kasih yang tulus dari para insan Tzu Chi, dia memutuskan untuk bergabung dengan Tzu Chi.

Melihat bahwa insan Tzu Chi bukan hanya mengasihi manusia, tetapi juga mengasihi Bumi dengan melakukan daur ulang, dia pun turut berpartisipasi. Kini dia sangat aktif dalam misi pelestarian lingkungan. Dia sangat giat melakukan daur ulang.

“Awalnya, saya hanya melakukan pemilahan di rumah sendiri. Kini saya juga mengumpulkan barang daur ulang. Setelah kendaraan ini penuh, saya harus mencari waktu untuk merapikannya,” kata Ma Wenxu relawan Tzu Chi.

Apakah warga mengantarkan barang daur ulang?” Tanya relawan Tzu Chi.

“Ya,” jawabnya.

“Saya ingat Master pernah berkata bahwa barang daur ulang adalah permata dan membuangnya akan mengurangi berkah. Saya merasa bahwa kalimat itu sangat bermakna. Awalnya, saya merasa malu. Namun, kini bahkan anak-anak saya pun sudah terbiasa. Saat melihat botol, mereka akan memungutnya,” kata Song Weihua pemilik supermarket vegetaris.

Banyak orang yang memberikan tatapan aneh saat melihat orang mengumpulkan barang daur ulang. Jadi, butuh keberanian untuk mengumpulkan barang daur ulang.

Selain itu, kita juga harus paham bahwa Bumi membutuhkan perlindungan manusia dan kita harus membimbing orang-orang untuk melindungi Bumi. Jadi, pelestarian lingkungan bukan sekadar teori. Kita harus membimbing orang-orang untuk melakukannya.

“Izinkan saya untuk mewakili Kakak Zeng Feng memberikan helm ini padamu. Terimalah doa dari para insan Tzu Chi Guangzhou. Mari berpelukan. Berjuanglah,” kata Qi Yingmei relawan Tzu Chi.

“Terima kasih, Kak. Saya sudah menerima helm darimu. Saya akan memperhatikan keselamatan diri. Mampu ataupun tidak, saya akan bersumbangsih. Master berkata bahwa setiap orang memiliki potensi yang tak terhingga. Saya berpegang pada prinsip ini dan mempertahankan tekad saya. Perlahan-lahan, bertambah beberapa relawan baru sehingga keyakinan saya semakin teguh,” kata kata Ma Wenxu relawan Tzu Chi.


Beberapa relawan ini sangat berpotensi. Perlahan-lahan, mereka juga dapat mengemban tanggung jawab. Mereka adalah para relawan daur ulang yang biasanya terjun ke jalan. Saya yakin jumlah relawan di sini akan semakin banyak kelak,” pungkasnya.

Dedikasi satu orang dapat menginspirasi sekelompok orang. Mereka terus melakukan daur ulang dan telah menginspirasi sekelompok besar orang untuk bersumbangsih bersama. Mereka mengumpulkan, memilah, dan merapikan barang daur ulang. Ini sungguh tidak mudah.

Para relawan di Pulau Liuqiu melakukan daur ulang dengan bijaksana demi menciptakan berkah bagi masyarakat dan melindungi Bumi. Mereka melakukan daur ulang dengan tulus. Namun, dikirim ke manakah barang-barang daur ulang yang terkumpul?

Berhubung Pulau Liuqiu adalah tempat wisata, banyak wisatawan yang berkunjung ke sana. Konsumsi setiap orang di sana, baik makanan maupun barang, semuanya tak lepas dari kemasan plastik. Setelah makan atau menggunakan sesuatu, orang-orang akan menghasilkan sampah plastik.

Lihatlah, para relawan kita membersihkan semua barang daur ulang, lalu memasukkannya ke dalam karung. Apa yang mereka lakukan dengan barang daur ulang yang terkumpul? Mereka menanti kapal untuk mengangkut barang daur ulang dari Pulau Liuqiu ke Taiwan.

Beruntung, ada pemilik kapal yang membantu. Berhubung tahu bahwa kita berbuat baik, beliau pun membantu kita mengangkut barang ke Taiwan secara gratis.

“Saya membantu tanpa memungut biaya. Saya ingin turut bersumbangsih dengan membantu semampu saya. Demikianlah pemikiran saya saat itu,” kata Huang Di-fang penanggung jawab Perusahaan Pelayaran Gong Cheng.

 

Mereka semua bersumbangsih tanpa pamrih demi menjaga kelestarian lingkungan Pulau Liuqiu. Jadi, orang baik melakukan hal yang baik. Intinya, asalkan sesuatu itu benar dan baik, maka lakukan saja.

Jika setiap orang di dunia ini memiliki prinsip seperti ini, dunia pasti akan damai dan tenteram. Saat pikiran manusia selaras, dunia akan tenteram. Saat pikiran manusia tidak selaras, unsur tanah, air, api, dan angin akan tidak selaras. Jadi, saat bencana alam terjadi, kekuatan manusia tidak mampu menghentikannya.

Untuk meredam bencana, dibutuhkan ketulusan semua orang. Di sini, kita berdoa pada pagi dan siang hari dengan hati yang tulus. Hanya gema doa yang tulus yang bisa menjangkau para Buddha, Bodhisatwa, dan dewa. Jadi, semua orang harus tulus.

Suara segelintir orang sangatlah kecil. Saat banyak orang berdoa dengan tulus, barulah gema doa tersebut dapat menjangkau para dewa. Tentu saja, Buddha dan Bodhisatwa yang penuh welas asih selalu melindungi semua makhluk.

Buddha membabarkan Dharma agar semua orang dapat memahami kebenaran. Dengan menghindari perbuatan jahat, kita akan hidup tenteram. Dengan giat bersumbangsih dan berbuat baik, kita dapat memupuk berkah. Kita dapat mewujudkan ketenteraman dengan menghindari perbuatan jahat dan memupuk berkah dengan berbuat baik.

Tiga racun batin bagai kebakaran yang terus merambat
Menyucikan hati diri sendiri untuk melindungi semua makhluk
Menggalakkan pelestarian lingkungan dengan tulus
Berbuat baik untuk memupuk berkah dan mewujudkan ketenteraman

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 01 Oktober 2020          
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 03 Oktober 2020
Keindahan kelompok bergantung pada pembinaan diri setiap individunya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -