Ceramah Master Cheng Yen: Menyucikan hati dan Menyebarkan Aliran Jernih
Bencana banjir juga bisa menimbulkan penderitaan tak terkira bagi banyak orang. Sementara negara tertinggal dilanda banjir, negara maju juga kerap dilanda bencana. Di Indiana, Amerika Serikat, terjangan topan tornado secara beruntun juga mendatangkan bencana besar. Ada lebih dari 400 unit rumah di sepanjang jalan yang dilalui tornado yang runtuh dan hancur.
Saat memberikan penghiburan, insan Tzu Chi melihat bahwa sebagian warga lebih optimistis. Mereka merasa sangat bersyukur karena masih hidup. Mereka bisa berpikiran terbuka. Namun, ada pula yang tidak bisa menerimanya. Ada yang berkata bahwa tiga tahun yang lalu, mereka dilanda bencana besar. Kini, mereka kembali dilanda bencana besar. Sungguh sulit bagi mereka untuk menerima hal ini.
Di seluruh dunia, setiap orang memiliki perasaan yang berbeda karena kondisi setiap orang berbeda. Intinya, hidup ini tidaklah kekal. Pada akhirnya, yang tersisa hanyalah kekosongan dan penderitaan. Orang yang paling dipenuhi berkah juga akan pergi tanpa membawa apa-apa. Karena itu, kita harus sungguh-sungguh menggenggam setiap waktu. Yang terpenting adalah bersumbangsih dengan penuh sukacita. Saat orang yang dilanda penderitaan tidak bisa berpikiran terbuka, kita yang lebih beruntung harus menjangkau dan membantu mereka. Dengan demikian, mereka dapat terselamatkan dan hati kita akan dipenuhi sukacita dalam Dharma.
Kita juga melihat baksos kesehatan di Indonesia sekitar sebulan yang lalu. Satu bulan kemudian, para anggota TIMA kembali ke sana untuk melakukan pemeriksaan kesehatan. Warga setempat sangat tersentuh dan bersyukur. Dengan ketulusan kasih sayang, para relawan kita mencurahkan perhatian jangka panjang. Mereka menjangkau warga dengan penuh cinta kasih dan perhatian. Saat melihat insan Tzu Chi, warga setempat selalu berterima kasih. Bagi yang masih sakit, para dokter TIMA mengobati mereka. Bagi yang sudah sehat, dokter TIMA memberikan penyuluhan kesehatan agar warga dapat mencegah penyakit dan menjaga kesehatan. Inilah yang dilakukan Tzu Chi Indonesia. Kekuatan cinta kasih ini sungguh penuh kehangatan.
Badan misi pendidikan kita, SD dan SMP Tzu Chi, juga meraih penghargaan pendidikan budi pekerti dari Kementerian Pendidikan pada tahun 2016. Sungguh, kita sangat mengkhawatirkan pendidikan masa kini. Karena itu, kita terus menekankan bahwa pendidikan budi pekerti sangat penting dan bersiteguh memberikan pendidikan budi pekerti di sekolah kita.
Kita sering mengajak anak-anak kita memperhatikan orang yang hidup sebatang kara dengan berkunjung ke rumah warga, panti wreda, panti asuhan, dan tempat lainnya. Guru kita bukan hanya mengajarkan teori di dalam kelas, tetapi juga mengajak anak-anak mempraktikkannya secara nyata agar anak-anak dapat menyadari berkah dan membangkitkan cinta kasih setelah melihat penderitaan.
Kita melatih anak-anak agar tidak takut pada orang-orang yang lingkungan tempat tinggalnya berantakan dan kotor. Kita melatih anak-anak agar tidak takut pada mereka, melainkan mendekati mereka serta mengulurkan tangan untuk menghibur, melayani, dan membantu mereka membersihkan lingkungan tempat tinggal. Lewat pendidikan seperti ini, anak-anak dapat membina kebiasaan menolong orang lain sebagai sumber kebahagiaan. Karena itulah, kita memperoleh pengakuan dari Kementerian Pendidikan dan meraih berbagai penghargaan. Ini juga membuat orang sangat tersentuh.
Kemarin, saya juga mendengar kabar baik. Dalam Golden Bell Awards ke-51, Sutradara Pang Yi-an meraih penghargaan dedikasi seumur hidup. Ini sungguh suatu kehormatan besar. Kita juga meraih tujuh nominasi. Salah satunya adalah program “All about Health” yang dibawakan oleh Kepala RS Chien Shou-hsin. Program “All about Health” yang dibawakan oleh beliau selama 15 tahun ini telah meraih nominasi sebanyak enam kali dalam Golden Bell Awards dan berhasil meraih penghargaan satu kali. Aktris dalam drama kita, Lin Chia-li, juga meraih nominasi. Selain drama dan program Da Ai TV, program siaran radio kita juga meraih tiga nominasi. Semua program kita diproduksi untuk menyucikan hati manusia.
Setiap jenis Dharma bisa disebarkan lewat misi budaya humanis kita. Benar, misi budaya humanis merupakan salah satu dari Empat Misi Tzu Chi. Manusialah yang bisa membabarkan Dharma. Dharma sebaik apa pun membutuhkan manusia untuk membabarkannya. Kini kita bisa membabarkan Dharma dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi.
Manusia telah mengembangkan teknologi yang bisa memadukan dunia nyata dan dunia maya. Bukankah banyak yang tidak nyata sekarang?
Kini sebagian anak muda selalu bermain “Pokemon Go”. Anak-anak muda ini berjalan kaki tanpa melihat jalan karena terpaku pada ponsel mereka. Ini mengakibatkan banyak kecelakaan. Pikiran mereka terpaku pada dunia maya. Ini sungguh berbahaya. Jika kita memanfaatkan teknologi dengan baik, kita bisa menyebarkan Dharma ke tempat yang sangat jauh.
Kita juga melihat guncangan gempa bumi yang merusak lebih dari 400 pagoda di Bagan, Myanmar yang terkenal akan banyaknya pagoda.Insan Tzu Chi telah menjangkau lokasi bencana dan berusaha untuk membantu korban bencana dan memulihkan lokasi bencana.
Kita juga melihat di sebuah desa di Myanmar, meski sebagian warga tidak kaya, mereka bisa menyumbangkan segenggam beras. Hasil penjualan beras tersebut digunakan untuk membangun aula seminar dan sebagainya. Aula seminar ini bisa dibangun berkat himpunan segenggam demi segenggam beras. Asalkan memiliki tekad, akumulasi tetes demi tetes cinta kasih juga bisa membentuk kekuatan besar. Setiap orang hendaknya lebih bersungguh hati menonton program Da Ai TV agar lebih memahami apa yang Tzu Chi lakukan.
Bencana alam kerap terjadi akibat karma kolektif semua makhluk
Menggelar baksos kesehatan dan memberikan pendidikan budi pekerti
Program yang berkualitas kerap meraih penghargaan
Memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk menyebarkan aliran jernih
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 9 September 2016
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 11 September 2016