Ceramah Master Cheng Yen: Menyucikan Hati dan Pikiran untuk Mengurangi Bencana


Ketidakselarasan iklim telah membawa penderitaan yang tak terkira bagi umat manusia. Semua orang terkena dampaknya. Orang kaya sekalipun juga merasakan dampaknya. Kita juga melihat banyak bencana akibat ulah manusia terjadi di seluruh dunia. Melihat ini, saya selalu bertanya-tanya mengapa orang-orang menyebabkan bencana. Mengapa mereka tidak menaati aturan dan menunaikan kewajiban masing-masing? Mengapa mereka tidak menyucikan hati dan pikiran?

Setiap hari, kita berdoa pagi dan siang. Kita harus berdoa dengan ketulusan yang sama agar ketulusan kita dapat menjangkau para Buddha dan Bodhisatwa. Berapa besar ketulusan yang telah kita ungkapkan? Berapa banyak orang yang berdoa untuk kedamaian dengan tulus? Sangat sedikit.

Dengan populasi penduduk yang sangat besar di dunia yang luas ini, berapa banyak orang yang mengumbar ketamakan dan mengejar kenikmatan? Berapa banyak orang yang menenangkan hati dan berdoa dengan tulus? Hanya segelintir orang. Apakah gema doa kita dapat terdengar oleh para Buddha dan Bodhisatwa? Gema doa kita benar-benar sangat lemah. Apakah karena hal ini kita berhenti bersikap tulus? Tidak, kita justru harus lebih tulus.

Berhubung hanya segelintir orang yang berdoa dengan tulus, kita harus menginspirasi lebih banyak orang untuk membentuk energi keharmonisan yang lebih besar. Saya sering mengatakan bahwa manusia, bumi, dan langit harus harmonis. Kita harus menyatukan hati semua orang untuk menciptakan keharmonisan dan kedamaian. Tanpa kesatuan hati, tidak akan tercipta kedamaian. Sebaliknya, orang-orang akan saling bertikai.


Semua makhluk berwatak keras dan sulit ditaklukkan. Buddha juga sangat prihatin karena semua makhluk memiliki watak yang keras dan sulit ditaklukkan. Ini membuat kita sungguh tidak berdaya. Yang harus kita ketahui adalah Buddha mengatakan bahwa usia rata-rata manusia dapat bertambah atau berkurang dari waktu ke waktu. Ketika masyarakat menciptakan berkah, usia rata-rata manusia akan bertambah satu tahun setiap satu abad. Jika kita menciptakan berkah di dunia, usia rata-rata manusia akan terus bertambah. Sebaliknya, jika orang-orang membangkitkan ketamakan dan menyebabkan bencana, usia rata-rata manusia tentu akan terus berkurang. Apakah yang mengurangi usia rata-rata manusia? Bencana alam dan bencana akibat ulah manusia.

Kita melihat bagaimana Haiti dilanda banjir dan selama bertahun-tahun dilanda pergolakan masyarakat sehingga penjarahan dan sebagainya kerap terjadi. Bencana alam dan bencana akibat ulah manusia benar-benar membawa penderitaan besar bagi masyarakat di sana. Relawan Tzu Chi di sana sangatlah sibuk. Selain memberikan bantuan bencana, mereka juga membantu warga kurang mampu di sana. Tanpa memandang perbedaan agama, pastor juga bergabung dengan Tzu Chi dan menolong warga Haiti yang dilanda bencana.


Kini, banyak Bodhisatwa di seluruh dunia turut bersumbangsih bersama Tzu Chi. Mereka percaya terhadap Tzu Chi sehingga bersedia bersumbangsih tanpa memandang perbedaan agama. Untuk membalas dukungan semua orang, kita menghimpun tetes demi tetes cinta kasih untuk membantu orang-orang yang membutuhkan. Ketika suatu negara membutuhkan bantuan, kita akan segera mengirimkan bantuan ke sana, baik lewat jalur laut maupun udara. Intinya, asalkan melihat orang yang mengalami penderitaan, kita harus mencari cara untuk menolongnya.

Ketika Buddha membabarkan Sutra Teratai, dikatakan bahwa para Buddha datang dari segala penjuru, sedangkan para Bodhisatwa bermunculan dari dalam tanah dan turun dari langit. Bukankah ini cara kita dalam memberikan bantuan? Buddha mengatakan bahwa untuk bersumbangsih sebagai Bodhisatwa dunia, kita harus memahami bahwa dunia yang terdiri atas tiga kelompok alam ini bagaikan rumah yang tengah terbakar. Di manakah kita bisa menemukan tiga kelompok alam ini? Di dalam batin kita.

Salah satu dari tiga kelompok alam ini adalah alam nafsu. Alam nafsu di dalam batin kita membuat kita memiliki keinginan dan ketamakan yang tak berujung. Ketika kita memiliki satu, kita menginginkan sembilan lagi. Jika kita memiliki 1 dolar, kita akan berpikir bahwa alangkah baiknya jika dapat memiliki 10 dolar. Setelah kita memiliki 10 dolar, kita akan berpikir bahwa lebih baik memiliki 100 dolar. Setelah memiliki 100 dolar, kita akan menginginkan 1.000 dolar. Kita terus menginginkan lebih dan tidak pernah merasa cukup.


Saya sering mengatakan bahwa di meja saya terdapat selembar uang kertas senilai 50 miliar dolar Zimbabwe yang hanya bisa digunakan untuk membeli 2 buah pisang. Saya melihat uang kertas itu setiap hari. Jadi, sebenarnya, berapa banyak yang kita butuhkan? Orang yang berpengetahuan akan paham dan merasa puas. Selain merasa puas, orang yang bijaksana juga akan bersumbangsih. Inilah yang disebut kebijaksanaan.

Dengan memiliki kebijaksanaan, kita bisa menjadi Bodhisatwa. Bodhisatwa datang karena adanya makhluk yang menderita. Kita para insan Tzu Chi sudah membuka Jalan Bodhisatwa di dunia. Sekarang, kita harus terus membentangkan Jalan Bodhisatwa yang mulus dan menginspirasi lebih banyak orang untuk bergabung bersama kita. Dunia ini sangatlah luas. Kita harus terus membentangkan jalan dari generasi ke generasi. 

Menyucikan hati dan pikiran serta berdoa dengan tulus
Menaklukkan watak yang keras dan melenyapkan nafsu keinginan
Mengurangi bencana dan membantu orang miskin
Membentangkan Jalan Bodhisatwa dan mewariskan kebajikan 

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 15 Juni 2023
Sumber: Lentera Kehidupan - Daai Tv Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Felicia
Ditayangkan Tanggal 17 Juni 2023
Kita hendaknya bisa menyadari, menghargai, dan terus menanam berkah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -