Ceramah Master Cheng Yen: Menyucikan Hati dan Tubuh serta Mewariskan Misi Tzu Chi
Saya sangat berterima kasih kepada para relawan senior, terutama para relawan TIMA. Dokter Huang Bo-shi adalah yang paling awal bergabung. Beliau mendedikasikan dirinya sejak pertama kali saya mengadakan baksos kesehatan di Hualien. Setelah itu, juga ada Dokter Hong, Dokter Ye, dan banyak dokter lainnya yang turut bergabung dalam Tzu Chi. Tzu Chi memiliki banyak Bodhisatwa dunia. Mereka terdiri dari para dokter, pengusaha, dan ibu rumah tangga. Sebagian dari mereka bergabung ketika muda dan telah bersumbangsih dalam waktu yang lama.
Dalam perjalanan ini, saya sungguh merasa diri sendiri penuh berkah karena dapat menjalin jodoh baik dengan banyak orang. Berkat kalian semua, Tzu Chi baru dapat berjalan hingga hari ini. Selama menempuh perjalanan panjang ini, relawan Tzu Chi Taiwan menjadi panutan bagi seluruh relawan Tzu Chi di dunia. Mereka juga sangat giat dan berdedikasi.
Setiap hari, saya bertemu dengan banyak relawan dan melihat mereka sangat bersungguh hati. Dalam satu tahun terdapat 365 hari dan setiap hari banyak orang yang membagikan pengalamannya dengan saya. Para relawan bersedia berbagi pengalaman mereka. Saya sangat berterima kasih.
“Satu-satunya kegiatan baksos kesehatan tahun ini diadakan pada 14 Agustus dan banyak orang menantikannya, termasuk para penderita cedera sumsum tulang belakang. Banyak di antara mereka yang kesulitan menjangkau fasilitas medis sehingga menderita penyakit kronis dan tidak bisa mendapatkan pengobatan yang layak. Kebetulan Bapak Lin mengadakan baksos kesehatan setiap tahunnya agar para pasien ini berkesempatan untuk mendapatkan perawatan medis yang tepat. Dokter Ye adalah salah satu penyelenggara yang telah mengumpulkan banyak dokter. Ada dokter dari 11 departemen yang berpartisipasi. Setelah itu, kita mulai melakukan perencanaan dan persiapan,” kata Dokter Hong Hong-dian Wakil Ketua TIMA Kaohsiung.
“Demi kelancaran baksos kesehatan, kita mengundang relawan untuk memberikan pendampingan kepada pasien. Kita mengundang para relawan sehingga setiap pasien dapat didampingi oleh seorang relawan sepanjang kegiatan. Ini membuat para pasien merasa penuh kehangatan. Saya paling bersyukur saat pemeriksaan gigi, salah satu relawan merancang sebuah penyangga. Setelah penyangga ini dipasang, kursi roda dapat didorong ke penyangga ini dan dimiringkan seperti kursi periksa gigi. Selain itu, dia juga memasang alat di bagian kaki penyangga untuk mengamankan kursi roda di tempatnya. Ini membuat pekerjaan pemeriksaan gigi menjadi lebih mudah,” pungkas Dokter Hong Hong-dian.
“Saya sudah mencobanya sendiri dan merasa sangat nyaman. Para pasien dapat duduk di kursi roda sendiri sehingga lebih terbiasa. Sudutnya diatur dengan sangat baik. Saya merasa ini benar-benar inovatif. Saya sangat berterima kasih kepada Tzu Chi dan seluruh relawan yang telah membantu mewujudkan kegiatan ini. Kita juga berharap tahun depan, tahun depannya lagi, bahkan setiap tahun dapat mengadakan kegiatan baksos kesehatan ini,” kata Lin Jin-xing.
“Aula Jing Si dapat diakses penyandang disabilitas, ini benar-benar sangat hebat. Penyangga untuk kursi periksa gigi dan koper peralatan merupakan barang-barang penting yang sangat dibutuhkan dokter gigi. Para pasien tidak perlu diangkat atau dipindahkan. Mereka juga tidak merasa canggung dan menyusahkan orang lain. Sebenarnya, saya sendiri adalah dokter spesialis gigi yang melayani penyandang disabilitas. Saat saya magang di poli gigi bagi penyandang disabilitas, saya melihat seorang dokter menggenggam kedua tangan pasien. Ini mengingatkan saya saat masih menjadi Tzu Ching, saya melihat para relawan melakukan hal yang sama. Mereka menggenggam tangan dan mendampingi pasien. Saya juga ingin melakukan hal ini,” kata Li Zi-ying Dokter TIMA.
“Saya sangat terharu dan hendak meneruskan rasa haru ini lewat pekerjaan saya. Saya menganggap para pasien berkebutuhan khusus sebagai keluarga saya dan tidak akan melupakan mereka. Bergabung dalam Tzu Ching dan Tzu Chi telah membawa pengaruh besar dalam hidup saya. Saya merasa bahwa profesi dokter gigi sangatlah bermakna,” pungkas Li Zi-ying.
Setelah mendengar cerita para dokter TIMA tentang bagaimana mereka menjadi Bodhisatwa dunia, saya sangat bersyukur. Hal yang kalian lakukan sungguh menginspirasi orang dan orang-orang juga sangat menghargainya.
Akhir-akhir ini, saya selalu mengatakan untuk merekrut lebih banyak Bodhisatwa dunia. Perekrutan harus terus dilakukan. Orang-orang yang berjodoh dengan kita masih menunggu untuk diajak bergabung. Jadi, kita harus lebih tekun dan bersungguh hati. Kita juga harus terus mewariskan misi Tzu Chi. Mewariskannya bukan berarti kita dapat berhenti dan beristirahat sejenak. Kita masih harus terus mendampingi mereka yang belum berpengalaman dan menyemangati satu sama lain.
Kita mengajak generasi muda yang baru terjun dalam masyarakat untuk mengembangkan potensi mereka. Mereka memiliki cara sendiri dalam melakukan suatu hal. Bagi para relawan senior, masih banyak orang-orang yang memiliki potensi menjadi Bodhisatwa dunia yang menunggu untuk dibimbing. Singkat kata, selama kita masih dapat bernapas, kita tidak boleh menyia-nyiakan nilai kehidupan kita. Setiap detik, kita harus memiliki semangat misi.
Lihatlah para dokter TIMA, mereka telah mendedikasikan kehidupan mereka untuk menyelamatkan nyawa orang-orang. Mereka juga bergabung dalam Tzu Chi dan mendampingi orang-orang. Inilah keluarga besar kita. Kita peduli dengan orang-orang layaknya keluarga. Karena itu, kita harus selalu menyapa dan mengajak mereka untuk bergabung dalam Tzu Chi. Saya berharap para dokter TIMA dapat melakukannya.
Setiap orang di dunia bisa jatuh sakit. Ini adalah hukum alam. Tua, sakit, dan mati, ini adalah hal alami yang terjadi dalam kehidupan. Namun, dalam prosesnya, orang-orang membutuhkan dokter untuk mendampingi mereka. Untuk orang yang sehat, kita perlu mengedukasi mereka dalam hal kesehatan. Bagaimana cara menjaga kesehatan? Sekarang, kita menggalakkan vegetarisme.
Menggalakkan vegetarisme tidak hanya membantu menyehatkan tubuh, juga menjaga kesehatan batin. Kita juga dapat menggalakkan vegetarisme untuk mengurangi pencemaran udara. Bagaimana kita menjaga udara tetap segar? Bagaimana cara mengurangi pencemaran di Bumi? Ini semua berkaitan dengan pola makan orang-orang. Jadi, makan adalah perkara yang sangat krusial.
Kebiasaan makan manusia telah mencemari Bumi. Demi mengonsumsi daging, kita memelihara hewan ternak. Industri peternakan harus memelihara banyak hewan untuk memenuhi nafsu makan manusia. Dahulu, saya sering mengatakan, "Jangan biarkan perut kita menjadi kuburan hewan." Kita benar-benar harus menyucikan hati dan tubuh untuk bersumbangsih bagi dunia. Dengan demikian, kita dapat menjaga kelestarian lingkungan dan meredam perselisihan antarmanusia. Jadi, demi kebaikan semua makhluk, para dokter TIMA sungguh-sungguh menggalakkan vegetarisme.
Mari kita menyatukan hati dan menjaga kelestarian lingkungan dengan memulainya dari menyucikan jiwa dan raga. Kalian memiliki pengetahuan medis untuk mengedukasi orang-orang tentang cara hidup sehat dan memberi tahu mereka manfaat dari bervegetaris. Saya yakin ini akan membantu Bumi kita sekarang.
Orang-orang sering berbicara tentang emisi karbon dan nol emisi karbon. Bagaimana cara mengurangi emisi karbon? Bagaimana cara kita mengontrol emisi karbon supaya bisa mencapai nol emisi karbon? Intinya, menyelamatkan dunia, menyucikan hati, dan menjaga kesehatan orang-orang adalah tanggung jawab kita bersama.
Jalinan jodoh telah menyatukan orang-orang yang baik hati
Mewariskan misi Tzu Chi dari generasi ke generasi
Bervegetaris demi menjaga kesehatan dan melindungi Bumi
Menyucikan jiwa dan raga serta mengurangi emisi karbon
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 23 Oktober 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 25 Oktober 2022