Ceramah Master Cheng Yen: Menyucikan Hati Demi Melenyapkan Bencana

di Ethiopia, akibat perubahan iklim, kekeringan terjadi dalam jangka panjang. Sudah lama hujan tidak turun. Akibat kekeringan ini, warga kekurangan air bersih. Hewan ternak pun mati kelaparan dan kehausan. Tak mudah juga bagi warga untuk mendapatkan air. Di dalam ingatan saya, sepuluh hingga dua puluh tahun lalu, insan Tzu Chi pernah pergi ke Ethiopia. Saat itu, para relawan melihat penderitaan warga setempat. Ini bukan semata-mata akibat kondisi iklim ekstrem, melainkan juga akibat perang saudara. Jadi, bencana alam yang ada diperparah oleh ulah manusia sendiri. Kita melihat bagaimana warga di sana berusaha mengambil air dari sumber yang dangkal dan kotor.

Pemandangan itu sungguh membuat kita merasa prihatin. Mereka adalah manusia seperti kita, tetapi harus hidup seperti itu. Di kemudian hari, kita juga membangun pusat pengobatan untuk mereka. Meski disebut sebagai pusat pengobatan, sesungguhnya ia hanyalah sebuah bangunan kecil untuk orang-orang berteduh dengan aman, dilengkapi dengan sedikit fasilitas medis sederhana. Kita juga membangun posko kesehatan. Namun, tiada orang yang bertugas di sana. Jadi, kita memberi pelatihan bagi lebih dari 300 tenaga medis. Kita juga membangun tempat penampungan air.

Air dialirkan dari pegunungan ke tempat penampungan tersebut agar warga bisa mengambil air di sana dengan ember. Inilah yang kita lakukan saat itu. Meski demikian, kita juga melihat hingga kini, warga Etiopia masih menderita. Sebanyak 7.500 orang di sana harus mengembara untuk mencari makanan. Mereka sungguh menderita. Menurut mereka, fenomena El Nino menyebabkan kekeringan yang mereka alami lebih parah dibanding tahun-tahun sebelumnya. Saya sungguh bertanya-tanya kapankah kondisi di sana akan membaik. Umat manusia sungguh harus sadar. Sungguh, jika manusia tidak sadar sekarang juga, maka bukan hanya perubahan iklim, wabah penyakit juga  akan terus berkembang dan menyerang manusia.

Kini ada sejenis virus yang disebut virus Zika telah menyebar di Honduras dan menjangkiti lebih dari seribu orang. Selain itu, di Venezuela, negara dengan tingkat kemiskinan cukup tinggi, juga telah ditemukan lebih dari 4.500 kasus terduga virus Zika. Cara apa yang harus digunakan manusia untuk meredam reaksi alam? Sesungguhnya, segala cara kita tidak akan efektif. Yang terpenting adalah masing-masing individu hendaknya tulus membangkitkan kesadaran. Kita sungguh harus menyucikan batin sendiri. Jika batin kita tidak disucikan maka akan semakin banyak hal menakutkan yang akan terjadi. Namun, di dalam dunia Tzu Chi, lewat siaran berita Da Ai TV kita bisa melihat para relawan di luar Taiwan masih terus menyalurkan bantuan musim dingin.

Di Amerika Serikat, Vietnam, dan berbagai negara lainnya, penyaluran bantuan ini berlangsung bersamaan. Berkat pembagian bantuan ini, selain mendapat barang bantuan, banyak keluarga juga memperoleh kehangatan batin. Banyak pula orang tua yang hidup sebatang kara mendapat perhatian lewat kegiatan tersebut. Kehangatan insan Tzu Chi seperti ini ada di berbagai negara. Insan Tzu Chi membawa kehangatan di musim dingin. Melihatnya, saya sungguh merasa tenang. Beberapa hari ini, cuaca sangat dingin, tetapi masih ada bencana kebakaran yang terjadi di beberapa tempat dan sulit dikendalikan.

Pada salah satu kasus, terdapat seorang ayah yang tidak sempat menyelamatkan diri sehingga terjebak dan meninggal di dalam rumah. Istrinya juga terluka dan dilarikan ke rumah sakit. Dua anaknya tidak tahu apa yang harus diperbuat. Lurah setempat akhirnya memberikan bantuan. Namun, warga masyarakat setempat tidak berani membantu karena sang tuan rumah meninggal di rumahnya. Akhirnya, ada seorang relawan Tzu Chi yang menelepon lurah setempat untuk menanyakan apakah mereka butuh bantuan. Bantuan ini tentu sangat dibutuhkan karena lurah tersebut juga tidak tahu apa yang harus dilakukan. Bantuan ini sungguh tepat waktu. Setelah memahami kebutuhannya, insan Tzu Chi segera bergerak. Dua hari kemudian, puluhan relawan datang ke sana untuk membersihkan daerah kebakaran. Singkat kata, dibutuhkan inisiatif satu orang untuk memulai kebajikan.

Di dalam Sutra Makna Tanpa Batas juga dikatakan bahwa satu benih dapat tumbuh menjadi tak terhingga. Bodhisatwa pun tumbuh dari satu menjadi tak terhingga. Insan Tzu Chi sungguh telah mengerahkan kekuatan di mana pun dibutuhkan. Mereka semua benar-benar rela bersumbangsih. Sungguh banyak hal yang mengharukan. Beberapa hari ini, bersamaan dengan pembagian bantuan musim dingin, kita mengadakan acara makan bersama bagi para penerima bantuan di berbagai daerah. Acara ini sungguh penuh kehangatan. Peran para anggota TIMA (Tzu Chi International Medical Association) yang memberikan pelayanan kesehatan dan para relawan yang membantu memotong rambut juga tidak dapat diabaikan. Mereka semua sangat bersungguh hati. Ini adalah keindahan, kebajikan, dan cinta kasih yang tak habis diceritakan. Semua ini juga terwujud di dunia ini.

Perbuatan umat manusia juga dapat membawa kehangatan, kebenaran, kebajikan, dan keindahan. Namun, sebelumnya kita juga melihat dampak ketidakselarasan iklim di dunia. Kita juga melihat bencana akibat ulah manusia. Apa yang harus kita lakukan? Apa yang bisa kita lakukan untuk memperbaiki kondisi bumi ini? Kita tidak dapat melawan kekuatan alam. Yang dapat kita lakukan hanyalah sungguh-sungguh berintrospeksi dan menyucikan batin kita sendiri agar kembali pada sifat hakiki yang penuh cinta kasih. Dengan demikian, kita akan melihat masyarakat yang penuh kehangatan dan keharmonisan serta umat manusia yang penuh potensi kebajikan. Akhir kata, kita harus benar-benar bersungguh hati.

Kekeringan menyebabkan bencana kelaparan

Ulah manusia membawa penderitaan panjang

Berinisiatif memberi bantuan di saat yang tepat

Menyucikan batin dan kembali pada hakikat sejati

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 29 Januari 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan di DAAI TV Indonesia tanggal 31 Januari 2016
Mampu melayani orang lain lebih beruntung daripada harus dilayani.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -