Ceramah Master Cheng Yen: Menyucikan Hati Manusia dan Berdoa Semoga Dunia Bebas Bencana

Orang-orang hendaknya sebisa mungkin menghindari tempat-tempat yang berbahaya. Lihatlah, begitu insiden terjadi, para anggota tim penyelamat harus melakukan upaya penyelamatan sepanjang malam. Tugas mereka sungguh sangat berat dan berbahaya. Bayangkan bagaimana perasaan keluarga korban. Mereka pasti merasa sangat kehilangan. Ini sungguh penyesalan yang sangat besar. Kita harus berdoa dengan tulus demi para korban.

Di Texas, Amerika Serikat, juga terjadi bencana. Akibat guyuran hujan deras belakangan ini, sebuah kendaraan yang mengangkut tentara hanyut dan terbalik karena banjir. Akibat kondisi iklim yang tidak selaras, banyak bencana yang terjadi secara tiba-tiba. Ini mendatangkan banyak penderitaan. Di Perancis, guyuran hujan deras selama seminggu telah memicu meluapnya air Sungai Seine sehingga terjadi banjir.

Kemarin, saya mengadakan telekonferensi dengan relawan kita di Ekuador. Salah satu di antaranya adalah Nils Aucante yang berasal dari Perancis. Dia berkata bahwa beberapa hari yang lalu, rumahnya sudah tergenang banjir dan orang tuanya telah berevakuasi. Dia sangat khawatir dan sangat ingin pulang untuk membantu orang tuanya. Namun, dia juga merasa bahwa mendokumentasi dan menjadi saksi sejarah Tzu Chi di Ekuador merupakan tanggung jawab yang tidak bisa ditinggalkannya. Jadi, dia tetap mengemban tanggung jawabnya. Berhubung penyaluran bantuan di Ekuador telah berakhir kemarin, maka dia pun kembali ke Perancis. Dia berkata bahwa dia bersyukur kepada insan Tzu Chi di Perancis yang telah menghubungi dan memperhatikan orang tuanya. Setelah kembali ke Perancis, dia akan bekerja sama dengan insan Tzu Chi untuk melakukan survei guna memahami kondisi bencana di sana. Setelah memahami kondisi bencana di sana, dia akan mengabari insan Tzu Chi di Amerika Serikat dan negara lainnya untuk mendiskusikan bagaimana cara menyalurkan bantuan. Inilah yang terjadi di Perancis.

Melihat dunia yang penuh bencana ini, saya sungguh merasa bahwa setiap orang harus membangkitkan ketulusan. Berbicara mengenai ketulusan, pada bulan Mei, relawan di Durban, Afrika Selatan memperingati Hari Waisak sebulan penuh. Demi menggelar pemandian rupang Buddha di berbagai daerah, relawan kita menempuh jarak sejauh 930 km. Agar orang-orang mengenal Dharma, mereka memperkenalkan cinta kasih Yang Maha Sadar. Mereka menyucikan hati diri sendiri terlebih dahulu sehingga bisa menyucikan hati orang lain. Jika hati semua orang tersucikan, maka akan terhimpun cinta kasih untuk menolong sesama. Mereka berbagi Dharma tanpa membedakan agama dan ras. Mereka dapat bersumbangsih bagi semua orang dengan penuh rasa hormat.

Lihatlah, saat mengunjungi seorang pasien, dia sedang pergi ke gereja. Relawan kita mendapati bahwa dia sedang pergi ke gereja. Karena itu, relawan kita pun pergi ke gereja. Setelah tiba di gereja, mereka mendengar khotbah pastor dengan tertib. Setelah pastor selesai berkhotbah, mereka menjelaskan kepada pastor itu bahwa kedatangan mereka bertujuan untuk memperkenalkan Tzu Chi. Pastor itu juga mengizinkan mereka untuk menggelar upacara pemandian rupang Buddha bagi pasien itu di dalam gereja. Ini sungguh pemandangan yang istimewa. Para jemaat di gereja itu turut bernyanyi untuk mendoakan pasien itu. Sungguh, ladang pelatihan terdapat di mana-mana.

Lihatlah, saat tidak memiliki tempat, relawan kita memanfaatkan kendaraan mereka sebagai meja pemandian rupang Buddha. Upacara juga berlangsung dengan khidmat. Bukankah mereka membabarkan Dharma di tengah kondisi yang paling sulit? Kekuatan cinta kasih mereka sungguh membuat orang tersentuh. Mereka telah mengatasi kesulitan sehingga bisa membabarkan Dharma di dunia ini. Sungguh, Dharma harus dipraktikkan, bukan sekadar teori. Tidak peduli berapa banyak Dharma yang didengar, yang terpenting adalah mempraktikkannya. Dengan mempraktikkannya, kita dapat menyerap banyak Dharma. Jika kita sering mendengar dan berbagi Dharma, tetapi jarang mempraktikkannya, maka kita tidak ada bedanya dengan orang yang jarang mendengar Dharma. Jadi, yang terpenting adalah mempraktikkan Dharma.

Beberapa hari yang lalu, tepatnya tanggal 4 Juni, kita melihat upacara kelulusan Universitas Tzu Chi serta Sekolah Menengah dan Sekolah Dasar Tzu Chi Tainan digelar secara bersamaan. Saat Universitas Tzu Chi membagikan ijazah, sekolah Tzu Chi di Tainan juga membagikan ijazah. Pertunjukan di Hualien dan Tainan juga dipersembahkan secara bersamaan. Dalam upacara kelulusan Sekolah Menengah Tzu Chi Tainan, kita mendengar bahwa ada banyak murid yang diterima di universitas nasional. Selain itu, murid-murid yang memilih untuk masuk Universitas Tzu Chi juga terlihat sangat rupawan dan cantik. Pakaian dan rambut mereka juga sangat rapi dan terlihat sangat bersih. Jika dapat mempertahankan moralitas seperti ini di perguruan tinggi dan meningkatkan prestasi belajar mereka, mereka akan menjadi harapan besar masyarakat. Kita bisa melihat Universitas Tzu Chi memberikan pendidikan secara menyeluruh. Kita bukan hanya mengajarkan pengetahuan, tetapi juga membina moralitas anak-anak. Inilah yang paling diharapkan orang tua murid. Melihat metode pendidikan kita, saya sungguh sangat bersyukur.

Kita juga bisa melihat komite eksekutif Departemen Informasi Publik PBB. Setelah menghadiri rapat PBB di Korea, beliau datang ke Hualien. Malam itu, beliau menginap di Griya Jing Si. Kemarin, beliau mengikuti kebaktian pagi dan melakukan pradaksina. Beliau merasa penuh sukacita dan menyatakan bahwa ingin berguru kepada saya. Inilah Dharma. Beliau dapat merasakan cinta kasih yang setara di Tzu Chi. Karena itulah, hatinya dipenuhi sukacita. Saya mendoakannya. Singkat kata, dunia ini penuh dengan bencana akibat pikiran manusia yang tidak selaras. Kita harus menyucikan hati manusia, barulah dunia bisa aman dan tenteram serta empat unsur alam bisa selaras. Untuk melenyapkan bencana, kita harus bertindak secara nyata. 

Tetap mengemban tanggung jawab hingga menuntaskan misi

Menggelar upacara pemandian rupang Buddha dan mendoakan seorang pasien di sebuah gereja

Menyatakan berguru kepada Master karena dapat merasakan cinta kasih yang setara

Membina insan berbakat yang lengkap dengan moralitas dan prestasi belajar

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 5 Juni 2016 

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 7 Juni 2016

Kita harus bisa bersikap rendah hati, namun jangan sampai meremehkan diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -