Ceramah Master Cheng Yen: Menyucikan Hati Manusia dan Lebih Banyak Menciptakan Berkah
“Selain menyelami Dharma, kita juga harus mewariskan dan menyebarkan Dharma. Saya berharap dengan rangkaian bunga ini, saya juga dapat menyebarkan dan mewariskan Dharma,” kata Chen Mei-yu, relawan Tzu Chi.
“Dengan melatih diri, kita dapat seperti semut kecil yang murni tanpa noda. Kita juga harus menginspirasi lebih banyak orang. Menggalang Bodhisatwa dunia secara luas adalah tanggung jawab dan kewajiban kita,” kata Chen Yu-fen, relawan Tzu Chi.
Saya bisa melihat keharmonisan di antara kalian. Dalam rangka Tahun Baru Imlek, semua orang bersungguh hati menggalang Bodhisatwa dunia. Ladang pelatihan kita juga penuh dengan suasana Tahun Baru Imlek. Kita menggenggam momen ini agar orang-orang dapat merasakan suasana tahun baru. Inilah keindahan. Lihatlah, semua orang bersungguh hati melakukan persiapan Tahun Baru Imlek.
“Master mengajari kita untuk belajar menapaki Jalan Bodhisatwa hingga sadar. Inilah yang menjadi tema kita tahun ini. Kami mengatur berbagai aktivitas dinamis dan statis. Jumlahnya mungkin melebihi 30 jenis aktivitas. Orang-orang menganggap tempat ini sebagai pusat kegiatan komunitas. Di sini, kami juga terus menggalang Bodhisatwa dunia. Ini adalah tempat yang sangat baik. Baik untuk kegiatan edukasi, kegiatan budaya humanis, maupun pelatihan batin sendiri, ini adalah tempat terbaik,” kata Fang Shang-rong, relawan Tzu Chi.
Kita menginspirasi orang-orang untuk menyucikan masyarakat dan mewujudkan keharmonisan dunia. Alangkah baiknya jika semua orang dapat berinteraksi dengan damai dan harmonis setiap hari. Yang kita pikirkan ialah bagaimana menggalang Bodhisatwa dunia dan bersumbangsih di tengah masyarakat. Saya sering berkata bahwa lebih dari 2.000 tahun yang lalu, Buddha datang ke dunia tak lain demi mengajarkan praktik Bodhisatwa, yaitu terjun ke tengah masyarakat untuk membimbing semua makhluk. Inilah tujuan utama Buddha datang ke dunia ini.
Waktu berlalu dengan sangat cepat. Dahulu, saat menjalankan Tzu Chi, baik anggota komite maupun Tzu Cheng, semuanya sangat berdedikasi. Berhubung saya ingin mendirikan rumah sakit, mendirikan sekolah, dan menyalurkan bantuan bencana internasional, kalian pun terus menjalankan misi demi misi. Semua orang menyambut seruan saya. Untuk hal-hal yang ingin saya lakukan, semua orang memberikan dukungan sehingga beban saya menjadi lebih ringan.
Sebagai Bodhisatwa, jalinan kasih sayang di antara kita sangatlah erat. Kita terus menggalang Bodhisatwa dunia, berbagi tentang Tzu Chi dengan orang yang ditemui, dan mengatasi banyak kesulitan. Ada pula orang yang sengaja mencari-cari kesalahan kita. Orang seperti ini juga tidak sedikit. Namun, tekad pelatihan kita sangat teguh. Semua orang mendukung hal yang ingin saya lakukan. Dukungan kalian sangatlah berarti.
Dahulu, saya sering menggunakan perumpamaan lembu yang menarik kereta. Meski ia menarik kereta dengan sukarela, tetapi tanjakannya makin lama makin tinggi. Selain tanjakan yang tinggi, di atas kereta juga terdapat tumpukan barang, seperti padi, beras, dan jerami. Karena itu, saya sangat bersyukur. Semua tidak akan terwujud tanpa begitu banyak insan Tzu Chi yang memberikan dukungan. Bayangkanlah, Tzu Chi berawal dari praktik celengan bambu.
Kini, kita membahas tentang Proyek Harapan di Taiwan. Harapan masyarakat terletak pada pendidikan. Gedung sekolah yang kita bangun kembali bukan hanya kokoh, bentuknya juga sesuai dengan budaya setempat. Jadi, pembangunan kembali gedung-gedung sekolah itu sungguh merupakan "Proyek Harapan" yang membawa manfaat bagi masyarakat. Inilah yang kita lakukan di era sekarang.
Setelah terjadinya Gempa 921, Proyek Harapan Tzu Chi telah membebaskan murid-murid dari ancaman putus sekolah. Kita sangat bersungguh hati dalam hal ini. Saya berharap para insan Tzu Chi tidak melupakan apa yang telah dilakukan dahulu. Orang-orang yang kini berusia 30-an hingga 40-an tahun masih belia saat itu. Mereka belum memahami organisasi Tzu Chi. Mereka tumbuh di lingkungan yang aman dan tenteram, tetapi belum memahami cinta kasih Tzu Chi. Namun, sebagai insan Tzu Chi, kita semua berada dalam cinta kasih Tzu Chi.
Kini, kita hendaknya membimbing mereka agar mereka mengerti tentang cinta kasih dan rasa syukur. Kita pernah bersumbangsih untuk membawa harapan bagi orang-orang. Mereka yang telah menerima bantuan perlu tahu berasal dari manakah masyarakat yang damai dan penuh harapan seperti sekarang. Kita harus memberi tahu mereka. Jika cinta kasih orang-orang tidak diiringi rasa syukur, masyarakat akan kehilangan harapan. Ini sama seperti membesarkan anak.
Anak juga harus bersyukur kepada orang tua. Terhadap guru yang memberikan bimbingan, murid juga harus bersyukur. Kita semua harus bersyukur kepada masyarakat. Kita harus mengenang empat budi luhur. Kita juga harus bersyukur kepada alam. Kita hendaknya menciptakan berkah bagi dunia dan bersumbangsih bagi sesama. Inilah yang selalu diajarkan di Tzu Chi, yakni bersumbangsih tanpa pamrih.
Ada banyak aspek yang perlu dipertimbangkan untuk mengadakan kegiatan yang dapat membawa sukacita bagi semua pihak. Kita juga harus berpegang pada konsep pelestarian lingkungan dengan meminimalkan produksi sampah dan pencemaran. Kita harus mempertimbangkan segala aspek. Tahukah kalian dari mana ketenteraman berasal?
Segala sesuatu ada sebabnya. Inilah hukum sebab akibat. Bagaimana kita mewujudkan masyarakat yang harmonis? Dengan mengurangi karma buruk. Jika kita lebih sering bervegetaris, karma buruk membunuh akan berkurang. Ini juga dapat melestarikan lingkungan dan bumi. Dengan membangkitkan pikiran baik, kita menciptakan pahala.
Karena keterbatasan waktu, saya tidak bisa berbicara terlalu banyak dengan kalian. Intinya, renungkanlah ajaran saya dan saling berbagi pemahaman. Dengan menggenggam jalinan jodoh untuk berbagi satu sama lain, kita juga menyebarkan Dharma dan membawa manfaat bagi semua makhluk. Setiap kata yang kita ucapkan mengandung Dharma. Mari kita menyebarkan Dharma dan membawa manfaat bagi semua makhluk. Inilah yang ingin saya sampaikan pada kalian.
Menyambut Tahun Baru Imlek dengan harmonis dan menggalang Bodhisatwa dunia
Menyucikan hati manusia untuk mewujudkan keharmonisan
Menyambut seruan Master untuk membangun harapan
Menyebarkan Dharma, membalas kebaikan, dan lebih banyak menciptakan berkah
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 01 Februari 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 03 Februari 2025