Ceramah Master Cheng Yen: Menyucikan Hati Manusia dengan Cinta Kasih, Welas Asih, dan Pengertian
“Pola makan vegetaris telah menginspirasi semua karyawan untuk memiliki hati yang penuh welas asih dan sikap batin yang bajik,” kata Yeap Huat Soo CEO perusahaan.
“Satu orang, satu kebajikan menjauhkan dunia dari bencana.”
Saya sering mendengar orang-orang berdoa demi kedamaian dunia. Saya selalu berkata bahwa untuk memohon kedamaian, kita harus memiliki energi kebajikan yang tidak menyimpang dan memiliki arah hidup yang benar. Hidup kita tidak boleh menyimpang. Alangkah baiknya jika kita memiliki kehidupan yang benar. Untuk memiliki kehidupan yang damai dan tubuh yang sehat, kita harus hidup sesuai aturan dan makan secukupnya. Kita harus tahu apa yang harus kita makan dan menghindari makanan yang tidak boleh kita makan.
Penyakit berasal dari mulut kita. Untuk mewujudkan dunia yang damai dan bebas polusi, kita harus melihat apa yang dikonsumsi oleh manusia. Jika semua orang mengonsumsi daging, bayangkan berapa banyak jumlah penduduk saat ini dan berapa banyak daging yang mereka makan. Menurut data Organisasi Pertanian PBB, di luar hewan laut, setiap 1 detik, ada 2.641 ekor hewan yang dibunuh untuk dikonsumsi. Entah itu babi atau sapi, hewan adalah makhluk yang memiliki nyawa. Berbagai jenis hewan yang ada di dunia telah dibunuh oleh manusia.
Konsumsi daging telah menyebabkan polusi tanah, kerusakan tanah, dan penebangan hutan demi membuka peternakan. Selain itu, seiring bertambahnya jumlah penduduk, gedung-gedung tinggi terus dibangun satu demi satu hingga banyak pohon yang ditebang. Demi membuat jalan, banyak gunung dihilangkan dan terowongan terus digali. Semua ini dilakukan demi kepentingan manusia. Manusia telah merusak alam, mencemari udara, dan membunuh hewan. Semua ini adalah ulah manusia.
Buddha berkata bahwa semua makhluk memiliki karma buruk kolektif. Manusia benar-benar telah menciptakan banyak karma buruk kolektif. Hendaknya kita memiliki kesadaran akan hal ini. Jika manusia tidak kunjung sadar, bencana akan terus terjadi, salah satunya ialah perubahan iklim.
Lebih dari 2 ribu tahun yang lalu, Buddha berkata bahwa di era kemunduran Dharma, orang-orang yang percaya terhadap ajaran Buddha dan memiliki semangat kemanusiaan akan makin berkurang. Meski di era ini saya melihat bahwa orang baik tidak sedikit dan Bodhisatwa dunia pun bertambah banyak, tetapi jika dibandingkan dengan jumlah keseluruhan populasi manusia, jumlah populasi meningkat dengan sangat cepat.
Pada awalnya, saya selalu berpikir bahwa hati orang yang tersucikan terus bertambah setiap tahunnya dan saya selalu merasa senang. Namun, belakangan ini saya terus berpikir dan merenungkan hal ini. Sesungguhnya, waktu kita sudah tidak cukup. Jumlah orang yang baik tidak dapat mengimbangi orang yang tamak. Jumlah orang yang tamak terus bertambah. Sebagai orang yang baik, kita harus terus berusaha untuk menyucikan hati semua orang sehingga semuanya dapat menyadari betapa seriusnya perubahan iklim ini dan mematuhi norma dalam hidup.
Hendaknya semua agama bersatu untuk membimbing semua orang dengan cinta kasih. Agama memiliki nama yang berbeda-beda, tetapi memiliki pengajaran yang sama, yaitu membimbing semua orang mempraktikkan kebajikan dan menghentikan keburukan. Buddha datang ke dunia dengan membawa semangat cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin. Buddha membimbing kita semua untuk membuka pintu hati dan memberikan kebahagiaan pada semua orang. Inilah yang disebut dengan cinta kasih.
Saya berharap semua orang dapat hidup bahagia dan menciptakan berkah bagi dunia. Inilah yang disebut dengan cinta kasih. Bagaimana dengan welas asih? Welas asih berarti tidak sampai hati melihat makhluk hidup menderita. Kita turut merasakan penderitaan makhluk lain.
Semua orang pada hakikatnya memiliki welas asih. Dalam aksara Tionghoa "welas asih", jika tidak ada aksara "hati", yang tersisa hanyalah aksara "salah". Bukankah seperti ini? Inilah aksara Tionghoa "salah". Jika manusia tidak dapat membedakan benar dan salah, kekacauan akan terjadi di dunia. Hendaknya kita bersungguh hati untuk dapat mengembangkan welas asih. Cinta kasih berarti memberikan kebahagiaan pada orang lain; welas asih berarti tidak sampai hati melihat makhluk lain menderita. Janganlah kita membawa kekacauan melalui tindakan yang salah. Hendaknya kita bersikap penuh pengertian.
Dalam kehidupan ini, suatu hal yang sangat penting ialah semua orang memiliki sikap penuh pengertian. Jika kita semua saling pengertian dan saling bertoleransi, tidak akan ada konflik di dunia ini. Ketika semuanya merangkul satu sama lain, bukankah kita telah menyatukan hati? Dunia membutuhkan kasih sayang yang murni. Dengan kasih sayang yang murni, semua orang akan menunjukkan ketulusan. Dengan ketulusan, tekad dan ikrar yang kita bangun akan terdengar oleh para Buddha dan Bodhisatwa.
Saya berharap agar dunia ini dapat aman dan damai dan empat unsur alam selaras. Kita semua hendaknya memiliki pikiran yang sama, yaitu ketulusan. Dengan satu hati, kita menciptakan berkah bagi dunia. Menciptakan berkah dapat melenyapkan bencana. Hendaknya cinta kasih semua orang dapat menciptakan energi keharmonisan. Dengan hati yang tulus, saya berharap dapat membawa energi kebaikan ke dalam setiap keluarga sehingga semuanya hidup bahagia dan tenteram setiap hari.
Menjalani pola makan yang sesuai dengan aturan
Menyucikan hati manusia dengan menaklukkan nafsu keinginan mulut
Melenyapkan penderitaan dengan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin
Mewujudkan keharmonisan dengan pengertian dan saling bertoleransi
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 29 Januari 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 31 Januari 2024