Ceramah Master Cheng Yen: Menyucikan Hati Manusia untuk Menciptakan Keharmonisan

“Lima tahun yang lalu, saya didiagnosis terkena kanker kandung kemih stadium 3. Karena itu, saya berpegang pada ajaran Master untuk memanfaatkan waktu yang ada semaksimal mungkin. Saya tahu bahwa saya tak punya cukup waktu lagi. Jadi, saya berharap bisa menggenggam waktu yang ada. Kita tidak bisa menentukan panjang atau pendeknya usia kita, tetapi kita bisa memperluas makna kehidupan kita. Saya sering menjadi relawan di RS. Di RS, saya bisa menyadari berkah setelah melihat penderitaan. Saya masih memiliki fisik yang kuat untuk bersumbangsih bagi orang-orang. Jadi, lebih baik saya bersumbangsih daripada berbaring di kamar pasien,” kata Wu Li Ling-yu Relawan Tzu Chi.

Dia memanfaatkan kehidupan untuk bersumbangsih bagi dunia dan mengembangkan nilai hidup hingga semaksimal mungkin dengan menjadi relawan daur ulang.

“Saat dokter menyatakan kandung kemih saya harus diangkat, saya merasa bahwa jika demikian, saya akan kehilangan harga diri saya. Tujuan saya juga belum tercapai. Saya ingin terus menjalankan Tzu Chi hingga napas terakhir saya. Setelah mengembuskan napas terakhir, saya berharap tubuh saya dapat digunakan untuk pendidikan medis. Saya ingin menyumbangkan tubuh dan seluruh organ tubuh saya.  Setiap hari, saya merasa bahwa hanya tempat ini yang bisa menjadi sandaran saya. Hanya Tzu Chi yang bisa menyucikan hati saya. Saya menganggap setiap hari sebagai hari terakhir dalam hidup saya. Jika dapat bersumbangsih satu hari tanpa merasa sakit, saya merasa bahwa saya mendapat keuntungan satu hari lagi. Saat kita berfokus bersumbangsih, kita tidak akan memikirkan hal lain,” tambah Wu Li Ling-yu, Relawan Tzu Chi.


Jadi, kita hendaknya senantiasa bersyukur pada semua orang. Kita harus bersyukur atas setiap detik yang telah kita lalui dengan tenteram.

“Dalam hidup ini, kita pasti akan bertemu dengan badai. Tidak ada satu orang pun yang hidupnya selalu berjalan lancar. Semakin kuat badai yang menerjang, kita harus semakin tegar. Semakin tidak rata jalan kita, kita harus semakin bersungguh hati. Jika bisa bersungguh hati, kita pasti bisa mengatasi kesulitan. Bergabung dengan Tzu Chi merupakan masa-masa yang paling membahagiakan dalam hidup saya. Sebelumnya, meski berusaha keras, saya tetap tidak sebahagia dan sebebas sekarang. Jadi, saya mengerahkan tenaga saya untuk tempat yang paling saya kasihi,” tutur Wu Li Ling-yu Relawan Tzu Chi.

“Kita yang memilih untuk menapaki jalan ini. Karena itu, kita harus sepenuh hati mendedikasikan diri tanpa penyesalan. Lihatlah betapa bahagianya saya bersumbangsih di sini. Berkeringat tidak apa-apa. Itu merupakan hal yang wajar. Setelah bergabung di Tzu Chi, kita akan menemukan banyak kebahagiaan. Bagai lagu “Kisah Kota Kecil”, jika tidak bergabung dengan Tzu Chi, kita tidak akan tahu. Setelah bergabung dengan Tzu Chi, kita akan tahu bahwa kebenaran, kebajikan, dan keindahan hidup ada di sini,” sambungnya.

Jadi, kita harus bersyukur atas setiap detik yang telah berlalu. Kita harus bersyukur kepada semua orang yang mendukung, memperhatikan, dan mengasihi satu sama lain. Kita harus bersyukur atas semua itu. Jadi, kita harus bersyukur setiap waktu kepada setiap orang dan atas setiap hal. Setelah bersumbangsih, kita juga harus bersyukur.

Relawan kita bersyukur kepada saya yan memberi mereka kesempatan bersumbangsih. Lewat masalah yang dihadapi, relawan kita bisa menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Kita sungguh harus bersyukur. Selain bersyukur. kita juga harus saling menghormati. Jadi, kita harus membina rasa syukur dan hormat. Dengan menghormati satu sama lain, kita baru bisa membina keharmonisan dan mewujudkan masyarakat yang harmonis dan damai. Dengan demikian, barulah hidup kita bisa tenteram.

Kita juga harus menghormati kehidupan, bukan hanya kehidupan manusia, melainkan kehidupan semua makhluk. Kini kita bisa melihat banyak bencana akibat ulah manusia. Jadi, bukan hanya bencana alam, bencana akibat ulah manusia juga kerap terjadi. Karma buruk membunuh mendatangkan banyak ketidaktenteraman dan bencana di dunia ini. Jika kita berharap dunia aman, tenteram, dan terbebas dari bencana, kita harus menghormati kehidupan dan mengembangkan cinta kasih.


Bervegetaris merupakan cara terbaik. Dengan bervegetaris, pikiran manusia akan tenang, bumi akan tenteram, manusia juga akan hidup sehat dan tenteram. Tahun ini, saya berharap semua orang dapat memahami hal ini dan mempraktikkannya. Kita harus membina keharmonisan dan saling menghormati.

Kini, kita bisa melihat bahwa bencana akibat ulah manusia kerap terjadi. Dahulu, saat memberikan ceramah, saya sering berkata bahwa bergunjing, berbicara kasar, berbohong, dan berkata-kata kosong adalah menciptakan karma buruk. Saat merasa tidak senang, sebagian orang mengucapkan kata-kata yang tidak benar untuk menimbulkan pertikaian di antara orang-orang.

Demi mencapai tujuan, mereka memfitnah orang lain sehingga timbul permusuhan yang dapat memicu terjadinya bencana akibat ulah manusia. Jadi, kita mengimbau untuk menyucikan hati manusia. Kita harus bekerja sama dengan harmonis tanpa perselisihan untuk menciptakan berkah. Dalam melatih diri, kita harus menyucikan hati kita. Jadi, kita harus bekerja sama dengan harmonis tanpa perselisihan untuk menciptakan berkah.

Jadi, kita harus bersyukur, menghormati, dan mengasihi kehidupan; bekerja sama dengan harmonis tanpa perselisihan untuk menciptakan berkah. Kalian harus mengingat dua kalimat ini dan berbagi dengan orang-orang setelah pulang. Semoga dengan demikian, setiap orang dapat membina cinta kasih di dalam hati.

Saya memiliki harapan setiap tahun. Tahun ini, saya berharap semua orang bekerja sama dengan harmonis untuk menggarap ladang berkah. Kedua, saya juga berharap masyarakat bisa harmonis agar semua orang hidup damai dan makmur. Ketiga, saya berharap dunia aman dan tenteram agar setiap orang hidup tenteram, damai, bahagia, dan makmur. Inilah harapan saya tahun ini.

Jika semua orang bisa bersyukur, menghormati, dan mengasihi kehidupan serta bekerja sama dengan harmonis tanpa perselisihan untuk menciptakan berkah, maka tiga harapan ini akan terwujud. Jadi, mari kita bersumbangsih dengan cinta kasih. Kekuatan cinta kasih merupakan sumber untuk menciptakan berkah. Saya bersyukur atas kekuatan cinta kasih para Bodhisatwa kita.

Tim fungsionaris Tzu Chi Taoyuan berikrar di hadapan Master dengan tulus. Master yang terhormat dan terkasih, kami akan bervegetaris setiap hari dan menghormati kehidupan. Kami akan menaati sila setiap hari dan menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Kami akan menyerap Dharma ke dalam hati dan bersumbangsih di tengah masyarakat karena kami merupakan murid Master yang baik dan akan mengikuti langkah Master dari kehidupan ke kehidupan. Semoga Master selalu sehat, panjang umur, dan senantiasa memutar roda Dharma.


Saya sangat bersyukur dan tersentuh. Para Bodhisatwa lansia kita juga sangat kompak. Para relawan kita memiliki kekompakan dan kesatuan hati. Saya sangat tergugah dan tersentuh melihatnya. Sungguh, apa yang kita lakukan sekarang akan berbuah di masa mendatang. Dengan kekompakan kalian, hasil yang kalian peroleh juga sangat mengagumkan, menyentuh, dan meninggalkan kesan yang mendalam. Saya akan selamanya mengingat pemandangan yang penuh dengan keindahan dan ketulusan ini.

Kalian berikrar untuk menjadi murid saya yang baik dan mengikuti langkah saya. Saya sangat bersyukur memiliki murid-murid yang begitu dekat dengan hati saya dan bersedia mengikuti saya menapaki Jalan Bodhisatwa. Saya akan membimbing kalian semua menapaki Jalan Bodhisatwa dari kehidupan ke kehidupan. Saya mendoakan kalian semua. Bodhisatwa sekalian, kita harus saling bersyukur dan menyucikan hati manusia agar masyarakat lebih harmonis. Apakah kalian paham? (Paham) Saya mendoakan kalian semua. Terima kasih.

 

Memanfaatkan kehidupan untuk bersumbangsih bagi dunia

Mengikuti langkah Master dengan kekompakan dan kesatuan hati

Menghindari karma buruk lewat ucapan demi ketenteraman semua makhluk

Menghormati satu sama lain untuk menciptakan keharmonisan

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 20 November 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 22 November 2018
Cara kita berterima kasih dan membalas budi baik bumi adalah dengan tetap bertekad melestarikan lingkungan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -