Ceramah Master Cheng Yen: Menyucikan Hati Sendiri dan Memberi Manfaat Bagi Banyak Orang

Bodhisatwa sekalian, pementasan adaptasi Sutra kalian sangat serempak dan rapi. Saya sangat kagum melihatnya. Demi menggelar pementasan adaptasi Sutra, kalian mengadakan kegiatan bedah buku untuk memahami makna lirik Sutra Makna Tanpa Batas. Lewat pementasan adaptasi Sutra ini, saya dapat melihat ketulusan dalam diri kalian. Saya juga dapat merasakan bahwa kalian telah menyerap Dharma ke dalam hati. Menurut saya, ini merupakan persamuhan Dharma yang sangat tulus. Saya juga bertanya-tanya bagaimana kalian berlatih hingga gerakan kalian dapat sedemikian harmonis dan kompak. Akhirnya baru diketahui bahwa kalian memanfaatkan waktu saat kegiatan bedah buku untuk menjalani latihan. Ini cara yang benar. Dalam keseharian, kalian menjalani latihan di komunitas masing-masing. Setelah itu, baru kalian berkumpul untuk menjalani geladi kotor dan bersih. Ini merupakan cara yang benar. Saya sangat memuji usaha kalian. Saya dapat merasakan bahwa biasanya saat berada di komunitas, kalian juga sangat berusaha. Kalian bukan hanya membina berkah, tetapi juga membina kebijaksanaan.

Saat kegiatan bedah buku, kalian mendengar ceramah saya. Setelah mendengar ceramah saya, kalian mempelajarinya lebih dalam. Ini merupakan cara membina kebijaksanaan. Kalian menambah pengetahuan tentang Buddhisme dan menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Ini akan menjadi bekal kita untuk kehidupan mendatang. Ada ungkapan berbunyi, “Belajar hingga masuk ke dalam otak.” Artinya, bahan pelajaran telah meresap ke dalam hati kita. Artinya, bahan pelajaran telah meresap ke dalam hati kita. Agar dari kehidupan ke kehidupan dapat berjodoh dengan ajaran Buddha, kita harus menyerap Dharma ke dalam hati. Dharma adalah ajaran yang dibabarkan Buddha. Ajaran yang saya babarkan sekarang juga sesuai dengan ajaran Buddha yang saya dengar. Setelah mendengar Dharma, kita harus menyerapnya ke dalam hati. Pelatihan diri kita harus berlangsung dari kehidupan ke kehidupan. Kita tidak tahu berapa panjang kehidupan ini. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Akan tetapi, kita harus memperluas dan memperdalam makna kehidupan kita. Untuk memperdalam makna kehidupan, kita harus mendengar Dharma. Untuk memperluas makna kehidupan, kita harus terjun ke tengah umat manusia untuk menciptakan berkah. Dengan memperdalam makna kehidupan, jiwa kebijaksanaan kita akan bertumbuh. Dengan terjun ke tengah umat manusia, makna kehidupan kita akan semakin luas. Ini yang disebut menciptakan berkah.

Memperluas makna kehidupan berarti menciptakan berkah; memperdalam makna kehidupan berarti menumbuhkan kebijaksanaan. Saya berharap setiap orang dapat bersungguh hati. Kehidupan manusia sangat singkat dan penuh penderitaan. Berapa banyak waktu yang tersisa bagi kita untuk melatih diri? Saya harap setiap orang dapat bersungguh hati. Dahulu, saya sendiri yang langsung membimbing anggota komite. Pada masa-masa awal, kita tidak memiliki kelas pelatihan. Mereka juga melintasi gunung dan bukit demi berguru kepada saya. Namun, saya berkata kepada mereka, “Jika menjadi murid saya, kalian harus membantu saya melakukan satu hal, yakni menyebarkan semangat Tzu Chi dan benih cinta kasih di tempat tinggal kalian masing-masing. Jika kalian setuju, saya akan menerima kalian sebagai murid saya.” Ini yang terjadi pada masa awal Tzu Chi. Setelah menyatakan berguru dan menerima buku penggalang dana, mereka sudah menjadi anggota komite. Sangat sederhana. Kini juga sangat sederhana. Akan tetapi, kini kita memiliki banyak tim fungsionaris untuk menyesuaikan dengan kondisi masyarakat. 

Kini jumlah relawan semakin banyak dan bantuan yang diperlukan masyarakat juga semakin banyak. Karena itu, kita harus mengikuti kelas pelatihan. Yang terpenting adalah seiring bertambahnya jumlah relawan, kita juga harus menyucikan hati manusia. Untuk itu, kita harus mengikuti pelatihan dan praktik lapangan. Tujuan dari praktik lapangan adalah setelah bergabung dengan Tzu Chi, kalian harus tahu terlebih dahulu apa yang Tzu Chi lakukan. Ini yang disebut praktik lapangan.Setelah mengikuti praktik lapangan, kalian akan tahu apakah kalian dapat meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan Tzu Chi, apakah kalian dapat bersumbangsih tanpa pamrih, dan apakah kalian bersedia mendedikasikan diri. Jika bersedia, maka kalian dapat mengikuti pelatihan. Untuk mengikuti pelatihan, kalian harus menaati aturan Tzu Chi. Apakah kalian dapat menaatinya? Selain menaati aturan Tzu Chi, kalian juga harus memperbaiki diri hingga memiliki kepribadian dan karakter yang baik dan mantap serta mendapat pengakuan dari orang lain. Hingga saat itu, kalian sudah dapat mengikuti pelatihan. 

Saudara sekalian, pelantikan tidak memandang kondisi keuangan seseorang. Bahkan penerima bantuan juga dapat menjalani pelantikan asalkan mereka memiliki tekad. Kita jangan memutuskan akar kebajikan mereka. Mereka juga boleh menjalani pelantikan. Contohnya salah seorang pria yang sudah keluar masuk penjara sebanyak 6 kali. Selama berada di penjara, relawan Tzu Chi terus mencurahkan perhatian baginya. Setelah dia keluar dari penjara, relawan kita terus membimbingnya dan mengajaknya untuk mengikuti praktik lapangan. Relawan kita terus membimbingnya untuk memantapkan hati hingga akhirnya dia mengikuti pelatihan karena telah mengubah semua tabiat buruknya. Selain itu, dia juga terus memperbaiki dirinya. Setiap hari, dia menyapa orang tuanya dan mempersembahkan teh untuk orang tuanya. Kini dia sangat berbakti dan giat berbuat baik. Mulanya, anaknya sangat tidak menyukai ayahnya, tetapi kini mereka menjadi sangat dekat. Karena itu, kini dia layak untuk dilantik karena kepribadiannya yang baik. Apakah kalian mengerti?

Mengenai penggalangan dana, sesungguhnya juga tidak perlu ada batasan minimal jumlah donatur. Yang terpenting adalah niat. Untuk menjadi anggota komite yang sesungguhnya, seseorang harus memiliki niat dan ketulusan untuk bergabung dengan Tzu Chi. Ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan hati sangat penting. Ketulusan berada di urutan pertama. Kalian bergabung dengan Tzu Chi tanpa ada unsur paksaan. Kalian sendiri yang berinisiatif untuk menjadi Bodhisatwa dunia dan bersumbangsih bagi semua orang. Ini merupakan ketulusan kalian sendiri. Jadi, ketulusan sangat penting. Jika memiliki ketulusan, secara alami Tzu Chi akan ada di dalam hati mereka. Tanggung jawab relawan Tzu Chi adalah menyucikan hati manusia. Yang terpenting adalah menyucikan hati manusia. Kualitas yang paling saya perhatikan dari setiap insan Tzu Chi adalah memiliki ketulusan, kesungguhan, kebenaran, serta dapat dipercaya oleh orang lain. Dengan begitu, baru orang tersebut layak untuk bergabung dengan Tzu Chi dan dilantik oleh saya.

Upacara pelantikan adalah suatu hal yang sangat sakral. Ia menandakan bahwa seseorang telah menjadi Bodhisatwa dunia. Setelah saya berkata demikian, kalian pasti sudah paham apa yang dimaksud “menggalang donatur yang tak terhingga dan menciptakan berkah yang tiada batas”. Tujuan kita adalah menciptakan berkah bagi orang banyak. Dengan bertambahnya satu orang donatur Tzu Chi, maka kita dapat berinteraksi dengannya sehingga dia dapat terinspirasi oleh kita dan mengetahui pentingnya berbuat kebaikan untuk mewujudkan kehidupan keluarga yang harmonis. Dengan begitu, baru masyarakat dapat hidup damai. Saya berharap dalam mengadakan praktik langsung dan pelatihan, kita harus membina orang-orang untuk membangkitkan ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan hati. Dengan begitu, baru kita dapat mengembangkan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin pada saat bersumbangsih.

Menggelar pementasan adaptasi Sutra dengan penuh ketulusan

Menumbuhkan jiwa kebijaksanaan untuk memberi manfaat bagi banyak orang

Menyucikan hati sendiri untuk menjalani pelantikan

Mengembangkan potensi untuk  menciptakan berkah yang tiada batas

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 13 Desember 2015

Ditayangkan di DAAI TV tanggal 15 Desember 2015

Melatih diri adalah membina karakter serta memperbaiki perilaku.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -