Ceramah Master Cheng Yen: Menyucikan Tubuh dan Batin serta Menyebarkan Kebajikan

Kini kita sungguh harus mengimbau orang banyak. Lihatlah, bencana kali ini tidak lepas dari mulut dan makanan serta udara yang kita hirup. Penyakit dapat menular. Dharma yang dibabarkan Buddha bisa diterapkan dalam menghadapi perasaan terhadap berbagai hal di dunia ini. Penyakit juga merupakan penderitaan yang dirasakan oleh tubuh fisik. Selain itu, batin juga merasakan ketakutan. Penyakit sungguh membawa masalah bagi pikiran manusia. Ini sungguh mengkhawatirkan.

Saat tubuh menderita sakit, akibat yang terburuk ialah kematian. Namun, penyakit batin dapat berakibat lebih fatal. Kita mungkin mendengar berbagai rumor sehingga pikiran kita terganggu. Gangguan batin ini lebih berbahaya karena membuat kita kehilangan arah dan merasa takut. Ini membuat batin kita kacau.

Ketamakan dan kegelapan batin dapat mengganggu keselarasan dunia ini. Kesimpulannya, wabah ini juga bermula dari kegelapan batin manusia. Kegelapan batin menyebabkan wabah penyakit. Bencana wabah penyakit ini telah menyebar ke berbagai negara. Dari mana asal mula semua ini? Ketamakan terhadap nafsu makan berperan dalam merebaknya wabah kali ini. Nafsu terhadap cita rasa adalah kegelapan batin yang mendatangkan wabah.

 

Kegelapan batin dan ketidaktahuan membuat manusia ingin memakan segala jenis daging hewan. Ini tentu menimbulkan reaksi. Dimulai dari ketamakan, tepatnya dari nafsu terhadap cita rasa di mulut, manusia memakan berbagai jenis daging hewan. Akibatnya, kini wabah penyakit juga ditularkan lewat mulut, tepatnya pernapasan. Jika tidak, untuk apa mengenakan masker?

Mengapa semua orang harus melakukan antisipasi dengan memakai masker dan rajin mencuci tangan? Untuk menghindari sumber penularan penyakit, kita harus menutupi hidung dan mulut kita. Kita membutuhkan udara bersih untuk bernapas, tetapi udara juga sudah tercemar. Karena itu, kita mengenakan masker. Karena itu, saya berkata bahwa kegelapan batin menyebabkan wabah penyakit. Ketamakan terhadap cita rasa membuat penyakit menular lewat mulut.

Saya terus menyebut tentang penyakit. Penyakit ini telah menjadi wabah. Jadi, wabah penyakit ini terjadi akibat ketamakan manusia atas nafsu makan. Kini yang dapat kita lakukan ialah lebih banyak mengimbau orang-orang untuk membangkitkan cinta kasih demi meredam bencana. Kita membutuhkan ketulusan yang dipraktikkan secara nyata. Benar, dibutuhkan keyakinan, tekad, dan praktik. Kita harus berusaha menyucikan hati manusia.

Tutur kata yang baik memperindah kehidupan kita. Bukankah ini akan membawa keharmonisan? Bukan hanya masyarakat akan harmonis, setiap orang juga dapat hidup tenteram. Selain itu, telinga kita hendaknya mendengar Dharma. Dharma yang didengar harus meresap ke dalam hati.

 

Dari manakah Dharma yang kita dengar? Dari Dharma yang dibabarkan lewat mulut.

Kita mendengar Dharma ini dengan sepenuh hati. Dengan demikian, mulut dan telinga bermanfaat untuk pertumbuhan jiwa kebijaksanaan kita. Dengan bertumbuhnya jiwa kebijaksanaan, kita juga dapat menyebarkan Dharma lewat mulut. Ini akan menjadi lingkaran kebajikan yang indah bagaikan bunga teratai.

Dengan demikian, mulut juga dapat memperindah kehidupan dan menyucikan hati manusia. Tubuh, ucapan, dan pikiran harus dibina dengan cara mendengarkan Dharma. Dengan demikian, segala perbuatan kita dapat menjadi perbuatan yang memperindah kehidupan. Sesungguhnya, kekuatan cinta kasih tetap besar. Setiap orang pada hakikatnya bersifat bajik. Cinta kasihlah yang dapat membantu dunia saat ini. Kita bukan hanya harus mengasihi sesama manusia, melainkan juga semua makhluk di dunia.

Setiap makhluk hidup memiliki dunia dan habitatnya masing-masing. Jadi, kita harus menghormati kehidupan. Kita harus bersyukur dan mengasihi. Kita harus bersyukur, menghormati, dan mengasihi kehidupan. Ini adalah tema yang kita gunakan pada tahun lalu hingga tahun ini. "Bersyukur, menghormati, dan mengasihi kehidupan; harmonis tanpa pertikaian, menciptakan berkah bersama."

 

Pada saat-saat ini, jangan biarkan rumor menyebar. Semua manusia hendaknya harmonis dan bersama-sama bertobat. Dengan adanya pertobatan dan introspeksi diri, barulah dunia ini dapat terbantu, terutama di masa merebaknya wabah seperti sekarang. Dalam ajaran Buddha juga dikatakan bahwa wabah penyakit memang bukan disebarkan oleh manusia, tetapi manusia harus bertobat untuk dapat meredam wabah penyakit yang tak terlihat ini. Inilah wabah penyakit.

Hanya dengan sungguh-sungguh bertobat, barulah kita dapat meredamnya. Kita hendaknya bertobat atas berbagai perbuatan kita yang tidak baik. Kita harus berusaha untuk mengembangkan perbuatan baik. Inilah yang disebut tindakan yang berwawasan. Kita harus mengembangkan kebijaksanaan untuk menentukan apa yang harus dilakukan. Kita sangat berharap kekuatan cinta kasih dapat terhimpun.

Gerakan yang terpenting untuk melenyapkan dan meredam wabah kali ini ialah orang-orang hendaknya bervegetaris dan mengurangi pembunuhan hewan. Kita harus percaya hal ini dan bersama-sama bertobat. Saya berharap kita semua dapat menyerap wawasan ini, mempraktikkannya, dan mengimbau orang lain untuk menjalankan hal yang sama. Menjalankan apa? Pola hidup vegetaris. Kita harus menjalankannya bersama-sama.

Ketamakan terhadap nafsu makan membawa bencana
Kegelapan batin mengganggu keselarasan dunia dan batin
Bertobat dan menyebarkan kebajikan demi meredam bencana
Bersama-sama menjalankan pola hidup vegetaris

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 21 Februari 2020
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 23 Februari 2020

Cemberut dan tersenyum, keduanya adalah ekspresi. Mengapa tidak memilih tersenyum saja?
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -