Ceramah Master Cheng Yen: Meraih Masa Depan dengan Welas Asih dan Kebijaksanaan

“Putra saya merupakan salah satu korban luka bakar dalam insiden ledakan di Ba-xian Water Park. Saya berasal dari Kabupaten Nantou. Putra saya bernama Liu Guo-sheng. Saya sangat berterima kasih kepada para relawan Tzu Chi. Berhubung insiden ini terjadi secara tiba-tiba maka saya juga tidak tahu harus bagaimana. Beruntung, ada bantuan dari relawan Tzu Chi sehingga saya dapat meninggalkan pekerjaan (memetik anggur –red) dan merawat putra saya dengan sepenuh hati. Saya juga berterima kasih kepada Bibi Guo-sheng. Sebelum relawan Tzu Chi pergi ke Nantou untuk membantu saya memanen anggur, dialah yang bekerja keras untuk membantu saya. Jika tidak, saya tidak tahu harus bagaimana. Saat insiden ledakan itu terjadi dan putra saya dilarikan ke rumah sakit, kami sedang menginap di kebun kami di wilayah pegunungan. Pada pukul empat keesokan paginya, kami baru menerima kabar ini. Saya juga tidak menyangka bahwa luka putra saya seberat itu. Berkat doa dari kalian semua, barulah dia bisa sembuh dengan begitu cepat. Saya berterima kasih kepada para relawan Tzu Chi. Terima kasih, semuanya,” kata salah satu orang tua korban ledakan di Ba-xian Water Park dalam sharingnya.

“Sesungguhnya, keluarga kami sangat berterima kasih kepada Tzu Chi karena kalian memberikan semua bantuan yang kami butuhkan. Mulai dari pemetikan, penjualan, hingga pengiriman anggur, semuanya mendapatkan bantuan. Berkat kalian, barulah pekerjaan ini bisa selesai dengan lancar dan sempurna. Jika tidak maka pada musim panen dengan jumlah anggur yang begitu besar, kami tidak akan bisa memanen semuanya dalam waktu sesingkat itu. Di saat kami sangat membutuhkan bantuan, para relawan Tzu Chi muncul dan memberikan bantuan yang sangat besar kepada kami,” katanya lagi.

Kalian semua pasti sudah mendengar dan melihat kisah “anggur cinta kasih”. Tentu saja, ini berkaitan dengan insiden ledakan serbuk berwarna. Kalian semua tahu akan hal ini. Sepanjang perjalanan dari Taipei ke Taichung, di setiap perhentian, ada seorang anak muda yang sudah keluar dari rumah sakit yang datang menemui saya. Orang tuanya juga memiliki hati yang penuh rasa syukur. Kehangatan masyarakat dan insan Tzu Chi ada di semua tempat. Saya sangat berterima kasih kepada insan Tzu Chi wilayah tengah. Sesungguhnya, dalam insiden ledakan kali ini, banyak korban luka bakar yang dilarikan ke rumah sakit di wilayah tengah Taiwan.

Insan Tzu Chi setempat juga pergi ke berbagai rumah sakit untuk mendampingi orang tua korban dan membimbing anak muda yang terluka. Insiden ledakan ini telah mendatangkan penderitaan fisik bagi anak-anak muda itu dalam jangka waktu panjang. Setelah keluar dari rumah sakit, mereka masih harus mengenakan pakaian kompresi. Saat mengganti perban, mereka masih merasa sangat sakit. Mereka sungguh merasa sangat sakit. Saat korban luka bakar datang untuk menemui saya, orang tua mereka juga datang untuk berterima kasih kepada Tzu Chi.

Anak-anak muda ini terlihat sangat ceria dan optimis. Ini membuat saya merasa lebih tenang. Orang tua mereka juga dapat menerima hal ini Sesungguhnya, kali ini, seluruh masyarakat dapat sedamai ini berkat cinta kasih banyak orang dan kerja keras para tenaga medis. Setiap rumah sakit mengembangkan potensi besar untuk memberikan pelayanan dengan penuh cinta kasih. Selain itu, pemerintah juga memberikan bantuan besar. Pengobatan para korban luka bakar membutuhkan banyak sumber daya. Selain biaya pengobatan yang tinggi, anak-anak muda itu juga harus menanggung penderitaan fisik untuk beberapa waktu lagi. Kini mereka masih harus mengenakan pakaian kompresi yang membuat mereka sangat tidak nyaman. Seluruh tubuh mereka harus dibungkus selama 24 jam (sehari penuh-red). Jika tidak dibungkus maka kelak luka mereka akan berkontraksi dan meninggalkan bekas. Karena itu, mereka harus mengenakan pakaian kompresi selama 24 jam dalam sehari. Pada musim panas, mereka semakin tidak nyaman.

Sepanjang perjalanan dari Taipei ke Taoyuan, anak-anak muda ini datang untuk menemui saya. Ada seorang anak muda yang berkata bahwa dia merasa sangat menderita, bagaikan ada serangga di dalam lukanya, sangat sakit. Jika dia melepaskan pakaian kompresi untuk mengganti obat maka sebagian kulit yang baru mulai tumbuh dan masih rapuh akan berdarah saat dia melepaskan perbannya. Ini sangat menyakitkan.

Master Cheng Yen       : “Dari bagian mana kamu terluka? Dari kaki?”

Pemuda                 : “Ya.”

Master Cheng Yen       : “Sampai bagian mana?”

Pemuda                 : “Sampai lutut, bagian belakang tubuh sampai bokong.

                                    Tangan saya juga terluka.”

Master Cheng Yen       :“Tangan kamu juga terluka?”

Pemuda                 : Luka di tangan kiri lebih ringan, di tangan kanan

                                  lebih berat. Jika sudah lama duduk, saya sulit untuk

                                  berdiri. Lalu, sendi lutut saya juga terasa sakit.

Master Cheng Yen       : “Apakah kamu menghadapinya dengan optimis?”

Pemuda                 : “Ya!”

Master Cheng Yen       : Benar, hal yang sudah terjadi harus kita hadapi

                                         dengan optimis.”

Pemuda                 :“Saya tahu, saya hanya bisa menerimanya.”

Master Cheng Yen       :“Benar, kamu harus merawat tangan dan kakimu sesuai

                                          saran dokter.”

Pemuda                 : “Saya tidak bermalas-malasan.”

Master Cheng Yen       : “Kamu harus terus merawatnya agar kelak tidak

                                             meninggalkan bekas. Kamu harus patuh dan menuruti

                                             perkataan dokter.”

Pemuda                 : “Baik.”

Master Cheng Yen       : “Baguslah kalau begitu.”

Pemuda                 : “Terima kasih, Kakek Guru.”

Master Cheng Yen       : “Ya.”

Anak-anak muda yang saya lihat ini sungguh sangat ceria. Saat datang untuk menemui saya, mereka senantiasa tersenyum dan terlihat sangat sehat. Namun, mereka sungguh sangat menderita. Kita juga sangat ingin membantu mengurangi ketidaknyamanan mereka saat mengenakan pakaian kompresi. Kita berusaha untuk mengembangkan pakaian kompresi yang lebih nyaman dan tidak begitu tebal. Kini yang paling kita khawatirkan adalah anak-anak muda ini tidak bisa berpikiran terbuka. Kita semua berharap mereka dapat memiliki masa depan yang cerah. Selama fisik mereka bisa berfungsi seperti sediakala, mereka tetap dapat memiliki kehidupan yang normal. Kita berharap anak-anak muda ini dan orang tua mereka dapat berpikiran terbuka. Upaya untuk memulihkan batin mereka merupakan sebuah perjalanan jangka panjang.

Dalam perjalanan saya kali ini, saat bertemu dengan anak-anak muda itu, mereka berikrar kepada saya bahwa mereka juga akan membimbing orang lain. Kita harus sering menyemangati mereka. Kini, setelah mereka keluar dari rumah sakit, insan Tzu Chi masih terus memberikan pendampingan. Kita harus membentangkan jalan dengan cinta kasih agung. Di tempat yang dilanda penderitaan, kita harus menggunakan welas asih agung untuk turut merasakan kepedihan dan penderitaan orang lain. Melihat anak-anak muda itu terluka, kita bisa turut merasakan rasa sakit mereka. Kita sungguh harus memahami bahwa saat para orang tua melihat anak mereka kesakitan, batin mereka juga sangat tersiksa.

Karena itu, kita harus menggunakan welas asih agung untuk membangun jembatan. Jembatan yang dimaksud adalah membuat mereka mampu melalui kesulitan sebesar apa pun. Kita juga harus menggunakan pemahaman benar untuk menentukan arah tujuan kita. Jangan sampai kita tersesat dan menuju arah yang salah. Jadi, kita harus membina kebijaksanaan agar bisa menuju arah yang benar. agar bisa menuju arah yang benar. Sekali saja kita salah melangkah, langkah-langkah berikutnya juga akan salah. Kita juga harus menggunakan kebijaksanaan agung untuk memantapkan masa depan.

Saya berharap anak-anak muda yang telah mengalami penderitaan akibat luka bakar di seluruh tubuh mereka dapat mempraktikkan beberapa kalimat ini, yakni membentangkan jalan dengan cinta kasih, membangun jembatan dengan welas asih, menentukan arah dengan pemahaman benar, dan memantapkan masa depan dengan kebijaksanaan. Saya berharap anak-anak muda itu dapat menggunakan pikiran yang sehat, cinta kasih, welas asih, dan kebijaksanaan untuk membentangkan jalan hidup mereka.

Menyelamatkan nyawa dan mengobati luka pasien dengan penuh cinta kasih

Membantu korban luka bakar memulihkan batin dan menyambut masa depan yang cerah

Cinta kasih dan welas asih Bodhisattva bagaikan jembatan

Menentukan arah dan meraih masa depan dengan kebijaksanaan

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 21 September 2015

Ditayangkan tanggal 23 September 2015

Kendala dalam mengatasi suatu permasalahan biasanya terletak pada "manusianya", bukan pada "masalahnya".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -