Ceramah Master Cheng Yen: Merangkul Seluruh Alam Semesta dengan Cinta Kasih


“Kalian pasti mencintai sekolah kalian, betul?”
tanya Fatih Ilhan Staf ahli Pusat Donor Darah Bulan Sabit Merah.

“Ya, betul.”

“Apakah kalian sangat menyukai Turki?” tanya Fatih Ilhan Staf ahli Pusat Donor Darah Bulan Sabit Merah.

“Ya.”

“Saya melihat orang-orang membantu kami. Mereka bersedia membantu umat Muslim. Jadi, saya juga ingin membantu pengungsi Ukraina dan orang-orang yang membutuhkan,” kata Mohammed Siswa Sekolah Internasional El Menahil.

Saya selalu mengatakan bahwa kita harus menghormati seluruh agama dan pendiri agama. Dengan adanya seorang pendiri agama, banyak orang memiliki keyakinan dan meluruskan pola pikir mereka. Mereka secara sadar mengikuti jalan keyakinan mereka. Contohnya, salah satu relawan kita, Kakak Faisal Hu, adalah seorang Muslim. Islam juga merupakan sebuah jalan yang lurus dan lapang.

Begitu banyak negara dengan populasi beragama Islam. Dapat dilihat bahwa agama yang diyakini umat manusia merupakan agama yang baik. Semua keyakinan mengajarkan kepada orang-orang untuk mempraktikkan kemurahan hati dan belas kasih.

Mari kita membicarakan tentang diri kita. Agama kita adalah agama Buddha. Kebijaksanaan, pemikiran, dan sikap mental Buddha dapat kita kaji dan selami dengan lebih saksama. Dengan memahami dunia batin, pemikiran, dan kesadaran Buddha, kita akan lebih dekat dengan Dharma. Dharma ini membantu kita melihat kebenaran di sekitar kita.

Setiap kondisi memiliki jalannya sendiri. Selama kita menapaki jalan yang benar, baik itu cinta kasih dari agama Barat maupun Timur, ketika kita membawa cinta kasih dari segala arah, bukankah kita telah merangkul seluruh alam semesta?


Ketika kita menghilangkan label agama, yang tersisa hanyalah cinta kasih. Cinta kasih merangkul seluruh dunia, tidak hanya Bumi, melainkan juga banyak planet lainnya yang ada di alam semesta. Karena itu, dikatakan bahwa hati harus seluas jagat raya. Ajaran Buddha menghilangkan segala sekat pembatas. Namun, di dunia ini, segala sesuatu tidak bisa tanpa ciri atau bentuk.

Sesungguhnya, di dalam hati kita, Dharma tidak memiliki keakuan. "Aku" ini berlaku untuk semua hal di dunia. Semuanya memiliki kemelekatan terhadap "aku". Apa pun agamanya, semua orang di dunia ini, meski memiliki bahasa yang berbeda-beda, semuanya ingin mengekpresikan diri sendiri.

Pengertian "aku" mengacu pada individu. Bagaimana dengan aksara Tionghoa kita "sekalian"? Aksara "sekalian" terdiri atas aksara "orang" dan "pintu". Ini menunjukkan bahwa semua orang masuk lewat pintu itu.

“Celengan bambu ini saya berikan kepada Romo. Anda dapat menyimpannya sendiri atau meletakkannya di gereja. Celengan bambu kecil ini akan dibagikan untuk dibawa pulang agar semuanya dapat menghimpun setetes kebajikan setiap hari,” kata salah seorang relawan Tzu Chi.

“Kami berharap teman-teman baru dari Ukraina dapat menyambut semangat celengan bambu ini. Hendaklah kita membangkitkan cinta kasih semua orang agar cinta kasih dapat tersebar lebih luas,” kata Yu Fei-yan relawan Tzu Chi.

Sutra Teratai berbunyi, "Welas asih sebagai istananya, kelembutan dan kesabaran sebagai jubahnya, kekosongan Dharma sebagai singgasananya, di sanalah ia membabarkan Dharma." Istana atau tempat mana yang sedang kita bicarakan? Dharma apa yang kita maksud? Agama apa yang sedang kita bicarakan? Saya merangkul semuanya menjadi satu.


Semua agama mengajarkan cinta kasih. Buddha Sakyamuni juga mengajarkan cinta kasih. Ketika kita memiliki hati yang lapang, kita bisa merangkul seluruh alam semesta. Dengan cinta kasih, tidak ada penghalang.

Lihatlah relawan kita di Turki, Kakak Hu. Beliau telah membantu banyak pengungsi Suriah di sana dengan mengumpulkan kekuatan semua orang. Beliau memiliki jalinan jodoh untuk bergabung dengan Tzu Chi. Tzu Chi mendukungnya dan mengandalkan kekuatannya untuk merawat para pengungsi di Turki. Saat ini, Kakak Hu dapat mengerahkan sumber daya setempat. Saya berkata kepadanya, "Lakukanlah apa yang harus dilakukan. Tzu Chi akan menjadi pendukungmu selamanya.”

Saya berharap kita dapat menyingkirkan sekat-sekat agama dan bersama-sama membantu orang yang menderita. Kita bekerja sama dengan mengandalkan satu sama lain. Begitu pula dengan diri saya sendiri. Saya mengandalkan semua orang di dunia untuk bersumbangsih dengan cinta kasih. Donasi beberapa keping koin tidaklah terlalu sedikit. Beberapa koin ini dapat membantu seluruh dunia.

“Ketika kalian memasukkan donasi ke dalam kotak, mari sama-sama bertekad. Kita berharap donasi ini dapat sampai ke Polandia untuk membantu warga Ukraina,” kata Faisal Hu relawan Tzu Chi.

“Setiap hari, saya menabung 50 kurus, 1, 2, 5 kurus, atau 1 lira. Saya menaruh koin di celengan bambu. Ketika datang ke sini, saya mendonasikan uang ini untuk misi amal Tzu Chi. Tzu Chi menggunakannya untuk membantu orang-orang yang menderita,” kata Yusuf Siswa Sekolah Internasional El Menahil.

“Orang lain membutuhkan kita. Dengan 50 kurus setiap harinya, kita dapat membantu orang yang membutuhkan,” kata Mohammed Siswa Sekolah Internasional El Menahil.


Sedikit demi sedikit donasi telah dikumpulkan. Kekuatan datang dari kerja sama semua orang. Jika hanya satu orang, beberapa ratus juta dolar pun tidak akan bisa memberikan bantuan secara menyeluruh. Kita membutuhkan kekuatan kerja sama.

Ketika terjadi penderitaan dan krisis antarmanusia, kita perlu memberi perlindungan dengan cinta kasih. Ajaran Buddha menggunakan berbagai cara untuk melindungi dunia dan membimbing orang-orang untuk berjalan dengan baik di jalan yang penuh kehangatan. Meski harus bersusah payah, hendaklah kita berjalan ke arah yang benar.

Tidak ada penghalang dalam ajaran Buddha, hanya ada prinsip kebenaran. Tidak ada dinding dan pagar pembatas dalam ajaran Buddha. Kita hanya menunjukkan jalan dan arah bagi semua orang. Arah ini tidak boleh menyimpang. Sedikit penyimpangan dapat membuat kita jauh tersesat.

Hendaklah kita melapangkan hati dan mengembangkan cinta kasih tanpa pamrih. Hendaklah kita mencintai semua makhluk di dunia dengan cinta kasih agung tanpa keakuan. Inilah cara kita melindungi semua makhluk. Relawan Tzu Chi tersebar di seluruh dunia. Relawan Tzu Chi sekalian, di mana pun kalian berada, hendaklah bertekad, berikrar, dan genggamlah waktu sebaik-baiknya.

Kehidupan memiliki batasan seiring berjalannya waktu. Hendaklah kita menginventarisasi kehidupan dan melindungi kehidupan semua orang. Jangan sia-siakan kehidupan kita. Usia kehidupan kita berkurang seiring berjalannya waktu.

Merangkul seluruh alam semesta dengan cinta kasih tanpa keakuan
Menyingkirkan segala hambatan yang menghalangi keharmonisan
Menghimpun kekuatan untuk melenyapkan penderitaan
Meneruskan kebajikan untuk melindungi semua kehidupan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 08 Juli 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Shinta
Ditayangkan tanggal 10 Juli 2022
Mendedikasikan jiwa, waktu, tenaga, dan kebijaksanaan semuanya disebut berdana.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -