Ceramah Master Cheng Yen: Merangkul Semua Makhluk dan Memutar Roda Dharma


Buddha mengajari kita untuk bersumbangsih bagi dunia, bukan hanya membawa manfaat bagi diri sendiri. Tujuan utama Buddha datang ke dunia ialah terjun ke tengah masyarakat untuk mengajarkan praktik Bodhisatwa. Seperti apakah praktik Bodhisatwa itu? Berjuang demi ajaran Buddha dan semua makhluk.

Sungguh, kita harus bertanggung jawab terhadap tindakan diri sendiri. Kita harus membina keharmonisan dalam keluarga serta membawa keharmonisan ini ke tengah komunitas kita. Saat komunitas harmonis, barulah masyarakat bisa harmonis. Saat masyarakat harmonis dan menuju arah yang sama, barulah negara bisa makmur dan stabil. Intinya, untuk mewujudkan negara yang makmur, kita harus menjaga kestabilan masyarakat.

Saat seluruh masyarakat hidup aman dan tenteram, negara akan stabil. Saat negara stabil, barulah berbagai sektor usaha bisa berkembang. Untuk itulah, Tzu Chi mempraktikkan Dharma di tengah masyarakat. Inilah yang disebut memutar roda Dharma. Yang bisa memutar roda Dharma bukan hanya Buddha dan kaum monastik. Sesungguhnya, para umat perumah tangga juga bisa menjadi Bodhisatwa yang memutar roda Dharma.

Untuk menyebarkan Dharma di dunia, umat perumah tangga memiliki kekuatan terbesar. Jumlah kaum monastik tidaklah banyak. Umat perumah tangga dapat mengerahkan kekuatan yang lebih besar. Dengan mempraktikkan kebenaran, umat perumah tangga dapat menciptakan berkah bagi masyarakat. Ke mana pun mereka pergi, mereka dapat membawa berkah ke sana. Ini disebut jejak berkah.


Insan Tzu Chi di seluruh dunia menyebarluaskan Tzu Chi dengan mempraktikkan Dharma dalam keseharian. Kita hendaknya merangkul semua orang tanpa memandang perbedaan agama. Di mana ada penderitaan, ke sanalah hendaknya kita pergi untuk memberi bantuan.

Bodhisatwa sekalian, tetesan air dapat memenuhi guci dan saat air dalam guci ini dituang ke dalam sungai, air sungai ini akan mengalir hingga ke lautan. Lautan Dharma tidak bertepi. Himpunan berkah yang kita ciptakan dapat membawa manfaat bagi seluruh dunia. Karena itulah, saya sering mengingatkan untuk tidak meremehkan donasi kecil.

Tzu Chi berawal dari himpunan donasi kecil. Para anggota komite dan donatur kita terus mengajak orang-orang untuk menjadi donatur. Kita merekrut donatur bukan demi uang. Makin banyak orang yang menjadi donatur, makin banyak pula orang yang memahami Tzu Chi. Di Tzu Chi, kita saling membimbing serta menyebarkan kebajikan dan tata krama agar dapat dipraktikkan oleh orang-orang. Demikianlah kita membimbing orang-orang. Jadi, melatih diri bukan hanya dengan meninggalkan keduniawian.

Setiap tempat bisa menjadi ladang pelatihan. Dengan menaati aturan di sini, berarti kita melatih diri di sini. Jadi, Bodhisatwa sekalian, saya berharap kalian dapat menyerap ajaran saya ke dalam hati, berbagi dengan keluarga kalian, dan menyebarkannya di tengah komunitas kalian. Saat prinsip kebenaran dipraktikkan seluruh masyarakat, negara akan damai dan stabil.


Membimbing orang-orang di seluruh dunia ke arah yang benar, inilah tujuan agama. Di negara yang berbeda, terdapat agama, kondisi kehidupan, dan budaya yang berbeda-beda pula. Kita hendaknya saling menghormati. Pada dasarnya, semua agama mengajarkan hal yang sama. Semua agama mengajarkan cinta kasih. Meski istilah yang digunakan berbeda-beda, semuanya mengajarkan tentang cinta kasih. Mari kita menyebarkan cinta kasih agung ke seluruh dunia. Kita harus menyebarkan Dharma ke seluruh dunia. Untuk itu, kita harus menjaga ucapan dan pikiran kita.

Dalam melatih diri, kita harus melatih pikiran kita. Jika membangkitkan sebersit pikiran buruk, kita harus segera menghapusnya. Jika kita marah, kita harus segera mengingatkan diri sendiri untuk mengendalikan emosi kita. Saat merasa tidak senang terhadap seseorang, kita juga harus segera berintrospeksi diri. Kita hendaknya mengasihi dan membimbing semua makhluk. Karena itu, kita harus bisa bertoleransi dan mengalah.

Untuk membimbing semua makhluk, kita harus melapangkan hati. Kita harus melapangkan hati hingga bisa merangkul seluruh alam semesta. Kita harus menjangkau semua tempat dan menyebarkan cinta kasih agung di sana. Jadi, kita harus melapangkan hati hingga seluas alam semesta, baru bisa mengasihi orang-orang. Jika orang-orang tidak saling mengalah, pertikaian akan terjadi. Tanpa cinta kasih, akan terjadi konflik antarindividu, pergolakan masyarakat, bahkan peperangan antarnegara yang membuat banyak orang menderita.


Peperangan sangatlah menakutkan, bahkan lebih menakutkan dari bencana alam. Saat terjadi bencana alam, kita bisa mengajak orang-orang untuk menyalurkan bantuan dan memulihkan sendi kehidupan para korban bencana. Meski dampak bencana yang ditimbulkan sangat serius, tetap ada harapan untuk memulihkan sendi kehidupan korban bencana dalam jangka waktu tertentu. Asalkan memiliki kesatuan hati, para insan Tzu Chi dapat mengajak orang-orang untuk bersumbangsih dan mengerahkan kekuatan besar.

Himpunan tetes-tetes cinta kasih dari seluruh dunia dapat digunakan untuk membantu negara-negara yang membutuhkan. Saat setiap negara tenteram, dunia akan damai. Kita harus memandang penting diri sendiri karena kekuatan setiap orang sangatlah berarti. Setiap orang memiliki tanggung jawab atas dunia ini. Saya berharap kita dapat membawa manfaat bagi dunia. Kekuatan setiap orang terbatas, tetapi sangat berarti. Jadi, janganlah kita meremehkan diri sendiri. 

Membimbing semua makhluk dengan praktik Bodhisatwa
Membawa keharmonisan ke tengah komunitas untuk mewujudkan kedamaian negara
Melapangkan hati hingga seluas alam semesta dan menyebarkan cinta kasih ke seluruh dunia
Menciptakan berkah bagi seluruh dunia dan melindungi semua makhluk

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 01 Desember 2023
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 03 Desember 2023
Memberikan sumbangsih tanpa mengenal lelah adalah "welas asih".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -