Ceramah Master Cheng Yen: Merasakan Kedamaian dengan Senantiasa Bersyukur


Kita melihat ketidakselarasan unsur air menimbulkan banjir besar. Puluhan tahun lalu juga terjadi banjir besar. Saya masih ingat bencana banjir pada tahun 1959. Akibat derasnya hujan, saat tengah malam, semua rumah di wilayah tengah sudah terendam banjir. Banjir bahkan mencapai lantai kedua. Betapa parahnya banjir saat itu. Menakutkan sekali.

Meski sudah berlalu 60 tahun lebih, tetapi bencana banjir pada tahun 1959 itu telah menunjukkan ketidakselarasan unsur air. Selain itu, pada tahun 2009, yakni 12 tahun lalu, Taiwan juga dilanda banjir besar akibat terjangan Topan Morakot. Inilah akibat ketidakselarasan unsur air.

Saya hanya menyebutkan contoh banjir besar di Taiwan yang menurut saya sangat tidak wajar.

Di seluruh dunia, ada berbagai negara yang pernah dilanda banjir besar seperti ini. Contohnya Tiongkok Daratan. Pascabanjir, banyak orang yang bergerak untuk menyalurkan bantuan bencana. Saat ini, insan Tzu Chi juga masih menyalurkan bantuan bencana di sana.


Belakangan ini, kita juga terus mendengar tentang bencana kebakaran. Kita bisa melihat langit yang berwarna kemerah-merahan dan diselimuti asap tebal. Kebakaran hutan terjadi di AS, Yunani, dan berbagai negara lainnya. Orang-orang selalu berpikir, "Bencana-bencana itu terjadi di tempat yang jauh dan berjarak puluhan, bahkan ratusan kilometer dari saya. Itu tidak berkaitan dengan saya." Benarkah demikian? Kita semua hidup di Bumi yang sama. Begitu hutan mengalami kerusakan.

Saya sering berkata bahwa bagi Bumi, hutan bagaikan paru-paru bagi manusia. Hutan adalah paru-paru Bumi. Saat hutan terluka karena terbakar, itu sama halnya dengan manusia yang paru-parunya terluka.

Dengan kemajuan teknologi sekarang, kita bisa melihat asap tebal akibat kebakaran lewat telekonferensi. Ini telah menimbulkan luka berat bagi alam. Kita bisa melihat bahwa Bumi telah terluka. Inilah ketidakselarasan empat unsur alam.


Saat insan Tzu Chi yang dekat dengan lokasi bencana bersiap-siap untuk menyalurkan bantuan bencana, saya selalu berpesan pada mereka untuk mengutamakan keselamatan diri sendiri dan jangan menerjang bahaya.

Dunia tidak tenteram akibat bencana air, api, dan angin. Saya sering berkata bahwa kita harus bersyukur atas setiap hari yang dilalui dengan tenteram. Kehidupan tidaklah kekal. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Dalam beberapa detik dan menit ke depan, entah apa yang akan terjadi. Kita hanya tahu bahwa kita melewati momen ini dengan aman dan tenteram. Jadi, kita hendaklah senantiasa bersyukur.

Kita harus bersyukur atas setiap detik, menit, hari, bulan, dan tahun yang telah kita lalui dengan aman dan tenteram. Jadi, kita harus terus bersyukur atas masa lalu. Tidak peduli itu baru terjadi ataupun sudah lama berlalu, semuanya patut kita syukuri.

Mari kita bersyukur atas waktu, ruang, dan sesama manusia. Kita harus bersyukur kepada kaum muda, orang tua, guru, dan lain-lain.

Ada banyak hal yang harus kita syukuri. Dengan membina rasa syukur di dalam hati, akan ada banyak hal yang kita syukuri.


Teringat akan bersyukur, hati kita akan penuh kehangatan dan kebahagiaan. Demikianlah rasa syukur.

Dengan senantiasa membina rasa syukur dan selalu ingat untuk bersyukur, hati kita akan senantiasa merasa damai, tenteram, tenang, dan terbebas dari kerisauan. Kita hendaknya bersyukur atas segala hal dan kepada setiap orang setiap waktu.

Segala sesuatu di dunia ini memberikan kebaikan pada kita. Kita juga harus bersyukur atas makanan kita.

Lihatlah, ada banyak tanaman pangan yang dapat mengenyangkan perut kita serta lengkap dengan warna, aroma, dan cita rasa.

Ada banyak sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian yang dapat mengenyangkan perut kita. Perlukah kita menelan hewan-hewan yang menggemaskan dengan kejam? Pikirkanlah, sudahkah kita mengasihi dan melindungi hewan? Sudahkah kita melindungi dan mengasihi kehidupan?

Saya berharap sebagai manusia, kita dapat memikirkan hal ini. Sebagai manusia, kita harus memiliki kebajikan dan cinta kasih.


Belakangan ini, saya terus menyosialisasikan vegetarisme. Kita harus menyosialisasikan vegetarisme. Mari kita menenangkan pikiran dan merenungkan manfaat vegetarisme bagi dunia. Selain dapat membuat udara lebih segar dan menjaga kelestarian lingkungan, vegetarisme juga bermanfaat untuk menjaga kesehatan tubuh serta membina kebajikan dan cinta kasih di dalam hati kita hingga selamanya.

Selain itu, kita juga bisa menikmati lebih banyak pemandangan alam yang indah. Jadi, kondisi dunia ini bergantung pada niat dan pikiran setiap orang. Saat semua orang memiliki niat dan pikiran baik, barulah dunia bisa aman dan tenteram, semua makhluk bisa hidup berdampingan, kelestarian lingkungan bisa terjaga, dan semua orang bisa hidup tenang.    
 
Ketidakselarasan empat unsur alam menimbulkan bencana di seluruh dunia
Menjaga kelestarian lingkungan dan hidup berdampingan dengan semua makhluk
Menumbuhkan welas asih dan tulus bervegetaris
Merasakan kedamaian dengan senantiasa bersyukur

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 09 Agustus 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 11 Agustus 2021
Mampu melayani orang lain lebih beruntung daripada harus dilayani.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -