Ceramah Master Cheng Yen: Merasakan Sukacita Dharma dalam Ladang Batin
Terima kasih sekali kepada para insan Tzu Chi. Dalam perjalanan kali ini, saya selalu merasakan keharuan di setiap tempat.
Selama dua sampai tiga hari ini, saya melihat relawan di Changhua sungguh penuh budaya humanis. Kebenaran, kebajikan, dan keindahan benar-benar tampak. Contohnya, ada seorang nenek yang sangat terampil dan membuat kerajinan tangan berupa semut mendaki Gunung Sumeru. Karyanya sangat indah.
Beliau bahkan bisa membuat kerajinan dari kulit kacang pistacio yang dibuang orang. Hasilnya sangat indah. Kerajinan tangan ini berhasil dibuat berkat tangannya yang terampil. Dengan ini, saya dapat menjalin jodoh dengan orang lain. Kita semua harus menghargainya.
Barang bekas yang didaur ulang adalah berkah. Jadi, kita mengumpulkan berkah. Kita bisa memanfaatkan kembali barang-barang ini untuk menjalin jodoh dengan orang lain. Ini adalah kebijaksanaan. Jadi, berkah dan kebijaksanaan dikembangkan bersamaan.
Dalam kunjungan kali ini, saya amat terharu dan bersyukur. Saya telah melihat keindahan yang nyata. Kalian di Changhua sangat berbudaya dan terampil. Kalian juga pandai membuat puisi. Kemarin pagi saya juga telah melihat buku terbitan kalian yang berisi tulisan dengan desain yang baik. Di dalamnya juga ada tulisan tangan. Jadi, teruskanlah. Ini adalah pendidikan.
Segala tindakan kita merupakan pendidikan yang penuh keteladanan. Inilah yang paling membuat saya gembira. Kalian memberi persembahan Dharma terbaik bagi saya. Dharma yang benar, bajik, dan indah ini telah kalian tunjukkan kepada saya. Saya sangat gembira, sangat bersyukur, dan penuh sukacita dalam Dharma. Kalian benar-benar tulus.
Selama perjalanan keliling saya kali ini, para insan Tzu Chi dari seluruh dunia mengikuti aktivitas saya secara daring. Saya percaya semua orang mendapat manfaat. Selain itu, hati mereka juga terus bersama kalian.
Kalian semua benar-benar bersatu hati dalam ketulusan. Inilah yang selalu ingin saya katakan selama ini, tetapi sulit untuk mengungkapkannya. Inilah wujud konkret yang saya harapkan. Kalian telah menunjukkannya. Kalian semua telah saling menjadi saksi. Inilah yang terindah. Karena itu, saya amat berterima kasih.
Saat ini acara kita tengah diikuti oleh relawan di 22 negara. Para relawan di 22 negara ini setiap hari mengikuti aktivitas saya secara daring. Berapa banyak orang yang telah mendapat siraman batin? Semua orang bermandikan Dharma. Jadi, kita semua memiliki hati dan tekad yang satu dalam mengemban misi dengan hati Buddha.
Bagi kita semua, saya berharap kita dapat menyucikan hati manusia. Ini tentu sangat abstrak. Namun, kalian telah mewujudkannya.
Kalian juga memiliki keterampilan di dalam hati sehingga mampu mewujudkan Dharma sejati. Dharma sejati ini, kalian telah mewakili saya menunjukkannya. Jadi, saya bukan hanya merasa sukacita, tetapi juga turut merasakan keindahan Dharma ini.
Kalian tentu dapat memahami bahwa semua ini bukan dilatih dalam jangka pendek, melainkan dibutuhkan pengalaman mulai dari mendengar hingga mempraktikkan Dharma dalam jangka panjang, yakni selama dua, tiga, atau empat puluh tahun.
Jika kita membahas Lan-fang, A-kuan, dan A-cui, mereka semua tentu sudah sangat senior. Para anggota Tzu Cheng kita juga telah menggunakan waktu mereka untuk mengumpulkan dokumentasi Tzu Chi yang mengandung kebenaran, kebajikan, dan keindahan.
Kebenaran datang dari praktik nyata yang tulus yang membawa kebajikan dan menunjukkan keindahan. Kesungguhan hati seperti ini telah menghimpun kebenaran, kebajikan, dan keindahan. Yang terpenting, diri sendiri merasakan kebajikan dari Dharma yang benar.
Kalian semua saling berbagi Dharma ini sehingga mewujudkan keindahan bersama. Semua orang telah merasakan ini. Terlebih lagi, kalian mampu memanfaatkan teknologi untuk mengambil gambar dari udara untuk menangkap formasi huruf yang hendak ditampilkan oleh para relawan.
Setiap individu bergerak dengan cepat. Para relawan segera berbaris membentuk formasi. Ini sungguh indah. Semua ini sungguh benar, bajik, dan indah. Tentu, ada yang harus begadang karena pekerjaan ini tentu menyita banyak waktu.
Selain para relawan senior yang telah bersumbangsih selama puluhan tahun, ada juga relawan yang sangat berdedikasi meski masih baru. Selama memiliki kesungguhan hati, relawan baru juga tak kalah dari relawan senior. Hati mereka juga telah merasakan sukacita dalam Dharma dan telah dibasahi oleh air Dharma. Dharma telah meresap ke dalam hati mereka. Jadi, baik tua, paruh baya, maupun muda, yang terpenting ialah menyerap Dharma ke dalam hati.
Kita juga melihat sebuah keluarga yang empat generasinya seluruhnya adalah relawan Tzu Chi. Keluarga mereka sangat bahagia. Inilah manfaat dari Dharma. Mereka mewariskan Dharma dari generasi ke generasi. Jika kita dapat mewariskan cinta kasih dan kebajikan, kebajikan ini akan menjadi permata keluarga kita.
Jika permata kebajikan dan cinta kasih ini dapat kita wariskan di dalam keluarga kita, keluarga kita akan menjadi keluarga yang paling sehat, paling penuh berkah, dan yang terpenting ialah penuh kebijaksanaan, karena jiwa kebijaksanaan ada selamanya.
Dalam berbagai kehidupan lampau, seperti yang telah Buddha katakan, kita semua memiliki jalinan jodoh. Datang ke dunia ini, kita harus sungguh-sungguh menggenggam jalinan jodoh ini. Kita harus menggenggam kesempatan untuk melatih diri dan menanam benih kebajikan dalam kesadaran kedelapan kita.
Sutra Bunga Teratai juga mengatakan bahwa dengan menanam benih kebajikan, kita dapat mewujudkan ladang berkah yang besar. Kita semua hendaknya bersungguh hati menyelaminya karena Sutra Teratai ini adalah Jalan Bodhisatwa yang sesungguhnya di dunia ini.
Mempraktikkan Jalan Bodhisatwa secara nyata
Memanfaatkan keterampilan dalam kerajinan tangan dan puisi
Mewariskan kebajikan dan cinta kasih dalam keluarga
Bersama-sama menyelami Sutra Bunga Teratai
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 31 Januari 2021