Ceramah Master Cheng Yen: Merawat Pasien dengan Semangat Bodhisatwa


Para dokter dan perawat kita kembali untuk memberikan laporan setiap minggu. Setiap kali mendengar laporan mereka, saya sungguh merasa tersentuh dan bersyukur. Setiap hari, tenaga medis kita bersumbangsih bagi dunia. Misi kesehatan kita bersumbangsih bagi masyarakat dengan melindungi kehidupan dan kesehatan dengan cinta kasih. Yang lebih penting ialah cinta kasih para tenaga medis dalam menangani pasien. Mereka sangat dekat dengan pasien.

Sungguh, saya sangat bersyukur atas pelayanan medis kita. Sejak mendirikan Akademi Keperawatan Tzu Chi, kita selalu membina perawat dengan semangat suciwan berjubah putih atau Bodhisatwa Avalokitesvara.

“Sesungguhnya, saya cukup terpukul. Saya juga merasakan bahwa tubuh kaum lansia tidak berfungsi sesuai keinginan diri sendiri,” kata Zhong Yu-chen Mahasiswa Universitas Sains dan Teknologi Tzu Chi.

“Saya menjadi lebih bisa berempati terhadap kaum lansia yang kami layani dan mengerti mengapa mereka perlu dilayani,” kata Zeng Pei-chen Mahasiswi Universitas Sains dan Teknologi Tzu Chi.

“Sebelum mereka memasuki dunia kerja, kita menyediakan kesempatan seperti ini bagi mereka untuk mencari pengalaman,” kata Gao Xia-zi Lektor Fakultas Keperawatan Universitas Sains dan Teknologi Tzu Chi.

Para perawat yang kita bina sungguh merupakan suciwan berjubah putih. Suciwan berjubah putih adalah Bodhisatwa Avalokitesvara. Dengan semangat Bodhisatwa Avalokitesvara, para perawat kita melindungi kehidupan. Di sisi setiap ranjang pasien, terdapat perawat berhati murni yang merawat para pasien dan menghibur mereka dengan tutur kata yang lembut. Pendidikan keperawatan kita telah menginspirasi dunia keperawatan mengenai misi perawat. Saya telah mendengarnya dalam berbagai interaksi dengan tenaga medis dari rumah sakit lain.

Saat saya melakukan perjalanan, terkadang ada dokter dan perawat yang datang untuk berbincang-bincang dengan saya. Meski bekerja di rumah sakit lain, mereka berkata bahwa Tzu Chi telah menunjukkan cinta kasih tenaga medis secara menyeluruh. Ini membuat saya sangat terhibur. Saya merasa bahwa kehidupan saya tidak sia-sia dan sangat bernilai.

Di dunia internasional, Tzu Chi juga sangat bernilai. Bencana akibat ulah manusia dan bencana alam sungguh membuat orang merasa bahwa dunia ini penuh dengan penderitaan.


“Tzu Chi datang ke gereja kita untuk memberikan pelayanan kesehatan gigi, mata, dan akupunktur. Mereka membutuhkan penerjemah. Karena itu, saya membantu sebagai relawan penerjemah,”
kata Adriana Fonseca relawan.

“Saya membahas hal ini dengan teman sekolah saya dalam konferensi video. Setiap orang ingin lebih memahami Yayasan Tzu Chi. Guru saya berharap saya dapat menulis artikel tentang Tzu Chi. Harapan terbesar saya ialah dapat bergabung dengan Tzu Chi,” kata Maria Collazo relawan.

Di seluruh dunia, Bodhisatwa terus bermunculan. Saya berharap misi amal kita dapat menarik perhatian makin banyak orang agar makin banyak orang yang bersumbangsih bersama. Semoga dengan kemajuan teknologi sekarang, para relawan kita dapat merespons dengan cepat.

Kita menggalang Bodhisatwa dunia dengan membangkitkan cinta kasih orang-orang. Baik orang yang berinisiatif untuk bergabung maupun orang yang kita ajak, kita hendaknya tidak menyia-nyiakan satu orang pun. Kita hendaknya segera merespons dengan menyatakan rasa syukur kita dan mengimbau mereka untuk terus bersumbangsih.

“Saya bertemu seorang pasien yang disuntik di Klinik Mata Tzu Chi. Biaya suntik tertinggi ialah 50 ribu peso Filipina (sekitar 13,7 juta rupiah). Beliau yang merupakan seorang penarik becak tidak sanggup menanggung biaya tersebut. Bagi penderita penyakit mata, baksos kesehatan Tzu Chi sangatlah bermanfaat,” kata France Inovero Mahasiswa fakultas kedokteran dari Chinese General Hospital Colleges.

“Hanya berempati tidaklah cukup. Kita juga harus memiliki welas asih dan yang terpenting, kita harus melakukan tindakan nyata,” kata Isabella Garcia Mahasiswa fakultas kedokteran dari Chinese General Hospital Colleges.

“Meski hanya dapat menyumbangkan 1 peso Filipina (270 rupiah) setiap hari, tetapi dengan bersiteguh melakukannya, saya dapat mengakumulasi sejumlah uang untuk menolong lebih banyak orang yang membutuhkan,” kata Rommel Montano Pasien.


Saya berharap kita dapat terus menginspirasi orang-orang untuk membangkitkan kekuatan cinta kasih. Kita hendaknya membuat mereka tahu bahwa kita telah merasakan kepedulian dan sumbangsih penuh cinta kasih mereka serta mengungkapkan rasa syukur kita. Mengenai orang-orang yang telah bertekad, saya berharap kita dapat mengajak mereka menjadi donatur Tzu Chi dan mengunjungi mereka setiap bulan.

Saya berharap kunjungan setiap bulan dapat ditingkatkan menjadi kunjungan setiap minggu, lalu ditingkatkan lagi menjadi kunjungan setiap hari agar mereka dapat makin memahami Tzu Chi. Kisah Tzu Chi di dunia ini sangatlah banyak. Semuanya merupakan Dharma sejati dan sejarah kehidupan yang nyata. Jadi, sejarah kita adalah kisah kehidupan kita.

Kita menulis sejarah seiring berjalannya waktu. Saya selalu merasa bahwa perjalanan kita selama ini sangat bernilai. Dengan adanya dokumentasi dalam bentuk teks, semua itu menjadi sejarah. Saat membacanya satu per satu, meski hanya dalam kata-kata yang sederhana, tetapi informasi yang terkandung di dalamnya sangatlah banyak. Karena itu, kita hendaknya mendokumentasikan setiap aktivitas Tzu Chi. Sejarah yang bernilai adalah sejarah yang disertai bukti.

Tzu Chi merupakan sebuah keluarga besar yang bersumbangsih bagi orang-orang di seluruh dunia. Karena itulah, kita selalu berkata bahwa semua orang di seluruh dunia adalah satu keluarga. Sungguh, semua orang adalah satu keluarga. Di kolong langit dan di atas bumi inilah Tzu Chi berada.


Ajaran Jing Si adalah giat mempraktikkan jalan kebenaran dan mazhab Tzu Chi adalah Jalan Bodhisatwa di dunia. Giat mempraktikkan jalan kebenaran adalah silsilah Dharma Jing Si. Tanpa silsilah Dharma, kita tidak akan memiliki semangat dan filosofi. Jika demikian, Tzu Chi akan menjadi organisasi yang hanya bertahan sementara waktu.

Tzu Chi membutuhkan jiwa kebijaksanaan yang merupakan silsilah Dharma kita. Setiap anggota komite dan Tzu Cheng harus meneruskan jiwa kebijaksanaan. Jiwa kebijaksanaan mereka mengandung semangat silsilah Dharma kita. Para relawan kita selalu berkata bahwa seruan sayalah yang menyentuh hati mereka sehingga mereka bergabung dengan Tzu Chi.

Silsilah Dharma Jing Si adalah memenuhi kebutuhan sendiri secara mandiri. Mazhab Tzu Chi adalah tempat berhimpunnya orang-orang yang penuh cinta kasih di seluruh dunia. Semua orang menghimpun tetes demi tetes cinta kasih sehingga kita dapat menolong begitu banyak orang dan misi amal kita dapat dijalankan di berbagai negara.

Menanamkan budaya humanis dalam perbuatan benar
Menulis sejarah dari dahulu hingga kini dengan menyertakan bukti
Meneruskan silsilah Dharma Jing Si dan jiwa kebijaksanaan
Menyebarluaskan mazhab Tzu Chi dan menjalankan ikrar

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 12 Juli 2023
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Felicia
Ditayangkan Tanggal 14 Juli 2023
Mampu melayani orang lain lebih beruntung daripada harus dilayani.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -