Ceramah Master Cheng Yen: Merealisasi Bodhi dengan Sepenuh Jiwa dan Raga
“Pada tanggal 24 Oktober tahun lalu, saat datang ke Zhudong, Master mengunjungi kebun sayur dan menaburkan benih bayam jepang secara langsung. Master memberi tahu kami untuk menyisakan enam batang bayam jepang. Area ini adalah tanggung jawab saya. Saya berpikir, ‘Apakah Master ingin kami mempraktikkan Enam Paramita?’ Kami lalu memindahkan enam batang bayam jepang yang tumbuh paling subur ke dalam pot untuk dibiarkan berbunga dan menghasilkan benih. Seperti sebutir benih yang tumbuh menjadi tak terhingga, ajaran Master pun hendaknya kita wariskan dari generasi ke generasi,” kata Huang Rui-zhen relawan Tzu Chi.
“Pada bulan Maret 2002, saat Master pertama kali mengunjungi kebun kami, Master berpesan pada kami untuk menanam lebih banyak pohon. Kami, murid-muridnya, sangat patuh. Saat ini, setelah 22 tahun berlalu, pohon-pohon itu telah tumbuh menjadi hutan dan menciptakan koridor hijau yang teduh. Kami dapat melakukan banyak kegiatan di dalamnya. Kami adalah sekelompok tukang kebun yang bahagia. Kebun sayur ini sebenarnya tidak besar, tetapi di sini, kami menemukan kesehatan, cinta kasih, dan semangat kebersamaan,” kata Wang De-zhi relawan Tzu Chi.
“Heqi Zhudong menggalang cinta kasih, menyebarkan Dharma, dan membawa manfaat bagi semua makhluk. Tim kami selalu mengadakan bazar sayuran sehat setidaknya seminggu 1 kali. Para relawan yang memiliki kebun sayur di rumah juga membawa sayuran hasil panen mereka untuk mendukung bazar. Dengan demikian, cinta kasih akan terhimpun di ladang berkah ini,” pungkas Wang De-zhi.
Bodhisatwa sekalian, kita semua dipenuhi dengan sukacita Dharma. Ketika melakukan perjalanan dari utara ke selatan, saya akan singgah di Aula Jing Si Hsinchu sebelum melanjutkan perjalanan ke arah selatan. Ketika kembali dari selatan ke utara, saya juga akan singgah di Aula Jing Si Hsinchu sebelum melanjutkan perjalanan ke utara. Setiap kali perjalanan saya membawa banyak berkah bagi kalian yang ada di Hsinchu. Hendaknya kalian menghargai berkah dan menciptakan berkah.
“Tzu Chi telah ada di Hsinchu selama hampir 40 tahun. Pada tahun 1984, Kakak Zheng Zhuang dan Kakak Chen Hong-xiong membangun fondasi Tzu Chi di sana. Hingga pada tahun 1987, ada tujuh orang yang telah dilantik menjadi relawan Tzu Chi. Saya mengenal Tzu Chi pada tahun 1989 dan dilantik pada tahun 1991. Saat saya dilantik, belum ada anggota Tzu Cheng, hanya ada anggota komite Tzu Chi yang berjumlah sekitar 35 orang. Hingga tahun 1994, kami baru memiliki anggota Tzu Cheng. Setelah itu, jumlah relawan kami meningkat pesat,” kata Hong Gui-mei relawan Tzu Chi.
“Saat ini, kami memiliki sekitar 2 ribu relawan Tzu Chi. Selama hampir 40 tahun, tekad awal kami tidak pernah berubah. Pada tahun 1993, Master mengunjungi Jalan Xida untuk mempromosikan pelestarian lingkungan dan donor sumsum tulang. Saat itu, insan Tzu Chi di Hsinchu selalu berkata, "Saya bersedia." Hingga saat ini, apakah kalian masih bersedia? Saya bersedia. Baik. Master, tenanglah. Di antara 3 ribu relawan yang pertama dilantik, ada 41 relawan yang berada di Hsinchu,” pungkas Hong Gui-mei.
Saya telah mendengar ketekunan kalian semua dan melihat ada banyak relawan senior yang telah bersumbangsih selama 30 hingga 40 tahun. Semuanya mendedikasikan diri di Tzu Chi dengan kesatuan hati dan tekad. Tentu saja, ada hal yang disesali dalam kehidupan. Sesuai hukum alam, ada yang usianya makin tua, kondisi tubuhnya melemah, bahkan ada yang tidak dapat saya temui lagi. Begitulah ketidakkekalan hidup. Hidup tidak hanya tidak kekal, tetapi juga terus mengalami perubahan.
Hendaknya kita selalu mengenang masa lalu dan memikirkan masa depan. Kita pasti telah mencapai sesuatu di masa lalu. Jika tidak ada perjalanan yang panjang, bagaimana mungkin Tzu Chi dapat tersebar di seluruh dunia seperti saat ini? Inilah pencapaian yang diperoleh seiring berjalannya waktu. Namun, ada juga penyesalan karena ada beberapa relawan senior yang tidak dapat saya temui lagi. Ini adalah bagian dari hukum alam.
Setiap kali, saya selalu berpikir bahwa mereka tengah membentangkan jalan untuk saya. Ini adalah siklus yang akan terus berlanjut. Di kehidupan sekarang, saya dan kalian bersama-sama membentangkan jalan demi masa depan. Hendaknya kita bersungguh-gungguh membentangkan jalan yang lebar dan rata. Inilah jalan yang harus saya dan kalian bentangkan agar Bodhisatwa di masa depan dapat menapaki jalan yang lebih luas dan lapang.
“Di Hsinchu, saya tidak berani mengaku sebagai relawan senior. Saya bergabung dengan Tzu Cheng pada masa-masa awal. Sepanjang perjalanan ini, ada banyak relawan yang memberikan dukungan. Saya ingat bahwa awalnya, kita hanya memiliki 42 anggota Tzu Cheng. Yang menyedihkan ialah di antara para relawan yang bekerja sama dengan saya di lokasi konstruksi pascagempa 921, banyak yang kini telah meninggal dunia. Terkadang, saya berpikir tentang bagaimana mereka mendampingi dan memimpin para relawan yang baru bergabung menjadi anggota Tzu Cheng,” kata Chen Ying-ji relawan Tzu Chi.
“Saat ini, banyak relawan di sini yang berusia 86, 87, atau 88 tahun. Kakak Kang saat ini telah berusia 88 tahun, Kakak Chen Chang-dong berusia 87 tahun, dan beberapa lainnya berusia 85 tahun. Namun, mereka yang telah berusia 80-an tahun tetap bersumbangsih di Tzu Chi tanpa menyerah. Mengingat para relawan lansia ini, saya ingin memberi tahu semuanya bahwa kita harus menjalankan misi Tzu Chi dengan tekun karena dengan menjalankannya, kita akan makin sehat. Jika kita tidak menjalankannya sekarang, kita akan kehilangan kesempatan,” lanjut Chen Ying-ji.
Chen Ying-ji melanjutkan, “selama masih bisa bergerak, saya akan melakukan apa pun yang saya bisa. Kita harus sungguh-sungguh menggenggam waktu karena waktu berlalu dengan cepat. Saya ingat bahwa saya pensiun di usia 40 atau 41 tahun dan dalam sekejap, saya telah mulai memasuki usia 70 tahun.”
Kehidupan Anda sangat bernilai. Anda harus mengenang dan mencatat pengalaman Anda. Kita harus menulis sejarah Tzu Chi dengan baik. Hendaknya semua bersatu untuk melakukan ini.
“Saya ingin melaporkan kepada Master bahwa saya telah menjaga rumah kita dengan baik. Saya berada di sini 365 hari dalam setahun, kecuali saat saya kembali ke Griya Jing Si. Saya akan terus menjaga rumah dengan baik,” pungkas Chen Ying-ji.
Saya bisa menyaksikan betapa patuhnya kalian. Hendaknya semuanya terus tekun dan bersemangat. Ketika satu hari berlalu, usia kehidupan kita pun berkurang satu hari. Namun, jiwa kebijaksanaan kita terus bertumbuh. Meski usia kehidupan kita terus berkurang, tetapi saat kita bersatu dengan ajaran Buddha dan Tzu Chi, jiwa kebijaksanaan kita akan terus bertumbuh.
Saya ingin memberi tahu semuanya bahwa hendaknya kalian tekun dan bersemangat. Usia kehidupan kita berkurang seiring berlalunya waktu. Bagaikan ikan yang kekurangan air, apa kebahagiaan yang diperoleh? Sesungguhnya, apa kebahagiaan yang diperoleh? Setelah mempelajari Dharma, kita dapat menciptakan nilai dalam kehidupan dengan menapaki Jalan Bodhisatwa.
Saat ini, kalian semua adalah Bodhisatwa dunia. Hendaknya kita memanfaatkan perkembangan teknologi untuk membuktikan ajaran Buddha di dunia.
Mendedikasikan hidup untuk membentangkan jalan agung
Menyebarkan cinta kasih di seluruh dunia
Menumbuhkan jiwa kebijaksanaan dengan tekun dan bersemangat
Mempraktikkan ajaran bajik dan merealisasi Bodhi
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 15 Agustus 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 17 Agustus 2024