Ceramah Master Cheng Yen: Merespons Penderitaan dan Bersumbangsih dengan Sukacita


“Kami menerima kasus seorang bapak yang telah beberapa waktu kehilangan pekerjaannya akibat pandemi Covid-19. Beliau berencana untuk kembali ke Taiwan sebelum masa berlaku visanya berakhir. Namun, pada bulan Februari tahun ini, beliau mendadak jatuh sakit. Berhubung tidak tahu bagaimana membantunya, temannya meminta bantuan pada Tzu Chi Jepang. Tim relawan kita segera pergi ke rumah sakit untuk mencurahkan perhatian. Sesungguhnya, pada saat itu, kami menghadapi beberapa tantangan,”
kata Si Dao Qingxiushi.

“Pihak rumah sakit mengatakan bahwa penyakitnya tidak membahayakan nyawanya dan beliau hanya perlu menjalani fisioterapi. Jadi, mereka berharap beliau bisa segera keluar dari rumah sakit. Kami pun berkomunikasi dengan mereka. Kami bertanya, ‘Apakah setelah keluar rumah sakit, beliau memerlukan perawatan kesehatan? Berhubung kini masa berlaku visanya telah berakhir, apakah beliau harus kembali ke Taiwan? Jika kembali ke Taiwan, apakah beliau harus tinggal di panti wreda?’” lanjut Si Dao Qingxiushi.

“Keesokan paginya, kami menerima telepon dari pihak rumah sakit. Mereka mengatakan bahwa sebelum beliau kembali ke Taiwan, mereka akan membantu merawatnya di rumah sakit. Pihak rumah sakit juga membantu kami untuk mencari perusahaan transportasi medis internasional. Saat tahu bahwa Tzu Chi pada awalnya tidak mengenal bapak tersebut, tetapi tetap membantunya dengan cinta kasih yang setara tanpa pamrih, perusahaan ini pun mencari berbagai cara untuk mengurangi biaya transportasi. Pada akhirnya, seluruh biaya transportasi dikurangi setengahnya. Dengan doa dari semua orang, bapak ini dapat kembali ke Taiwan dengan selamat,” pungkas Si Dao Qingxiushi.


Kita telah mendengar pengalaman insan Tzu Chi Jepang. Sesungguhnya, kehidupan tidaklah kekal. Bapak tersebut mengalami keterpurukan di Jepang. Beruntung, ada insan Tzu Chi yang membantunya. Setelah insan Tzu Chi menerima laporan, mereka mencari tahu tentang kondisinya, lalu membantunya kembali ke Taiwan agar beliau memiliki tempat bernaung. Karena hidup tidaklah kekal, maka dibutuhkan orang yang penuh cinta kasih.

Meskipun kita tidak mengenalnya, tetapi ketika mendapat laporan kasus itu, kita dengan sepenuh hati membantunya mengurus berbagai hal. Relawan Tzu Chi Jepang mengantarnya ke bandara dan relawan Tzu Chi Taiwan menjemputnya. Setelah relawan Tzu Chi Taiwan menjemputnya, mereka juga harus memastikan kelanjutan hidupnya. Berhubung bapak ini sakit dan sudah lansia, relawan Tzu Chi akan terus merawatnya.

Saat ini, kita sering mendengar perawatan jangka panjang bagi para lansia. Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap negara memerlukan kesejahteraan sosial. Banyak kasus yang kita terima ialah kasus para lansia yang tinggal sebatang kara dan memerlukan perawatan jangka panjang.

Saya sering mengatakan bahwa insan Tzu Chi dipenuhi berkah. Sebagian insan Tzu Chi sudah berusia lanjut. Namun, mereka tetap menapaki Jalan Bodhisatwa tanpa menyerah pada usia. Mereka memiliki jiwa kebijaksanaan. Dengan bijaksana, mereka memanfaatkan tubuh mereka. Jiwa kebijaksanaan yang tidak berwujud merupakan motivasi kita. Hendaklah kita terus memanfaatkan tubuh dan jiwa kebijaksanaan kita tanpa menyerah pada usia. Asalkan memiliki tubuh yang sehat dan jalinan jodoh, kita pasti akan menerima setiap kasus yang ada.


Lihatlah anggota Tzu Cheng, mereka selalu menghargai berkah dan menciptakan berkah bagi orang lain. Ketika seorang lansia di sebuah keluarga telah meninggal, keluarganya akan menyumbangkan tempat tidur elektrik yang pernah digunakannya. Lalu, insan Tzu Chi akan menghargai berkah dan menerimanya. Sebagian penyumbang tinggal di bangunan bertingkat dan tempat tidur yang mereka sumbangkan sangat berkualitas dan pastinya sangat berat. Bagaimana cara memindahkan tempat tidur itu dari lantai atas ke bawah?

Kita harus menggunakan kebijaksanaan dan tenaga kita. Butuh kerja sama banyak orang untuk memindahkan tempat tidur yang sangat berat dari lantai atas ke bawah dengan menuruni satu demi satu anak tangga. Setelah menurunkan tempat tidur, relawan Tzu Chi masih harus membersihkannya. Apabila ada sekrup yang longgar, relawan kita harus mengencangkannya. Kita memperbaiki tempat tidur ini hingga seperti baru lagi dan layak digunakan. Ketika ada keluarga tidak mampu yang memerlukannya, relawan Tzu Chi akan mengantarkannya untuk mereka. Inilah cinta kasih dan sumbangih tanpa pamrih.

Ketika tempat tidur sampai di tangan yang membutuhkan, semua orang merasa bahagia. Kita merasa bersyukur karena tempat tidur yang telah diperbaiki dengan segala upaya dapat berguna bagi pemilik baru yang membutuhkan. Kita semua merasa sangat senang karena barang yang kita perbaiki dapat digunakan oleh pemilik baru. Para insan Tzu Chi sungguh penuh pengertian dan memiliki cinta kasih yang tulus. Ketika bersumbangsih bagi yang membutuhkan, kita merasa sangat bersyukur. Inilah yang disebut dengan cinta kasih Bodhisatwa dunia yang murni tanpa noda.


Relawan kita mengumpulkan sumber daya, lalu memberikannya kepada yang membutuhkan. Inilah cinta kasih. Meski telah menghabiskan banyak energi, kita tidak mempermasalahkan apakah penerima bantuan mengucap syukur atau tidak. Namun, kita sendiri merasa bersyukur karena apa yang kita berikan dapat berguna bagi mereka.

Relawan kita sangat spesial. Mereka berbeda dengan orang-orang pada umumnya. Siapakah mereka? Bodhisatwa. Inilah tujuan Buddha datang ke dunia, yaitu untuk mengajarkan kepada kita semua bahwa kita bisa menjadi Bodhisatwa dunia yang selalu merespons saat ada yang membutuhkan bantuan. Terkadang, tanpa diminta, insan Tzu Chi tetap bersumbangsih dengan cinta kasih agung.

Mereka melenyapkan penderitaan dengan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin. Mereka adalah Bodhisatwa sesungguhnya. Intinya, Bodhisatwa dunia selalu merespons saat ada yang membutuhkan. Bodhisatwa selalu bersumbangsih bagi orang-orang yang menderita. Bodhisatwa sekalian, saya setiap hari bersyukur kepada kalian karena kalian bersedia bersumbangsih tanpa takut bersusah payah.

Kehidupan tidaklah kekal dan selalu dilanda kesulitan
Bodhisatwa siap sedia membantu dan memberikan perhatian
Meneruskan jiwa kebijaksanaan dengan memanfaatkan jiwa dan raga
Insan Tzu Chi hendaklah merespons penderitaan semua makhluk

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 29 Juni 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Shinta
Ditayangkan tanggal 01 Juli 2022
Dalam berhubungan dengan sesama hendaknya melepas ego, berjiwa besar, bersikap santun, saling mengalah, dan saling mengasihi.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -