Ceramah Master Cheng Yen: Meringankan Penderitaan Warga dan Menghargai Jalinan Jodoh
Unsur air tidak selaras. Lihatlah, banyak negara yang dilanda bencana banjir. Hujan deras yang tak henti-hentinya menyebabkan banjir sehingga warga yang terkena dampak terpaksa mengungsi. Namun, mereka harus mengungsi ke mana? Kita benar-benar bisa melihat banyak penderitaan di dunia. Kini, kita bisa melihat banyak bencana yang terjadi di seluruh dunia akibat ketidakselarasan empat unsur. Kitalah yang terkena dampaknya karena kita semua hidup di Bumi ini.
Sekarang, lempeng tektonik benar-benar tidak selaras. Contohnya, di Peru terjadi gempa berkekuatan sangat besar. Lihatlah, dalam waktu beberapa detik, guncangan gempa menyebabkan bangunan rumah runtuh. Guncangan gempa benar-benar mengejutkan dan mengguncangkan hati warga. Meski guncangan gempa hanya berlangsung selama 10 atau 20 detik, kita bisa melihat kekuatan alam benar-benar sangat besar. Kita juga bisa melihat kebakaran hutan. Berhubung kobaran apinya sangat besar, maka tidak bisa dijangkau dengan mobil dan hanya bisa disemproti bahan kimia penghambat nyala api.
Kita juga sangat tidak berdaya melihat kobaran api masih terus merambat. Melihat ketidakselarasan unsur api, saya juga sangat khawatir. Kita semua hidup di Bumi yang sama. Namun, suhu Bumi terus meningkat. Kebakaran hutan terus terjadi, baik akibat ulah manusia maupun bencana alam. Melihat ini, hati saya juga sangat khawatir. Begitu hutan mengalami kerusakan, sumber air juga akan ikut terganggu.
Dahulu, ketika turun hujan, pohon-pohon
di hutan dapat
menyerap banyak air hujan. Ketika hujan turun, ranting
ataupun daun-daun pada pohon ranting ataupun daun-daun pada
pohon dapat
menyerapnya. Air hujan
akan diserap perlahan-lahan hingga mencapai akar pohon dan
meresap ke dalam tanah. Pohon-pohon dapat menyerap air hujan dan
menyalurkannya ke tanah dengan lembut dan lancar. Dengan
begitu, tanah juga terlindungi. Air yang diserap itu dapat
berfungsi sebagai
sumber air untuk kebutuhan
sehari-hari bagi manusia dan juga memelihara tanah. Ini
merupakan siklus yang sangat baik. Kini, akibat ketidakselarasan
unsur api, suhu
udara terus meningkat. Unsur air juga tidak selaras. Kita bisa
melihat suku Badui Arab di Yordania menderita akibat kekeringan dalam
waktu lama.
“Hari ini, relawan Tzu Chi berangkat dari Amman, ibu kota Yordania, dan menempuh perjalanan sejauh hampir 300 km menuju lokasi pertama penyaluran barang bantuan di bagian selatan Yordania. Mereka harus melalui gurun yang luas ini untuk pergi ke tempat suku Badui di Abbasiyah. Di lokasi ini, kita bisa melihat di depan sana ada beberapa tanaman. Awalnya, di sini terdapat air terjun, tetapi akibat dampak perubahan iklim, sekarang sudah menjadi sehamparan gurun,” kata Xu Fei Li, reporter Da Ai TV.
Suku Badui Arab tinggal di gurun tanpa memiliki kewarganegaraan. Melihat penderitaan mereka, insan Tzu Chi pergi ke tempat itu pada bulan Ramadan untuk mengantarkan barang kebutuhan Hari Raya Idul Fitri.
“Kami membiarkan mereka tahu makanan seperti apa yang kami siapkan untuk mereka. Terlebih lagi, saat ini, bulan Ramadan sudah hampir tiba. Paket barang bantuan yang diberikan saat ini tidak seperti di hari biasa. Pada bulan Ramadan, kami menyiapkan dua jenis makanan,” kata Ci Ai, relawan Tzu Chi.
Insan Tzu Chi pergi menyalurkan barang bantuan untuk persiapan Hari Raya Idul Fitri. Mereka juga tinggal bersama warga di gurun selama 2 atau 3 hari dan mengalami bagaimana rasanya tidur di dalam tenda. Inilah kondisi kehidupan warga di sana yang insan Tzu Chi rasakan. Kita juga bisa melihat pengungsi Suriah yang mengungsi ke Yordania akibat peperangan. Mereka tinggal di gurun sudah selama 6 atau 7 tahun. Ada yang mengungsi ke Yordania dalam keadaan terluka. Ada beberapa waktu, saya sering berbagi dengan kalian semua bagaimana para pengungsi Suriah berusaha menyeberangi perbatasan antara Suriah dan Yordania.
Ada seorang anak yang dijuluki "Pangeran". Ibunya mengandungnya saat berusaha menyeberangi perbatasan dan menghindar dari tembakan. Melihat satu demi satu orang tumbang, ibunya berusaha melindungi anak di dalam kandungannya dan berhasil tiba di Yordania. Dia mengalami luka-luka dan terselamatkan. Namun, pada akhirnya, nyawa sang ibu tidak terselamatkan. Bayi itu diselamatkan melalui bedah sesar. Bayi itu adalah anak yatim piatu. Apa yang harus kita lakukan? Anggota Komite Tzu Chi, Ci Li, adalah orang lokal Yordania. Putrinya sudah lebih dari 10 tahun menikah, tetapi belum memiliki anak. Setelah mengurus administrasi dan membuat pengumuman, putrinya mengadopsi bayi itu.
Anak itu sangat bahagia sekarang. Anak itu memiliki berkah. Meski setelah melarikan diri dari tembakan, ibunya meninggal, tetapi dia diselamatkan melalui bedah sesar. Karma baiknya langsung berbuah, berbeda dari anak-anak pengungsi lainnya. Inilah buah dari karma langsungnya, yaitu kondisi tubuhnya. Dia dapat dilahirkan dan terus hidup. Buah karma penopangnya membuat dia bisa diadopsi, dilindungi, dan dikasihi oleh keluarga yang begitu baik. Kini, dia sudah berusia 7 tahun. Jadi, dalam kehidupan, kita harus memandang penting hukum karma. Apa yang kita tabur, itulah yang akan kita tuai.
Pada kehidupan lampau, anak itu memiliki jalinan jodoh dengan orang tua angkatnya. Karena jalinan jodoh inilah, dia terlahir di dunia dan menjadi anak angkat orang tuanya serta hidup bersama dengan keluarga ini. Jalinan jodoh ini sangat menakjubkan. Yang lebih harus kita syukuri ialah hal baik dan jalinan jodoh baik seperti ini selalu insan Tzu Chi genggam pada waktu yang tepat.
“Kami mewakili Master Cheng Yen dan insan Tzu Chi di seluruh dunia berdoa dengan sangat tulus bagi semua keluarga di sini. Semoga barang yang kami berikan adalah yang benar-benar kalian butuhkan. Kami berharap tak ada lagi peperangan dan setiap keluarga bisa merasakan kebahagiaan,” kata relawan Tzu Chi asal Yordania.
Ketidakselarasan empat unsur menyebabkan bencana
Warga di gurun sulit untuk bertahan hidup
Peperangan menyebabkan penderitaan
Meringankan penderitaan warga dan menghargai jalinan jodoh
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 28 Mei 2019
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina
Ditayangkan tanggal 30 Mei 2019