Ceramah Master Cheng Yen: Metode Terampil Membimbing ke Arah Kekayaan Batin
“Terima kasih atas bantuan beras dari kalian. Saya sungguh senang. Selama pandemi Covid-19, harga semua barang melonjak tinggi. Ketika mendapat bantuan dari Tzu Chi, saya dengan senang hati membantu memindahkan beras. Saya tidak merasa lelah sedikit pun karena membantu dapat memberikan kekuatan bagi saya,” kata Kyaw Min Naing warga.
“Pada awalnya, saya merasa bahwa saya miskin dan tidak mampu untuk berdana. Namun, hari ini kalian memberi tahu saya bahwa berdana dapat dilakukan melalui segenggam beras. Saat ini, saya memiliki celengen beras. Saya bisa mulai untuk menyisihkan segenggam beras setiap hari untuk berdana,” kata Ma Yin Yin warga.
Meskipun menderita dalam kemiskinan, mereka memiliki cinta kasih dan pikiran yang bajik. Namun, sebelumnya kita harus mengenyangkan perut mereka sehingga mereka memiliki tubuh yang sehat dan memiliki kekuatan untuk membantu orang lain. Jadi, di balik metode terampil juga ada kebenaran sejati. Jika seseorang tidak memiliki tubuh yang sehat, bagaimana ia bisa membantu orang lain?
Meski dalam jalan menuju kebuddhaan dibutuhkan banyak metode terampil, tetapi di balik semua metode terampil ini selalu ada kebenaran sejati. Hanya saja, kita perlu merespons kebutuhan semua makhluk dan segera meringankan penderitaan mereka. Ketika mereka terlepas dari penderitaan, mereka akan memendam rasa syukur dan mengenal ajaran Buddha.
Saya berterima kasih kepada warga Myanmar yang saling membantu satu sama lain. Saat ini, melalui semangat celengan beras, satu desa dapat membantu desa lainnya. Cinta kasih adalah kekayaan batin semua orang. Warga Myanmar penuh dengan cinta kasih dan niat baik.
Beberapa penduduk desa masih memiliki kebiasaan buruk. Mereka menyambut celengan beras dengan baik dan mempraktikkannya, tetapi sulit untuk mengubah kebiasaan mabuk dan berjudi. Namun, insan Tzu Chi tidak menyerah. Mereka sering membawa foto saya dan berkata, "Master mengimbau kita untuk mengubah kebiasaan buruk."
Relawan mengajarkan Kata Renungan Jing Si yang tercetak di karung beras kepada mereka. Relawan juga memperkenalkan semangat Tzu Chi. Apa yang dilakukan relawan Tzu Chi di Myanmar sungguh tidak mudah. Banyak kehidupan warga yang telah berubah. Seperti contoh, U Thein Tun dan U San Thein, mereka saling menginspirasi satu sama lain.
Yang paling sering saya bicarakan ialah U Thein Tun. Dia selalu berjalan mengelilingi ladangnya dan melafalkan Kata Renungan Jing Si. Dia tidak lagi menyemprotkan pestisida. Ladang di sekitarnya penuh dengan hama, sedangkan di ladangnya tidak ada hama. Bahkan, padi hasil panennya lebih baik daripada orang lain.
U Thein Tun telah menggarap ladang dengan tekun dan mengubah kebiasaan buruk dalam dirinya. Dia juga membangun rumah dengan batu bata dan mengadakan pertemuan di sana. Dengan demikian, dia telah menyebarkan cinta kasih, mengedukasi, dan memengaruhi banyak orang.
Lihatlah perempuan itu, ia juga tersentuh hatinya dan mulai berubah. Di ladang, pasti ada siput yang akan menghabiskan tunas padi. Perempuan ini belajar untuk mengucapkan kata-kata yang baik kepada siput itu setiap hari.
“Siput, kalian boleh makan bibit padi ini, tetapi sisakan beberapa untuk saya,” kata Daw Than Than Htwe petani.
Kita harus percaya bahwa ajaran yang baik dapat menginspirasi semua makhluk. Hendaklah kita menyerap ajaran yang baik ke dalam hati kita dan membangkitkan keyakinan yang tulus. Secara alami, kita akan dipenuhi dengan berkah. Dengan demikian, segala sesuatu akan berjalan dengan lancar.
Lihatlah bagaimana U Thein Tun kini dapat tinggal di rumah yang baik dan menggarap ladang berkah. Semua ini dapat ia lakukan dengan diawali sebersit niat baik. Dia telah memupuk kebajikan selama lebih dari 10 tahun. Pada awalnya, ia menerima bantuan dari Tzu Chi. Rasa syukur yang ia miliki secara perlahan membangkitkan niat baik dan keyakinannya. Saya merasa bahwa saya memiliki harapan. Inilah kehidupan.
Hendaklah kita menabur benih kebajikan di dunia. Hendaklah kita menjadi Bodhisatwa dunia yang menabur benih di ladang berkah dunia. Hati setiap orang bagaikan sebidang ladang. Selama kita bersedia Selama kita bersedia menabur benih kebajikan di ladang batin semua orang, benih kebajikan itu akan terus menginspirasi orang lain untuk memiliki pikiran yang baik. Jika semua orang menciptakan berkah bagi dunia, bukankah Bumi ini akan damai dan tenteram? Bukankah empat unsur alam akan selaras?
Saat ini, kondisi perubahan iklim memburuk. Namun, saya tidak memiliki cukup kekuatan untuk membalikkan keadaan. Saya menempelkan semut hasil kerajinan tangan di bawah jam saya. Saya berharap semua orang yang mendengarkan saya dapat menjadi seperti semut kecil yang selalu bergerak maju dan berpacu dengan waktu. Semut kecil ini juga mengingatkan saya untuk selalu meningkatkan kewaspadaan diri. Jalinan jodoh terbatas dan waktu tidak menunggu siapa pun. Berapa banyak waktu yang tersisa bagi kita untuk menginspirasi orang lain? Tidak banyak waktu yang tersisa.
Saya selalu menyerukan kepada semuanya untuk terus menginspirasi orang lain. Mereka pun akan menginspirasi orang lain seperti Anda. Inilah cara kita menyatukan semua orang. Dengan demikian, langkah kita akan makin mantap dan cepat. Kekuatan kita pun akan makin bertambah kuat.
Lihatlah, Tzu Ching memegang sebuah tabung plastik dan mulai menyerukan kepada semua orang untuk menyisihkan segenggam beras setiap hari. Jika semangat ini diteruskan, maka harapan dan kekuatan kita akan makin besar. Saya berharap kita dapat mewujudkan kedamaian dan keharmonisan dunia sehingga semua orang dapat hidup dalam ketenangan dan kebahagiaan. Inilah hal yang paling penting.
Metode terampil membimbing ke arah kekayaan batin
Berkah berasal dari keyakinan atas hukum sebab akibat
Jangan meremehkan diri sendiri yang dapat menyebarkan pandangan benar
Menumbuhkan kebajikan demi kehidupan yang tenang, bahagia, dan harmonis
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 08 September 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 10 September 2022