Ceramah Master Cheng Yen: Mewarisi Keluhuran untuk Membawa Manfaat bagi Dunia
Hari ini pada 15 tahun yang lalu, Master Yin Shun wafat. Banyak orang yang berangsur-angsur datang. Semua orang merasa sangat sedih dan kehilangan. Dengan tertib dan rapi, semua orang dengan pelan melafalkan nama Buddha Sakyamuni. Semua orang tidak berhenti melafalkan nama Buddha Sakyamuni. Anggota Sangha dari berbagai wilayah juga datang.
Dua hari kemudian, saya mendampingi guru saya sepanjang perjalanan kembali ke Vihara Fu Yan, Hsinchu. Setiap orang datang untuk memberi penghormatan. Beberapa hari kemudian, almarhum dipindahkan ke Kantor Perwakilan Tzu Chi Hsinchu yang lebih luas.
Beliau meninggal dunia dengan damai dan semua orang berdukacita. Kenangan saat itu terus terbayang dalam benak saya. Tanpa disadari, 15 tahun sudah berlalu. Saya selalu merindukan guru saya.
Saat itu, guru saya tinggal di Griya Jing Si. Saya sangat bersyukur bisa mendampinginya pada masa tuanya. Setiap hari, ada sekelompok murid saya yang memberi salam padanya dan mendampinginya secara bergilir. Saya tetap sibuk dengan misi Tzu Chi.
Setiap hari, begitu ada waktu luang, saya akan naik ke lantai atas untuk menemuinya dan berkata, “Master, maaf, saya sangat sibuk hari ini.” Saya lalu bercerita padanya tentang apa yang terjadi hari itu. Beliau tetap tersenyum dan berkata, “Lanjutkan saja kesibukanmu.”
Saat saya berbagi dengannya tentang penderitaan di suatu tempat, bagaimana rencana penyaluran bantuan kita, serta anggota komite dan Tzu Cheng yang meminta izin kepada saya untuk menyalurkan bantuan bencana internasional, beliau selalu berkata, “Kalian telah bersusah payah.” Benar, saat itu kita memang sibuk dan bersusah payah.
Meski demikian, saya menjawab, “Insan Tzu Chi tidak bilang bersusah payah, mereka bilang bahagia. Bersumbangsih membuat mereka bahagia.”
Adakalanya, beliau berkata, “Mereka sungguh menakjubkan. Mereka telah membangun tekad.”
Sungguh, para anggota Tzu Cheng dan komite kita sungguh menakjubkan.
Guru saya, Master Yin Shun, hanya memberi saya enam kata, yaitu demi ajaran Buddha, demi semua makhluk. Jadi, Tzu Chi bermula dari prinsip demi ajaran Buddha, demi semua makhluk. Jalinan jodoh antara guru dan murid membuat saya terus berpegang pada pesan beliau hingga kini.
Hingga kini, saya belum menuntaskan semua tugas saya untuk enam kata ini. Semua makhluk sangatlah banyak dan ajaran Buddha sangatlah luas. Bagaimana membimbing setiap orang di dunia ini memahami ajaran Buddha? Kita membutuhkan orang yang bijaksana. Contohnya guru saya.
Beliau mempelajari Dharma sejak muda. Beliau telah menempuh perjalanan yang Panjang dan memiliki banyak murid. Saya sangat beruntung bisa menjadi muridnya. Meski saya tidak memiliki kesempatan untuk melatih diri bersama guru saya dalam jangka panjang, tetapi pada masa tuanya, beliau sering berkunjung ke Griya Jing Si hingga akhirnya tinggal di Hualien. Untuk itu, saya sangat bersyukur. Saya sangat merindukan guru saya.
Pada zaman seperti itu, Master Yin Shun bisa berfokus mendalami ajaran Buddha dan menjalankan pelatihan diri yang murni. Seumur hidupnya, beliau mendalami Dharma dan berbagi dengan orang-orang bagaimana menerapkan Dharma dalam kehidupan sehari-hari.
Kini kita mempraktikkan Dharma di dunia dengan menjalankan misi Tzu Chi. Kita membentangkan jalan dengan cinta kasih sesuai ajaran Sutra Teratai. Kita membimbing orang-orang untuk mempelajari Sutra Teratai dan menapaki Jalan Bodhisatwa, yakni jalan menuju kebuddhaan.
Setiap orang hendaknya mengingat Master Yin Shun yang mulia. Beliau bagaikan keluarga saya dan saya paling bersyukur padanya. Saya membalas budi guru saya setiap hari. Kita harus membalas budi orang tua, guru, dan Tiga Permata. Kita juga hendaknya membalas budi semua makhluk.
Ada banyak insan Tzu Chi yang bersama-sama bersumbangsih bagi dunia. Dalam interaksi antarmanusia, kita hendaknya saling bersyukur, menghormati, mengasihi, dan melindungi. Jadi, dunia Tzu Chi adalah dunia yang paling murni, tenteram, dan bahagia.
Bodhisatwa sekalian, saat mengenang Master Yin Shun, kita juga harus mengingat bahwa beliau berharap ajaran Buddha dapat dipraktikkan dalam keseharian. Jadi, kita merindukan Master Yin Shun dan bertindak secara nyata setiap hari untuk mewariskan ajarannya. Inilah yang disebut menumbuhkan jiwa kebijaksanaan.
Mari kita lebih bersungguh hati setiap waktu.
Master Yin Shun mengerahkan
welas asih dan kebijaksanaan
Menjernihkan
fisik dan batin untuk membawa manfaat bagi semua makhluk
Mengenang
keluhuran guru dan terus berpegang pada ajarannya
Membentangkan jalan sesuai Sutra Teratai dan membalas budi Dharma
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 06 Juni 2020