Ceramah Master Cheng Yen: Mewarisi Tekad Guru untuk Melenyapkan Penderitaan
Waktu berlalu dengan sangat cepat. RS Tzu Chi Hualien sudah
berdiri selama 31 tahun. Di Hualien yang berada di wilayah timur Taiwan, jarang
ada orang yang bersedia mendedikasikan diri di sini. Kita sangat beruntung
memiliki sekelompok besar staf yang sepenuh hati dan penuh cinta kasih melindungi
kehidupan dan kesehatan pasien di rumah sakit kita.
Di atas panggung, terlihat staf yang telah mendedikasikan diri selama
30 tahun. Saya sungguh terharu dari lubuk hati saya.
“RS Tzu Chi Hualien berusia 31 tahun dan kami telah bekerja di
sini selama 30 tahun. Kami telah mempertahankan tekad selama 30 tahun. Terima
kasih, semuanya.
Saya sungguh sangat bersyukur, bukan hanya terhadap para staf yang
telah 30 tahun mendedikasikan diri, tetapi juga Bibi Lin yang telah
mendedikasikan diri selama lebih dari 31 tahun. Tahun ini, dia telah berusia
90-an tahun, tetapi dia enggan meninggalkan pekerjaannya. Inilah yang disebut
mempertahankan tekad dan berpegang pada kebenaran.
Dia mendedikasikan kehidupan dan keterampilannya untuk misi
kesehatan kita. Saya masih ingat tahun pertama bermulanya misi kesehatan, Tzu
Chi tidak memiliki apa-apa dan masih berada dalam kondisi yang serba sulit. Namun,
saat itu, Hualien sangat membutuhkan fasilitas medis. Karena itu, saya bertekad
untuk mendirikan RS.
Saya sangat bersyukur ada begitu banyak orang yang memiliki
kesatuan tekad dengan saya. Banyak orang yang bersungguh hati menggalang dana untuk
mendukung pembangunan RS Tzu Chi Hualien. Saat itu, kita mendirikan rumah sakit
di Hualien karena fasilitas medis sangat dibutuhkan. Kini, warga bukan hanya
membutuhkan, tetapi juga bergantung pada RS Tzu Chi Hualien.
RS Tzu Chi bisa berdiri di wilayah timur Taiwan, ini berkat para
tenaga medis dan relawan yang bekerja sama dengan sepenuh hati dan penuh cinta
kasih. Hasil evaluasi akreditasi belakangan ini telah membuktikan kemantapan
dan keunggulan rumah sakit kita. Menjelang evaluasi akreditasi, saya mendengar
bahwa setiap orang sangat tegang dan sibuk melakukan persiapan. Saya lalu berkata
pada mereka bahwa yang dinilai dalam evaluasi akreditasi adalah apa yang kita
lakukan setiap hari.
Kita selalu melindungi kehidupan dan kesehatan pasien dengan cinta
kasih. Kita tidak pernah lengah. Kita bisa melihat para relawan kita menjadi
jembatan penghubung antara tenaga medis dan pasien. Mereka bisa memberikan
banyak kekuatan pada tenaga medis dan bisa menenangkan pasien. Menjelang
evaluasi akreditasi, para relawan bergerak untuk membersihkan RS. Saya sangat
bersyukur pada mereka.
Tentu saja, seluruh staf rumah sakit kita bekerja sama dengan kesatuan hati dan tekad. Kita juga melihat bahwa staf misi kesehatan kita bukan hanya menjalankan misi kesehatan, tetapi juga menjalankan misi amal. Mereka mengunjungi orang kurang mampu dan orang yang berketerbatasan fisik.
Kepala RS dan para staf kita juga membantu membersihkan rumah
keluarga kurang mampu, bahkan membersihkan kloset mereka. Mereka rela melakukan
apa saja untuk bersumbangsih bagi sesama. Ini sungguh membuat orang tersentuh.
Kembali ke misi kesehatan kita, saya sangat bersyukur kepada
departemen bedah dan departemen penyakit dalam yang begitu mengasihi dan
melindungi pasien. Di rumah sakit kita terdapat pengobatan tradisional
Tiongkok, pengobatan Barat, layanan klinis, poli gizi, dan berbagai pelayanan
medis lainnya. Kita bisa melihat sebuah kasus di Xincheng, Bapak Wu. Saat dia
berada di unit perawatan intensif dan kita ingin mewujudkan harapannya, kita
baru mengetahui bahwa pernikahannya belum terdaftar di catatan sipil.
Karena itu, kita membantu mereka menuntaskan langkah terakhir
dalam pernikahan mereka agar dia bisa mewariskan hartanya pada istrinya. Saya
sangat bersyukur kepada staf kita yang membantunya menuntaskan peristiwa
penting dalam hidupnya. Ini sungguh tidak mudah. Kita juga melihat Sofyan dari
Indonesia.
“Kakek Guru, para bhiksuni di Griya Jing Si, dokter, perawat, bibi,
dan paman, kita bertemu lagi,” kata Bapak Wu.
“Dengan
hati penuh syukur Saya berterima kasih padamu Yang
mendampingi saya. Sehingga saya
memiliki keberanian. Untuk menjadi
diri sendiri. Apa pun yang terjadi. Saya
akan menghargai segalanya. Apa pun yang terjadi. Saya akan menghargai segalanya. Terima kasih. Kepada RS Tzu Chi
Hualien, kami sekeluarga mengucapkan selamat ulang tahun,” kata Sofyan.
Kisah Sofyan sangat menyentuh. Relawan Indonesia dan RS Tzu Chi
Hualien bekerja sama untuk menolongnya. Dalam baksos kesehatan di Indonesia pada
tahun 2004, relawan kita mengetahui kondisi Sofyan. Saat itu, dia baru berusia
14 tahun. Dia dioperasi oleh dr. Chiou dan operasinya berjalan dengan lancar. Namun,
saat itu dr. Chiou berkata bahwa tumor seperti ini akan bertumbuh lagi seiring
bertambahnya usia.
Beberapa tahun kemudian, tumornya benar-benar bertumbuh lagi. Karena
itu, dia kembali ke RS Tzu Chi Hualien untuk menjalani operasi lagi. Setelah
pulang ke Indonesia, dia belajar dengan tekun dan telah lulus dari perguruan
tinggi. Dia juga telah menikah. Inilah hasil dari pendampingan relawan kita selama
bertahun-tahun. Beruntung, kita memiliki misi kesehatan.
Dalam menjalankan misi amal, kita membutuhkan bantuan misi
kesehatan. Selain menolong orang yang kekurangan, kita juga mengobati penyakit
mereka agar mereka bisa hidup dengan tenang. Kita memberikan bantuan secara
menyeluruh bagi orang yang membutuhkan. Saya sungguh sangat bersyukur.
Misi kesehatan kita bukan hanya dibutuhkan di wilayah timur Taiwan,
tetapi juga menjadi tumpuan pelayanan medis di Taiwan dan dunia internasional. Kepala
RS Lin juga berharap RS kita dapat terkenal di dunia internasional. Dengan demikian,
orang-orang di berbagai negara akan memahami kualitas pelayanan medis di Taiwan
dan mereka bisa datang ke Taiwan untuk menerima pengobatan.
Sungguh, kualitas pelayanan medis di Taiwan sangat baik. Yang
terpenting adalah ketulusan hati. Dengan penuh ketulusan, tenaga medis kita mendedikasikan
diri untuk menyelamatkan nyawa pasien. Jadi, dengan hati Buddha dan tekad Guru,
setiap orang melindungi kehidupan dan kesehatan pasien dengan penuh cinta
kasih. Kalian semua telah melakukannya.
Ada banyak hal yang harus saya syukuri. Saya bersyukur kepada para relawan, dokter, dan staf di setiap departemen, termasuk layanan klinis, pendidikan, dan penelitian. Saya juga bersyukur kepada staf administrasi. Setiap departemen memiliki peran yang penting. Kita harus saling mendukung. Saya bersyukur dan mendoakan kalian semua.
Misi kesehatan Tzu Chi melindungi
kesehatan pasien
Menghimpun cinta kasih pada
masa-masa sulit
Membantu pasien dari luar negeri memulai
hidup baru
Mewarisi tekad guru untuk
melenyapkan penderitaan
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 20 Agustus 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 22 Agustus 2017