Ceramah Master Cheng Yen: Mewariskan Ajaran Buddha dan Menggarap Ladang Batin

Sebagai insan Tzu Chi, kita hendaknya mendalami Dharma dengan tulus dan khidmat. Dengan membangkitkan cinta kasih, rintangan dan perjalanan sesulit apa pun pasti bisa kita atasi dan lalui.

Lihatlah para relawan lokal di Afrika yang begitu tekun dan bersemangat. Seorang relawan muda dari Namibia yang merupakan umat Kristen yang saleh pergi ke Afrika Selatan untuk mengikuti pelatihan. Kebetulan, hari ketiga pelatihan adalah hari Minggu. Berhubung ingin pergi ke gereja, dia pun bertanya di mana ada gereja. Relawan Tzu Chi setempat, Gladys, menjawab dengan bijak, “Gereja ada di dalam hati kita. Selama di dalam hati kita ada cinta kasih, maka gereja juga akan senantiasa ada di dalam batin kita.”

Anak muda tadi pun memahami maksudnya. Dia lalu membuka Alkitab yang selalu dibawanya dan berbagi kepada semua orang tentang ajaran di dalamnya. “Kini, sebatang pohon yang baik telah ditanam. Untuk apa? Untuk menghasilkan buah. Pohon yang buruk tidak akan berbuah baik dan pohon yang baik tidak akan berbuah buruk,” kata Teofilus seorang  relawan dari Namibia.

Di dalam hati setiap orang terdapat stupa.

Dia percaya bahwa asalkan ada cinta kasih di dalam hati, maka akan berbuah cinta kasih universal. Belakangan ini saya juga terus berkata bahwa di dalam hati setiap orang terdapat stupa. Berhubung setiap orang memiliki stupa di dalam hati, maka kita harus melatih ke dalam diri. Ke mana kita mencari ajaran Buddha? Ajaran Buddha ada di dalam hati kita. Berhubung memiliki stupa di dalam hati, kita harus berupaya untuk memunculkan stupa ini lewat pelatihan diri.

Apakah kalian melihat jalan yang harus mereka tapaki? Adakalanya, mereka harus memanggul beras yang berat di pundak. Terkadang mereka terjatuh saat melewati jalan berlumpur. Akan tetapi, mereka segera berdiri dan kembali memanggul berasnya untuk melanjutkan perjalanan. Mereka juga harus mendaki bukit. Lihatlah, bukankah ini dunia yang penuh cobaan? Buddha berharap kita dapat mewariskan Dharma. Apakah kita sudah sungguh-sungguh memenuhi harapan dan misi Buddha?

Untuk mewariskan ajaran Buddha, kita harus menabur benih Bodhi di dalam batin setiap orang agar orang-orang dapat menggarap ladang batin mereka. Benih yang ditabur di dalam batin orang-orang akan bertumbuh menjadi pohon Bodhi dan terus bertumbuh menjadi tak terhingga. Pohon yang baik akan berbuah baik. Relawan di Afrika bisa mengatasi segala rintangan, mengapa kita tidak bisa?

Di dalam hati setiap orang terdapat stupa.

Kita harus menggenggam jalinan jodoh. Buddha berharap orang-orang dapat mewariskan Dharma. Berapa banyak orang yang bersedia memenuhi harapan-Nya? Untuk memenuhi harapan-nya, dibutuhkan partisipasi banyak orang. Berhubung kini jangkauan Tzu Chi semakin luas, kita bisa melihat semakin banyak orang yang menderita. Karena itu, kita membutuhkan lebih banyak relawan.

Lihatlah Afrika. Jika kita tidak menolong warga setempat, siapa yang akan menolong mereka? Ini tidak cukup dengan mengirimkan satu kali barang bantuan saja. Kita harus menginspirasi relawan lokal. Dengan adanya relawan lokal, barulah orang-orang yang menderita bisa terus menerima bantuan. Kita bukan hanya meringankan penderitaan hidup, tetapi juga berusaha untuk melenyapkan penderitaan batin mereka. Selain itu, kita juga membimbing mereka untuk membangkitkan cinta kasih dan memunculkan stupa di dalam hati mereka.

Lihatlah relawan muda dari Namibia itu. Relawan di Afrika Selatan berkata padanya bahwa gereja ada di dalam hati. Dengan memiliki hati penuh cinta kasih, insan Tzu Chi bisa menjangkau berbagai tempat. Dengan cinta kasih universal di dalam hati, setiap tempat adalah ladang pelatihan. Mereka bisa melakukannya karena mendengar Dharma setiap hari.
Di dalam hati setiap orang terdapat stupa.

Mereka juga mengajarkan tata krama Buddhis. Mereka mengajari relawan baru setiap gerakan dengan penuh kesabaran. Mereka sungguh merupakan murid saya yang baik. Bagaimana bisa saya tidak memuji mereka? Mereka sepenuh hati bersumbangsih dengan cinta kasih. Mereka juga berguru kepada saya, tetapi tetap berpegang pada keyakinan mereka. Mereka berkata bahwa kapan dan di mana pun, gereja selalu ada di dalam hati mereka.  Lihatlah, mereka begitu bijaksana. Di dunia yang penuh cobaan ini, mereka bisa bersumbangsih seperti ini. Jadi, kita harus bersungguh hati bersumbangsih karena kini dunia ini sungguh tidak tenteram.

Terjangan Badai Matthew telah mendatangkan bencana besar bagi beberapa negara. Kerusakan di Haiti juga sangat parah. Insan Tzu Chi dari Amerika Serikat akan kembali menuju Haiti hari ini untuk menyurvei kondisi bencana. Pascabadai kali ini, penyakit kolera kembali mewabah di Haiti. Sesungguhnya, saya sangat khawatir, tetapi para relawan kita berkata bahwa mereka akan berhati-hati.

Sungguh, saya mengalami dilema. Di satu sisi, saya mengkhawatirkan korban bencana. Di sisi lain, saya juga mengkhawatirkan relawan yang akan menyurvei kondisi bencana. Sulit untuk mengambil keputusan dalam kondisi seperti ini. Insan Tzu Chi di Kanada bekerja sama dengan sebuah organisasi untuk mempersiapkan barang kebutuhan harian yang akan dikirimkan ke Haiti. Inilah kekuatan cinta kasih. Di seluruh dunia, banyak orang yang bersumbangsih dengan sepenuh hati.

Kita juga melihat Da Ai TV meraih penghargaan. Siaran Da Ai TV mulai disiarkan di seluruh dunia pada tanggal 10 Oktober 1999 lewat jaringan televisi setempat. Tentu, selama bertahun-tahun ini, saya sangat bersyukur

atas kesungguhan hati setiap orang. Sesungguhnya, selama ini, bisa meraih nominasi atau penghargaan, kita merasa sangat gembira. Ini menunjukkan bahwa

Da Ai TV memperoleh pengakuan. Tentu saja, ini membutuhkan kesungguhan hati

dan kerja keras. Namun, tujuan kita bukanlah meraih penghargaan, melainkan menyucikan hati manusia dan menumbuhkan jiwa kebijaksanaan orang-orang. Inilah yang terpenting.

Melatih ke dalam diri  karena Dharma terdapat di dalam hati

Tidak tega melihat kondisi korban bencana dan segera memberikan bantuan

Meraih penghargaan dalam Golden Bell Awards dan menumbuhkan jiwa kebijaksanaan

Bersama-sama mewariskan ajaran Buddha

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 10 Oktober 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 12 Oktober 2016

Jika selalu mempunyai keinginan untuk belajar, maka setiap waktu dan tempat adalah kesempatan untuk mendapatkan pendidikan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -