Ceramah Master Cheng Yen: Mewariskan Cinta Kasih Bodhisatwa dari Generasi ke Generasi


“Saya akan mewariskan tanggung jawab ini agar orang lain berkesempatan untuk bersumbangsih,” Antonio Say, Ketua TIMA Filipina.

“Dalam rapat kami pagi ini, Dokter Say dan Kakak Alfredo berkata bahwa Dokter Say telah menjadi ketua TIMA selama 20-an tahun dan sudah waktunya mewariskan tanggung jawab ini. Mereka menyarankan Dokter Qua. "Setiap hal dilakukan oleh seseorang dan setiap orang melakukan sesuatu." Kini adalah waktu bagi Dokter Qua untuk berkarya,” Henry Yunez, relawan Tzu Chi.

“Ketua TIMA kita. Selamat, selamat,” ucap dr. Josefino Qua.

“Dokter Qua, Dokter Say menyarankanmu kepada Master,” sambut dr. Antonio Say.

Robert Sy berkata bahwa Andalah yang seharusnya terpilih karena di antara kita bertiga, Anda lebih muda,” tukas dr. Josefino Qua.

“Terima kasih, terima kasih,” balas dr. Antonio Say.

“Baik, terima kasih. Saya mendoakanmu,” kata saya mendoakan mereka.

“Beliau telah berusia 91 tahun,” tutur Alfredo Li, relawan.

“Beliau sudah sangat senior,” ucap saya.

“Master, Kakak Peng Lu selalu mendoakan semoga Master panjang umur,” jelas Alfredo Li.

“Mari kita mendoakan satu sama lain,” saya mengimbau.

Kakak Linda telah 28 tahun menjadi murid Master, sedangkan saya 27 tahun,” lanjut Alfredo Li.

“Bukan, Master. Saya telah berguru kepada Master sejak tahun 1992,” papar Linda Chua, relawan.

“Itu sudah 31 tahun. Luar biasa,” ungkap saya terkesan.


Setiap hari, saya merasa bahwa Bodhisatwa turun dari langit atau bermunculan dari dalam bumi. Saya sering berkata bahwa kita bagai mengikuti persamuhan di Puncak Burung Nasar setiap hari. Saya sungguh sangat bersyukur.

Saya bersyukur kepada para relawan yang memulai Tzu Chi di Filipina, seperti Linda, Alfredo, dan Manuel. Pada masa-masa awal, juga ada Rosaria dan Peng Lu. Saya masih ingat setiap tahun, kalian kembali pada tanggal 15 bulan 8 Imlek. Saat itu, bangunan ini belum didirikan. Tempat ini masih merupakan lahan kosong. Saat kalian kembali ke Griya Jing Si, kami selalu menyediakan lumpia secara khusus.

Saya selalu mengaitkan lumpia dengan insan Tzu Chi Filipina. Saat para relawan atau dokter dari Filipina kembali, kami selalu membuat lumpia. Ingatan ini akan selalu ada. Ini disebut cinta kasih Bodhisatwa.


Kalian telah memperpanjang jalinan kasih sayang dan memperluas cinta kasih agung. Kalian telah memperluas cinta kasih ini hingga ke pulau-pulau terpencil. Saya sungguh sangat tersentuh dan bersyukur.

Dahulu, saat mengadakan baksos kesehatan di suatu tempat, kalian pasti akan menelepon saya. Saat itu, Dokter Leh Siu Chuan juga selalu menelepon saya sebelum baksos kesehatan berakhir. Ada satu kali yang membuat saya sangat tersentuh. Saat menelepon saya, Dokter Leh berlutut. Saat itu, saya sungguh sangat tersentuh. Dia sungguh merupakan murid saya yang baik dan sangat dekat di hati saya. Hatinya penuh rasa hormat.

Para dokter melatih diri dengan merendahkan hati dan bersumbangsih dengan cinta kasih bagi para pasien yang menderita akibat penyakit. Mereka begitu mulia. Ini sungguh membuat orang tersentuh. Jadi, Bodhisatwa sekalian, kita memiliki jalinan jodoh. Kita semua adalah generasi pertama Tzu Chi. Saya berharap jiwa kebijaksanaan Tzu Chi dapat diteruskan. Saya juga berharap sebagai generasi pertama Tzu Chi, kalian dapat meneruskan semangat dan filosofi Tzu Chi kepada generasi kedua dan ketiga.

Kita bisa melihat seorang anak berusia tiga tahun. Lihatlah betapa gesitnya anak ini saat bersumbangsih sebagai relawan. Dia juga bisa mengelap meja. Dia pasti merupakan relawan kita yang telah pergi dan kembali lagi. Para relawan kita bertekad dan berikrar untuk menapaki jalan Tzu Chi dari kehidupan ke kehidupan dan mereka telah kembali.


Suatu hari nanti, saya pun akan pergi. Saat saya kembali, anak-anak ini mungkin sudah tumbuh dewasa. Mereka akan menantikan kedatangan saya dan relawan lainnya di Jalan Bodhisatwa. Hingga saat itu, para Bodhisatwa cilik kita telah bertumbuh menjadi Bodhisatwa dewasa dan kitalah yang akan menjadi Bodhisatwa cilik. Inilah siklus di dunia ini. Saya berharap setiap generasi dapat membimbing generasi berikutnya agar di masa mendatang, sebutir benih bisa bertumbuh menjadi tak terhingga. Dengan menabur sebutir benih di gunung yang luas, benih ini akan bertumbuh menjadi pohon besar.

Beberapa hari ini, kalian pasti melihat saat berjalan, saya selalu pergi ke sebuah sudut dan berdiri di sana untuk melihat pohon. Setiap hari, saya mendongak untuk melihat bagaimana rantingnya bertumbuh serta bagaimana daun-daun mudanya berubah menjadi daun tua. Ini merupakan hukum alam. Segalanya berproses.

Kalian hendaknya ingat tentang bentukan mental dari lima agregat. Agregat ini adalah proses yang berlangsung dengan sangat halus. Contohnya, proses penuaan. Kita menua setiap hari tanpa menyadarinya. Setiap orang demikian. Segalanya terus berproses. Kita harus sungguh-sungguh menggenggam kehidupan kita agar seiring berprosesnya kehidupan kita, setiap detik dan menit tidak berlalu sia-sia.


Saat menginventarisasi nilai kehidupan, orang biasa akan mendapati bahwa tidak ada yang istimewa dalam hidupnya. Setelah lahir, dia melalui masa kanak-kanak dan masa muda, lalu memasuki masa tua. Setiap orang demikian. Namun, ingatlah bahwa kita berbeda karena kita merupakan Bodhisatwa dunia. Kita tidak mengejar kedamaian dan kebahagiaan pribadi, hanya berharap dunia terbebas dari penderitaan. Lihatlah, kalian sungguh telah menciptakan berkah bagi dunia.

Kita memiliki silsilah Dharma Jing Si dan mazhab Tzu Chi. Kalian telah memahami hati saya dan sangat dekat dengan ikrar saya. Inilah silsilah Dharma kita. Kita hendaknya memanfaatkan kehidupan sekarang. Berkat adanya jalinan jodoh, kita bertekad dan berikrar untuk menapaki Jalan Bodhisatwa. Apa yang kalian lakukan sekarang ialah menapaki Jalan Bodhisatwa.  

 Memperluas cinta kasih untuk menolong orang yang menderita
Mewariskan cinta kasih Bodhisatwa dari generasi ke generasi
Menghormati guru, mementingkan ajaran, dan meneruskan silsilah Dharma
Menggenggam jalinan jodoh untuk tekun bersumbangsih

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 24 Juni 2023
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Felicia
Ditayangkan Tanggal 26 Juni 2023
Lebih mudah sadar dari kesalahan yang besar; sangat sulit menghilangkan kebiasaan kecil yang buruk.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -