Ceramah Master Cheng Yen: Mewariskan Cinta Kasih dan Kebajikan serta Menjalin Jodoh Baik


“Sebelum bergabung dengan Tzu Chi, saya sangat senang bermain mahyong. Saya akan selalu ingat dengan gempa 921 yang terjadi pada pukul 01.47 pagi, saat saya sedang bermain mahyong. Saya menyadari bahwa saya telah membuang banyak waktu untuk bermain mahyong. Saya sungguh menyayangkan hal itu. Kemudian, saya berpikir bahwa saya harus melakukan sesuatu yang bermanfaat. Di masa lalu, saya sangat fokus terhadap makanan. Saya selalu ingin makan makanan yang lezat dan memakai pakaian yang bagus. Namun, setelah melakukan kegiatan daur ulang, saya menyadari bahwa saya tidak seharusnya seperti itu,”
kata Yan Zuo-long relawan Tzu Chi.

“Master mengatakan bahwa apa yang kita butuhkan dan apa yang kita inginkan memiliki perbedaan yang besar. Setelah bergabung dengan Tzu Chi dan terjun ke tengah masyarakat, saya dapat menjalin jodoh baik dengan banyak orang dan dapat bertemu dengan mereka yang menderita,” pungkas Yan Zuo-long relawan Tzu Chi.

Hidup di dunia ini, kita tidak dapat dipisahkan dari orang-orang dan berbagai hal. Ingatan kita akan terakumulasi seiring berjalannya waktu. Berbagai orang dan hal akan selalu ada dalam ingatan kita. Waktu akan terus berlalu tanpa henti, setiap menit dan detik akan berlalu bagaikan air yang mengalir. Manusia pun akan datang dan pergi tanpa henti dari kehidupan ke kehidupan.


Dunia ini tidak terlepas dari ruang dan materi. Langit dan Bumi telah menyokong semua makhluk dan mengizinkan manusia menggunakan sumber daya yang tersedia. Saya sering mengatakan bahwa kita harus memiliki rasa syukur karena kita masih dapat makan walau bukan kita yang mengolah lahan pertanian. Seseorang tidak dapat makan tanpa usaha orang lain.

Jika kita berpikir lebih jauh, kita harus menyadari berapa banyak waktu, ruang, dan usaha dari banyak orang sehingga kita dapat menikmati semangkuk nasi. Selain tenaga manusia, juga dibutuhkan banyak hal untuk menghasilkan nasi, seperti air dan api untuk memasak. Beras harus dicuci dengan air. Selain itu, dibutuhkan panci, kompor, dan lainnya untuk memasak nasi. Setiap alat memiliki fungsi yang berbeda dan saling melengkapi. Begitu pula dengan manusia.

Saat ini, RS Tzu Chi Hualien telah dibangun di tanah ini dengan upaya dan hati dari banyak orang. Rumah sakit ini memerlukan sangat banyak peralatan medis yang berbeda-beda. Saat kita melalui berbagai tahap kehidupan, dari muda, paruh baya, hingga tua, sungguh banyak hal yang patut kita syukuri, termasuk berbagai pencapaian kita. Namun, untuk memproduksi berbagai peralatan, kita juga telah merusak Bumi.

Bumi telah memberi kita semua jenis sumber daya dan kita telah menggunakan banyak sumber daya tersebut. Saat manusia memiliki kebutuhan yang tiada habisnya dan merusak lingkungan tanpa henti, kondisi alam dan iklim akan terpengaruh dan menjadi tidak menentu. Ketika iklim bersahabat, Bumi akan menjadi damai. Ketika empat musim berganti pada waktunya, tanaman akan tumbuh subur dan manusia dapat menuai panen yang baik. Hendaklah kita selalu mengucap syukur dan saling berterima kasih.


Jika memiliki rasa syukur, secara alami kita akan memiliki hati dan pikiran yang damai dan tenteram. Rasa syukur datang dari sikap penuh pengertian. Saya sering mengingatkan semuanya untuk bersyukur, penuh pengertian, dan berlapang dada. Ketika bertemu orang lain, kita harus mengucapkan terima kasih karena mereka telah bersumbangsih untuk menciptakan suasana yang harmonis. Ketika orang lain tersenyum pada kita, kita juga harus mengucapkan terima kasih karena senyuman membawa kedamaian di dalam hati. Saya berharap semuanya bersungguh hati.

Setiap hari dan setiap saat, saat menghadapi berbagai kondisi, bukankah kita harus tetap bersyukur? Saat kita dapat saling mendukung dan mengasihi antarmanusia, bukankah kita harus mengucap syukur? Dengan memiliki rasa syukur setiap hari, kita dapat menumbuhkan kebijaksanaan karena kita akan senantiasa mengingat bagaimana kita telah memiliki arah hidup yang baik dan benar.

Kita harus berjalan di jalan yang benar dengan ketulusan hati dan mengambil setiap langkah dengan mantap. Jangan hanya kita yang melakukannya, tetapi kita harus mewariskannya dari generasi ke generasi. Segala metode baik yang telah kita pelajari saat ini harus kita wariskan kepada generasi selanjutnya. Begitu pula dengan kebajikan, cinta kasih, dan keindahan.


Ketika mendengar tentang metode yang baik, kita harus mempelajari dan mempraktikkannya. Dengan demikian, kita akan mewujudkan keselarasan di Bumi. Saat dunia damai, anak dan cucu kita akan damai dan tenteram. Tidak hanya anak dan cucu kita, tetapi saat kita kembali ke dunia, kita akan memiliki kehidupan yang lebih baik.

Saat ini, hendaklah kita bertutur kata baik, mempraktikkan kebajikan, dan merawat Bumi kita. Saya sering berkata, "Lima ratus tahun yang lalu ..." Namun, saat ini saya mengatakan bahwa lima puluh tahun yang lalu, mereka yang menginspirasi orang lain akan menjadi orang-orang yang terinspirasi di lima puluh tahun kemudian. Beginilah cara kita untuk saling menginspirasi.

Hendaklah kita menjalin jodoh baik dengan banyak orang agar di kehidupan kita selanjutnya, kita dapat berhimpun kembali untuk mencapai hal-hal yang baik dan menjadi Bodhisattva dunia. Saya sungguh-sungguh mendoakan kalian dengan tulus. Saya berharap dunia dapat damai dan semua manusia hidup dengan tenteram. Hendaklah kita membina berkah dan kebijaksanaan. Terima kasih.   

Menyadarkan semua orang untuk menghargai alam semesta
Ratusan pekerja menghasilkan sebutir beras
Saling membantu, bersyukur, dan penuh pengertian
Guru dan murid mewariskan jalinan jodoh yang baik 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 22 September 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 24 September 2022
Keindahan kelompok bergantung pada pembinaan diri setiap individunya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -