Ceramah Master Cheng Yen: Mewariskan Cinta Kasih untuk Selamanya

 

“Sekarang sungguh sangat dingin. Saat kita masuk ke wilayah ini, mereka dengan sangat gembira bertanya, “Apa kalian datang untuk membantu kami? Apa kalian datang untuk memberi kami jaket?” Saya berkata, “Ya, ya.” Mereka sangat gembira,” kata Tsai Wan-chen,  Relawan Tzu Chi Malaysia.

“Sekarang, saya berdiri di sini dan menerima jaket dari Tzu Chi Taiwan. Saya berterima kasih kepada kalian semua karena di sini ada banyak orang yang tidak memiliki sepeser pun seperti saya,” kata  Mohammad Maqusood, pengungsi dari Afganistan.

“Cuaca hari ini sangat dingin. Jaket ini bukan hanya menghangatkan tubuh, tetapi juga hati saya. Jadi, saya sangat berterima kasih kepada Tzu Chi.,” kata Ali Surchi, pengungsi dari Irak.

Cuaca di sana sungguh sangat dingin. Sejak akhir bulan November, sebanyak 38 relawan dari 9 negara pergi ke Serbia untuk membagikan pakaian musim dingin kepada para pengungsi. Mereka membagikan bantuan dari tempat yang dekat hingga tempat yang jauh. Mereka bahkan menjangkau kamp pengungsi di perbatasan antara Makedonia dan Serbia yang penuh penderitaan.


Untuk pergi ke sana, mereka harus menempuh perjalanan selama 7 jam. Berhubung tahu bahwa para pengungsi yang berada di sana sangat menderita, relawan kita pun mengantarkan pakaian musim dingin ke sana. Terhadap insan Tzu Chi yang membantu mereka dengan penuh perhatian, rasa hormat, dan cinta kasih, para pengungsi sangat bersyukur. Karena itu, pembagian bantuan berjalan tertib. Semua orang mengacungkan jempol dan berkata, “Terima kasih, Tzu Chi.”

Ada banyak anak pengungsi yang masa kanak-kanaknya sangat menyedihkan. Melihat anak-anak ini, saya teringat saat Ji Hui kembali ke Taiwan, dia melaporkan bahwa para pengungsi sangat menderita. Terlebih lagi, ada anak-anak pengungsi yang terserang penyakit. Relawan kita telah membantu lebih dari 100 anak menjalani operasi sehingga kesehatan mereka pulih kembali.

Namun, kini masih ada lebih dari 340 anak yang sedang menanti bantuan kita. Berhubung khawatir beban Tzu Chi terlalu berat, Ji Hui berniat memanfaatkan semua dana untuk biaya operasi anak-anak dan menghentikan pembagian bantuan bagi para pengungsi. Pada malam dia membangkitkan niat seperti ini, dia langsung bermimpi mendengar saya berkata, “Ji Hui, tidak boleh dihentikan. Saya rela menggunakan darah saya untuk menghidupi para pengungsi.”

Mendengar perkataan saya, dia pun terbangun. Saat kembali ke Taiwan, dia bertobat di hadapan saya dan menceritakan isi mimpinya. Saya berkata padanya, “Saya hanya khawatir beban kalian terlalu berat. Berusahalah semampu kalian untuk membantu para pengungsi yang menderita. Penderitaan mereka semakin tak terkira saat turun salju di musim dingin karena mereka hanya tinggal di tenda. Begitu diterpa angin dan hujan, tenda akan dipenuhi air. Ada pula tenda yang telah robek karena terus digunakan dalam jangka panjang. Karena itu, berusahalah semampu kalian untuk membantu mereka.”


Kita juga melihat badai pasir di sana. Lihatlah lingkungan tempat tinggal mereka. Kita hanya berada di sana dalam waktu singkat untuk membagikan barang bantuan, sedangkan para pengungsi berada di sana siang dan malam selama bertahun-tahun. Menderitakah mereka? Sangat menderita. Jadi, bagaimana cara kita membantu mereka? Dengan sedikit berhemat dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa menghimpun dana untuk membantu pengungsi yang hidup dalam kondisi sulit dan anak-anak pengungsi yang sedang menanti untuk menjalani operasi.

Jika kita bisa bersumbangsih sedikit, maka akan ada banyak orang yang terselamatkan. SD Tzu Chi Hualien juga menggalang cinta kasih untuk para pengungsi di Yordania. Inilah kekuatan cinta kasih. Sungguh, kekuatan cinta kasih bisa menyatukan segalanya.

Kita juga bisa melihat saat rumah sakit kita baru berdiri, relawan rumah sakit kita sangat sedikit. Bagaimana mereka mengemban tugas mereka? Sebagian orang yang batinnya tidak selaras tidak pernah merasa puas meski mendapat pelayanan yang sangat baik. Namun, relawan kita tetap memberikan kehangatan dan menenangkan hati mereka dengan kekuatan cinta kasih.

Selama lebih dari 30 tahun ini, relawan kita selalu bersumbangsih seperti ini. Saat saya ingin membangun rumah sakit, juga ada relawan yang menjadi petugas kebersihan agar bisa menggunakan gajinya untuk membantu pembangunan rumah sakit. Orang seperti ini sangatlah banyak. Mereka bekerja agar bisa membantu saya dengan gaji mereka. Saya sangat bersyukur kepada mereka.

Rumah sakit kita bisa didirikan bukan karena didanai oleh firma atau perusahaan mana pun. Bukan begitu. Rumah sakit kita bisa berdiri berkat kekuatan cinta kasih banyak orang. Para relawan kita bahkan rela bekerja agar bisa menggunakan gaji mereka untuk membantu saya mendirikan rumah sakit. Mereka juga menggalang dana pembangunan.


Rumah sakit kita mengobati pasien setiap hari. Nilai hidup manusia bukan diukur dengan uang, melainkan dengan cinta kasih. Singkat kata, dalam hidup manusia, kekuatan cinta kasih tidak ternilai. Namun, bisakah setiap orang memahami bahwa kita bersungguh hati bersumbangsih tanpa pamrih dan tanpa keluh kesah? Tidak peduli betapa sulitnya menjalankan misi pendidikan dan kesehatan, kita tetap harus melanjutkannya.

Baik besar maupun kecil, semua dana yang terhimpun sangat berarti. Tanpa dana, bagaimana kita bisa menolong orang yang membutuhkan? Sekarang, bahkan Ji Hui yang berada di tempat yang jauh juga tidak ingin membuat saya khawatir. Cinta kasihnya sungguh membuat saya tersentuh. Hanya murid-murid saya yang bisa memahami perasaan saya.

Kekuatan cinta kasih harus diwariskan untuk selamanya. Agar ajaran Jing Si dapat diwariskan dan mazhab Tzu Chi dapat disebarkan, orang-orang harus memahami Tzu Chi. Singkat kata, kekuatan cinta kasih harus diwariskan untuk selamanya dari kehidupan ke kehidupan.


Membagikan pakaian musim dingin kepada para pengungsi

Menggelar baksos dan memberi pengobatan dengan sepenuh hati

demi membantu pembangunan rumah sakit

Mewariskan cinta kasih untuk selamanya


Ceramah Master Cheng Yen tanggal 7 Desember 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 9 Desember 2016

 

Kendala dalam mengatasi suatu permasalahan biasanya terletak pada "manusianya", bukan pada "masalahnya".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -