Ceramah Master Cheng Yen: Mewariskan Dharma agar Bertahan Lama

Bodhisatwa sekalian, saya sangat berterima kasih karena kalian menjalankan Tzu Chi secara nyata. Semua kesan dan pengalaman yang didapat merupakan jalan yang telah kita lalui. Kalian menapaki jalan sesuai yang saya babarkan. Kalian telah menapakinya. Saya telah mengatakan apa yang harus saya katakan. Kalian juga telah melakukan yang harus dilakukan hingga saat ini.

Kesan dan pengalaman yang kalian dapat hendaknya tidak hanya kalian simpan di dalam hati. Kini, yang terpenting ialah pewarisan. Selama perjalanan kali ini, sejak meninggalkan Hualien, saya mendengar banyak kisah yang mengharukan. Dalam misi amal, segala yang saya katakan, tiada yang tidak dijalankan oleh para relawan. Begitu pula dalam misi pendidikan.

Proyek Harapan Mitigasi Bencana kita di Pingtung, Taitung, Miaoli, dan Hualien tidak pernah berhenti. Semua ini adalah antisipasi bagi masa depan. Jika menunggu sampai bencana terjadi baru menolong, akan sangat terlambat. Saat berkunjung ke Nantou, saya melihat ruang pameran di sana. Meski gedung sekolah yang kita bangun tidak tinggi, tetapi juga dibangun dengan rangka baja sehingga menjadi bangunan SRC.

Jadi, saat itu, saya mengatakan kepada semua orang bahwa ketika gempa bumi terjadi, para guru seharusnya membawa murid-murid masuk dan tidak membiarkan mereka berada di luar. Tanah di luar bisa retak dan terbelah saat terjadi gempa bumi. Sekolah kita sangat kukuh dan aman. Inilah cara kerja Tzu Chi.

Sumbangsih Tzu Chi sangatlah tulus. Saat ingin melakukan sesuatu, kita akan memberikan yang terbaik dan tahan lama. Sungguh sulit berkesempatan untuk berjalan di Jalan Bodhisatwa. Saya mengimbau semua orang untuk lebih banyak menciptakan berkah. Kita harus menghargai berkah dan kembali menciptakan berkah.


Kita melihat berbagai penderitaan di luar negeri. Saat melihat orang-orang yang berada dalam kondisi darurat dan menderita, kita sungguh harus menyadari berkah kita. Namun, itu belum cukup. Kita harus lebih banyak menciptakan berkah. Kehidupan memang penuh penderitaan.

Selain ingin mengingatkan semua orang untuk lebih banyak menciptakan berkah, dalam perjalanan kali ini, saya ingin mengatakan kepada kalian semua bahwa setiap keluarga dan orang memiliki kesulitan masing-masing.

Sebanyak apa pun uang yang dimiliki, saat ajal menjemput, manusia tetap harus pergi. Banyak orang pergi dengan tidak bahagia. Kini kita bersumbangsih secara nyata dan semua orang sangat bahagia.

Namun, semua orang juga memiliki beban keluarga dan harus memikul tanggung jawab itu. Ada juga masalah antara orang tua dan anak. Setiap kali saya duduk di sini, banyak orang berkata, "Master, tolong berkati saya." "Master, saya punya masalah." "Anggota keluarga saya punya masalah." "Master, berkati dia agar selalu selamat." Saya sendiri merasa tidak bisa menjamin keselamatan diri saya, bagaimana saya memberkati orang lain? Saya hanya bisa menasihati agar kalian semua lebih berusaha.

Saya ingin menyampaikan kepada kalian bahwa kalian hendaknya banyak berbagi kisah karena kehidupan kalian sangat bernilai. Kita sudah pernah bersumbangsih sehingga memiliki kehidupan yang bernilai. Saya sendiri juga merasa kehidupan saya sangat bernilai sehingga tiada penyesalan. Tidak ada penyesalan sedikit pun meski harus melewati banyak kesulitan.

Bohong jika saya bilang tidak sulit. Untuk berbicara dengan kalian saat ini saja, saya harus mengerahkan suara saya. Begitu masuk ke dalam untuk istirahat, saya pasti menarik napas panjang. Saya sungguh harus berusaha mengerahkan tenaga meski sudah kehabisan energi. Setiap hari saya harus mengerahkan energi seperti ini.


Pada pagi hari, saya harus memiliki cukup energi untuk memberikan ceramah bagi kalian semua. Kita harus saling mendukung. Inilah nilai kehidupan. Melihat semua orang sehat, tenteram dan masih memiliki pikiran yang tajam merupakan hadiah terbesar bagi saya. Tubuh yang sehat, ingatan yang jernih, dan arah yang benar, merupakan hadiah yang paling membahagiakan bagi saya.

Karena itu, saya ingin menyampaikan bahwa meski kalian perlu menggalang lebih banyak Bodhisatwa, tetapi jangan biarkan para relawan terlalu lelah. Kegiatan daur ulang bermanfaat bagi para lansia untuk meningkatkan konsentrasi, melatih gerakan tangan, serta melatih koordinasi pikiran dan fisik. Dengan tangan yang bisa bergerak, mata yang bisa melihat, dan pikiran yang jenih, mereka dapat membuat banyak kerajinan tangan. Inilah manfaat dari mengajak para lansia untuk datang melakukan daur ulang.

Lewat kegiatan itu, mereka bisa mengembangkan keterampilan. Ini menunjukkan bahwa pikiran mereka masih sehat. Jangan biarkan lansia berdiam diri di rumah. Jangan biarkan mereka kesepian di rumah. Saya senang kita memiliki kegiatan untuk mereka. Setiap orang yang hadir di sini memiliki usia yang tidak berbeda jauh. Lansia berusia 65 tahun sudah termasuk subjek pendampingan jangka panjang.

Namun, kita harus bertekad dan berikrar untuk selamanya menjadi orang yang merawat orang lain. Mengerti? (Mengerti.) Kita harus senantiasa menjaga cinta kasih dan pikiran yang jernih untuk mendampingi orang yang perlu didampingi.

Pasien kasus ini dahulu adalah seorang pemahat. Pada tahun 1995, karena terserang strok, dia tak dapat lagi bekerja. Hartanya pun berangsur-angsur habis. Dia akhirnya pulang ke kampungnya di Fenyuan. Saat orang yang menderita tak dapat keluar untuk mencari bantuan, orang yang penuh berkah harus datang menghampiri. Saat ditanya apa mata pencahariannya, dia menjawab bahwa dia memulung barang daur ulang.

Relawan kembali bertanya, "Apakah hasil dari memulung itu dapat mencukupi kebutuhan hidup Anda?" Dia menjawab cukup  karena ada tunjangan dari pemerintah. Hasil dari dirinya mengumpulkan barang daur ulang disumbangkan ke Tzu Chi.


Kita mengabarkan bahwa pada hari Senin dan Kamis, di Posko Daur Ulang Shekou ada kegiatan daur ulang. Kita mengajaknya untuk bergabung. Dia bilang dia bersedia ikut dengan senang hati. Jadi, setiap hari Senin dan Kamis, dia mengikuti kegiatan daur ulang. Dia menjalankannya dengan sukacita. Dia juga berbagi bahwa setelah melakukan daur ulang selama tiga tahun ini, dia tidak pernah merasa tidak enak badan atau terserang flu.

Dia berkata kepada saya, "Mungkin Master memberkati saya sehingga saya semakin sehat dan bahagia." Terima kasih atas kesempatan yang diberikan Master sehingga saya bisa terus melakukan daur ulang hingga tua. Para relawan di posko daur ulang sangat memperhatikan saya. Semua orang berinteraksi dengan sangat baik. Semua orang mendukung saya. Semakin melakukan, saya semakin yakin. Setelah melakukan daur ulang, saya tidak pernah jatuh sakit atau terserang flu. Saya semakin yakin.”

Para relawan kita merasa kehidupan mereka sangat bernilai. Ini karena kita menghargai kehidupan dan cinta kasih. Tahun lalu saya berkata kepada semua orang bahwa kita hendaknya bersyukur, menghormati, dan mengasihi kehidupan. Berikutnya, kita harus harmonis tanpa pertikaian, menciptakan berkah bersama. Berkah ini harus diciptakan bersama-sama dengan bersatu hati, harmonis, saling mengasihi, dan bergotong royong.

Kondisi dunia saat ini sungguh membuat saya khawatir. Kekhawatiran ini saya bawa ke mana pun saya pergi dan tidak pernah lepas sedikit pun dari pikiran saya. Tidak. Jadi, di tengah kekhawatiran saya ini, kalian hendaknya mengerahkan segenap kekuatan dan lebih bersungguh hati. Terima kasih.

Waktu terus berlalu. Seiring berlalunya waktu, usia kehidupan ikut berkurang. Kita telah melewati satu hari lagi. Kita harus menggenggam nilai kehidupan ini.

Tulus bersumbangsih di Tzu Chi
Mewariskan Dharma agar bertahan lama
Menyadari dan menciptakan berkah lewat praktik kebajikan
Memiliki kehidupan yang bernilai tanpa penyesalan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 17 Januari 2020     
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 19 Januari 2020
Cemberut dan tersenyum, keduanya adalah ekspresi. Mengapa tidak memilih tersenyum saja?
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -