Ceramah Master Cheng Yen: Mewariskan Dharma dan Membalas Budi Luhur Buddha

Bodhisatwa sekalian, Buddha mengajari kita untuk menapaki Jalan Bodhisatwa. Menapaki Jalan Bodhisatwa berarti bersumbangsih di tengah masyarakat. Pada zaman Buddha, murid-murid-Nya memperoleh manfaat dari ajaran-Nya. Saat itu, Buddha terus berpesan untuk terus mewariskan ajaran-Nya. Karena itulah, kini kita bisa menerima ajaran yang sama.

Kini, setelah lebih dari 2.500 tahun, kita tetap bisa mendengar Dharma dan memperoleh manfaat darinya. Setiap hari, kita bersumbangsih di tengah masyarakat dan berbagi tentang pengalaman kita. Kita terus membimbing orang-orang dengan membawa manfaat bagi masyarakat. Setelah membawa manfaat bagi masyarakat, kita memperoleh sukacita dalam Dharma.

Kemarin, saya melakukan telekonferensi dengan insan Tzu Chi Turki. Relawan Hu dan Relawan Yu juga berada di Griya Jing Si untuk mengikuti telekonferensi tersebut. Setiap kali melakukan telekonferensi dengan para relawan di Turki, saya selalu mendengar banyak kisah tentang kepiluan dan penderitaan.

Relawan Faisal Hu menerjemahkan sambil meneteskan air mata. Sungguh, dunia ini penuh dengan kepiluan dan penderitaan. Kapan para pengungsi Suriah bisa terbebas dari penderitaan? Kapan Suriah bisa kembali damai? Jika perang di Suriah tidak berakhir, mereka tidak bisa pulang ke rumah dan akan selamanya terjebak di negara lain serta hidup menderita.

 

Penderitaan di dunia ini sungguh tidak habis untuk diceritakan. Ada seseorang yang berkata, “Dahulu, yang paling penting bagi saya adalah uang. Namun, kini sudah berubah. Kini uang tidak lebih penting daripada keyakinan. Keyakinan lebih penting. Kini saya lebih mementingkan keyakinan daripada uang.” Saya sangat tersentuh mendengarnya.

Dia mengatakannya sambil menangis. Dia akhirnya tersadarkan. Berkat keyakinannya, dia dapat menghapus delusi. Meski pernah tersesat, dia bisa tersadarkan. Jadi, kini dia telah tersadarkan. Namun, kehidupan para pengungsi sungguh menderita. Bagaimana membebaskan mereka dari penderitaan? Dengan ajaran dari keyakinan masing-masing.

Bagaimana dengan kita? Ajaran Buddha sungguh mengandung banyak prinsip kebenaran. Dengan mempelajari Dharma yang dalam dan luas, kita bisa merangkul seluruh alam semesta. Buddha membimbing kita untuk berintrospeksi diri. Buddha mengajari setiap orang untuk menyadari prinsip kebenaran. Kita harus memahami bahwa penderitaan disebabkan oleh karma kita sendiri dan karma kolektif semua makhluk.

Di beberapa negara, karma buruk kolektif semua makhluk menimbulkan kekacauan. Banyak orang yang mengungsi dan ditampung oleh negara lain. Mereka hidup dalam kondisi serba sulit dan membutuhkan bantuan kita.

Di Turki, relawan kita mengadakan pembagian bantuan setiap bulan untuk lebih dari 6.000 keluarga. Pada masa-masa wabah, relawan kita tetap mengadakan pembagian bantuan. Meski pemerintah menerapkan penutupan wilayah, tetapi orang yang menderita sangatlah banyak, terlebih anak yatim piatu dan janda. Karena itu, relawan kita membagikan bantuan kepada lebih dari 8.000 keluarga.


“Akibat wabah COVID-19, saya sudah 2 bulan menganggur. Berkat bantuan kalian, keluarga saya bisa memperoleh makanan. Saya sangat berterima kasih kepada Tzu Chi,” ujar Ramadan Abdulhadi, pengungsi Suriah.

“Akibat penyebaran wabah COVID-19, banyak orang yang tidak mendapat pekerjaan Di tengah kondisi yang sulit ini, Yayasan Tzu Chi mengulurkan tangan bagi kami. Saya sungguh sangat terharu. Kehidupan kami sangat sulit dan kami sangat membutuhkan bantuan,” kata Muhammed Alhasan, pengungsi Suriah.

“Saya sangat gembira bisa berpartisipasi dalam pembagian bantuan kali ini. Bulan Ramadan adalah masa yang berharga bagi kami. Ditambah lagi, wabah COVID-19 membuat banyak orang kehilangan pekerjaan. Pada saat seperti ini, saya sangat gembira bisa secara langsung menyalurkan barang bantuan kepada orang yang membutuhkan,” ungkap Amaar Almeree, relawan.

Kemarin, relawan kita berbagi bahwa saat mereka menjalankan misi Tzu Chi, orang-orang berkata, “Relawan Tzu Chi adalah orang baik. Apa pun keyakinan kalian, semua relawan Tzu Chi adalah orang baik.” Tanpa memandang perbedaan agama, orang-orang mengakui bahwa insan Tzu Chi adalah orang baik.

 

Buddha mengajari kita bahwa apa pun keyakinan kita, kita bisa menjadi orang yang bisa menolong sesama. Orang yang bisa menolong sesama adalah orang yang dipenuhi berkah. Karena itu, kita hendaknya tahu bahwa sulit untuk membalas budi luhur Buddha. Bagaimana kita membalas budi luhur Buddha? Dengan mempraktikkan ajaran Buddha di dunia. Dengan mempraktikkan ajaran Buddha di dunia.

Buddha mengajari kita untuk mempraktikkan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin agung. Sudahkah kita mempraktikkannya? Sudahkah kita membina Empat Pikiran Tanpa Batas? Kita harus bertanya pada diri sendiri. Jika kita mempraktikkan ajaran Buddha, berarti kita membalas budi luhur Buddha. Jika kita tidak mempraktikkan ajaran Buddha, Buddha akan sangat khawatir. Jadi, untuk membalas budi luhur Buddha, kita harus menyebarkan Dharma dan menumbuhkan jiwa kebijaksanaan.

Kita harus bertekad untuk menyebarkan ajaran Buddha. Kita harus membangun tekad yang teguh untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Inilah yang disebut membalas budi luhur Buddha. Jadi, kita harus bersyukur kepada Buddha yang menumbuhkan jiwa kebijaksanaan kita.

Buddha yang penuh cinta kasih dan welas asih agung merupakan guru pembimbing bagi semua makhluk. Jadi, kita harus mewarisi ajaran Buddha dengan hati penuh rasa syukur. Kita harus mendengar dan memahami Dharma dengan jelas serta bersungguh hati mempraktikkannya.

Buddha mengajarkan untuk bersumbangsih di tengah masyarakat
Membawa manfaat bagi semua makhluk tanpa membeda-bedakan
Tersadarkan setelah melihat penderitaan
Bertekad untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 10 Juni 2020         
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 12 Juni 2020
Cara kita berterima kasih dan membalas budi baik bumi adalah dengan tetap bertekad melestarikan lingkungan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -