Ceramah Master Cheng Yen: Mewariskan Dharma dengan Mempraktikkannya

“Saya tidak tahu apa-apa tentang kalian. Cinta kasih dan harapan sangat dibutuhkan oleh para korban bencana di sini. Ada relawan yang datang dari San Francisco, ada juga yang datang dari Los Angeles. Terhadap bencana kali ini, organisasi kalian memberikan bantuan besar. Saya bisa melihat bagaimana kalian membantu korban bencana,” kata Jerry Painter, korban bencana dari Kota Paradise.

“Saya sangat terkejut atas kemurahan hati dan cinta kasih kalian. Celengan bambu yang kalian berikan merupakan permata bagi saya. Saat celengan bambu saya penuh, saya bisa menghubungi nomor telepon di celengan bambu ini. Kalian bisa menggunakan uang ini untuk menolong orang yang membutuhkan. Ini dapat membawa manfaat bagi orang lain. Ini giliran kami untuk membalas budi semampu kami dengan membantu siapa pun yang membutuhkan. Mungkin saya bukan bagian dari organisasi amal, tetapi meski secara individual, menolong orang akan mendapat berkah. Itu sudah pasti,” Lee Fickes, korban bencana dari Kota Paradise.

Tujuan Buddha datang ke dunia ini adalah mengajarkan praktik Bodhisatwa. Ini bukan sekadar ucapan atau tulisan, tetapi harus benar-benar dipraktikkan di tengah masyarakat. Dengan mempraktikkannya secara langsung, barulah orang-orang bisa memahami jalan agung dan bertekad mencapai kebuddhaan. Setelah memahami kebenaran ini, setiap orang bertekad untuk terjun ke tengah masyarakat dan belajar dari penderitaan setiap orang. Bukankah ajaran pertama Buddha adalah tentang penderitaan?

Penderitaan berasal dari akumulasi. Akumulasi karma buruk setiap orang membentuk penderitaan yang sulit dilenyapkan. Kini perubahan iklim sangat ekstrem. Manusia tidak bisa mencegahnya. Untuk meredam perubahan iklim, kita harus menyucikan hati dan bertindak bersama. Hanya sepaham dan sepakat tidak cukup, setiap orang harus bertindak secara nyata.


Kita harus mengasihi semua barang dan kehidupan. Setiap orang perlu bervegetaris. Demi memenuhi nafsu makan, banyak hewan yang dijagal setiap hari. Hewan-hewan itu berteriak saat akan dijagal. Berapa waktu yang dibutuhkan untuk menernakkan seekor ayam, babi, atau sapi?

Peternakan telah mencemari lingkungan. Saya sering mengulas tentang polusi udara. Saat bernapas, udara yang diembuskan keluar adalah karbon dioksida. Karena itulah, di tempat yang ramai, Setiap orang perlu menghirup udara segar yang mengandung oksigen. Namun, kini udara sudah tercemar. Emisi karbon dan kotoran yang dihasilkan oleh seekor sapi adalah berkali-kali lipat dari seorang manusia. Minuman dan makanannya juga jauh lebih banyak daripada manusia.

Kini manusia dilanda krisis air. Ada sebagian wilayah yang sudah kehabisan air. Tanpa air, manusia tidak bisa bertahan hidup. Air merupakan sumber kehidupan manusia dan Bumi. Namun, kini sumber air di Bumi terus mengering. Bagaimana manusia bertahan hidup?

Selain itu, setiap hari, banyak hewan yang dijagal. Saat dijagal, hewan-hewan ini berteriak  dan hati mereka penuh rasa benci. Bagaimana dunia ini bisa tenteram?

Saya berulang kali mengulas hal ini karena saya sangat khawatir. Dharma harus diwariskan sekarang. Bagaimana cara menyelamatkan Bumi?

Dengan menjaga kelestarian lingkungan. Kelestarian lingkungan berkaitan erat dengan semua makhluk hidup dan Bumi ini. Jadi, saya terus mengkhawatirkan hal-hal yang terjadi di Bumi ini. Ada penyaluran bantuan yang masih berjalan, ada pula yang sedang direncanakan. Banyak tempat yang membutuhkan bantuan. Baik masalah pengungsi, iklim, maupun kemiskinan, semuanya terus bertambah.

Jika kita tidak menginspirasi lebih banyak Bodhisatwa dunia, maka orang yang menderita akan semakin menderita karena banyaknya masalah yang timbul. Siapa yang bisa menolong mereka?


Hanya Bodhisatwa dunia yang bisa. Jika orang-orang tidak menapaki Jalan Bodhisatwa, maka dunia ini akan hancur. Dunia ini telah melalui fase pembentukan, keberlangsungan, dan kini berada di fase kerusakan. Di fase kerusakan ini, setiap orang hendaknya menjaga pikiran, mengasihi satu sama lain, dan bervegetaris untuk mengurangi pencemaran.

Jika orang-orang bahkan tidak memahami prinsip-prinsip dasar ini, maka kita sungguh tidak berdaya. Tidak ada lagi yang bisa kita katakan. Dunia ini sangatlah luas. Setiap orang perlu mewariskan Dharma. Sesungguhnya, bagaimana mewariskan Dharma? Lewat ucapan, tulisan, cerita, atau bagaimana?

Metode seperti ini mementingkan mendengar dan berbicara. Sesungguhnya, cara terbaik untuk mewariskan Dharma adalah dengan tindakan nyata.

“Banyak orang yang keluar masuk dan berdonasi dengan penuh cinta kasih. Kita menggalang hati dengan harapan semua orang dapat turut berkontribusi untuk melindungi Bumi,” ucap Zhang Qi-chao, relawan Tzu Chi.

“Kita ingin menggalang hati setiap orang. Besarnya donasi tidaklah penting, yang penting adalah cinta kasih. Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit,” kata Huang Mei-ying, relawan Tzu Chi.

“Saya baru mengenal organisasi ini dua minggu yang lalu, tetapi mereka telah membawa pengaruh besar dalam hidup saya. Prinsip dari organisasi ini adalah mereka bukan duduk di rumah atau bermeditasi, melainkan terjun ke masyarakat dan bersumbangsih secara nyata. Kami mengumpulkan data korban bencana dan membagikan bantuan. Saya membantu mengisi formulir dan memberi tahu korban bencana bahwa kami dapat memberikan dana bantuan. Saya juga berbagi tentang Tzu Chi dan apa yang kami lakukan di sini. Saya juga berada di sini untuk menghibur mereka,” ungkap Bobbie Rae Jones, relawan.


Bodhisatwa sekalian, kita bisa menjadi Bodhisatwa dunia dan menolong sesama secara langsung. Di tengah masyarakat, setiap orang adalah Sutra hidup. Sutra ini adalah ajaran kebenaran yang ingin kita bagikan pada orang-orang. Lihatlah bagaimana relawan lain membangun tekad, bagaimana mereka bersumbangsih bersama kita, dan bagaimana mereka membimbing kita bersumbangsih. Saat kita bersumbangsih, penderitaan apa yang kita lihat?

Ini merupakan Sutra terbaik, Sutra hidup. Untuk mewariskan Dharma, kita harus mempraktikkannya secara nyata. Jadi, kita harus lebih bersungguh hati setiap waktu.

 

Menghimpun cinta kasih dengan celengan bambu

Menjalankan praktik Bodhisattva secara nyata

Menggalakkan pola makan vegetaris dan konsep pelestarian lingkungan

Melihat Sutra hidup di tengah masyarakat

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 22 Desember 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 24 Desember 2018

Editor: Stefanny Doddy

Tak perlu khawatir bila kita belum memperoleh kemajuan, yang perlu dikhawatirkan adalah bila kita tidak pernah melangkah untuk meraihnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -