Ceramah Master Cheng Yen: Mewariskan Dharma dengan Pikiran Benar


Di dunia ini, selain bencana akibat perubahan iklim, ketidakselarasan pikiran manusia juga menyebabkan kekacauan. Ini sungguh mengkhawatirkan. Semua orang di dunia selalu memohon berkah dan ketenteraman dunia. Sungguh, adakah berkah yang lebih besar dari ketenteraman? Untuk mewujudkan ketenteraman, dibutuhkan kerja sama yang harmonis. Empat unsur alam, yakni tanah, air, api, dan angin harus selaras. Selain itu, hubungan antarmanusia juga harus harmonis.

Kita berharap empat unsur alam dapat selaras setiap menit dan detik dalam jangka waktu yang panjang. Selain bencana akibat ketidakselarasan empat unsur alam dan pikiran manusia, juga ada pandemi Covid-19 dan kelaparan. Di dunia ini, juga terdapat kesenjangan antara orang yang miskin dan kaya. Inilah kesenjangan sosial. Namun, jika dipikir kembali, sesungguhnya, semua adalah kosong. Tidak ada perbedaan di dalam kekosongan. Semua orang memiliki eksistensi ajaib, yaitu hakikat kebuddhaan.

Buddha berkata bahwa hati, Buddha, dan semua makhluk pada hakikatnya tiada perbedaan. Semua orang memiliki hakikat kebuddhaan. Dari berbagai jenis makhluk hidup, manusia adalah makhluk yang paling dipenuhi berkah karena dapat melatih diri sendiri. Bagaimana cara kita melatih diri? Kita harus mempraktikkan kebajikan dan jalan kebenaran. Selama kita memiliki hati dan pikiran yang benar, kita dapat mempraktikkan kebajikan. Demikian sebab dan kondisinya, demikian pulalah buah dan akibatnya. Kita menuai apa yang kita tabur.


Kita harus memilih untuk menapaki Jalan Bodhisatwa. Hanya di alam manusia inilah kita bisa bersumbangsih sebagai Bodhisatwa dunia. Kita hendaknya memilih untuk menapaki Jalan Bodhisatwa. Untuk itu, kita harus melatih diri. Hendaklah kita melatih diri dengan pengetahuan benar, pandangan benar, ajaran benar, dan jalan yang benar. Dengan membina pikiran benar dan mempraktikkannya secara nyata, barulah kita dapat menapaki Jalan Bodhisatwa.

Bodhisatwa mempraktikkan Enam Paramita untuk meringankan penderitaan semua makhluk. Dalam melatih diri, kita tidak takut bersusah payah. Kita juga hendaknya memedulikan semua makhluk, bukan hanya diri sendiri. Ini disebut dengan belas kasih.

Dengan belas kasih, kita tidak sampai hati melihat makhluk lain menderita, tidak sampai hati melihat Bumi rusak, dan tidak sampai hati melihat kesesatan dan penyimpangan pikiran orang-orang. Oleh karena itu, Buddha datang ke dunia dengan satu tujuan mulia, yaitu membabarkan Dharma di tengah masyarakat. Hal terpenting yang diajarkan Buddha ialah praktik Bodhisatwa.


Buddha memberi tahu semua orang, "Kalian juga dapat mencapai kebuddhaan dengan mempraktikkan Jalan Bodhisatwa. Dimulai dari tataran awam, kalian harus berjalan maju selangkah demi selangkah hingga mencapai kebuddhaan." Semua orang pada hakikatnya memiliki kesadaran dan kemurnian hati yang setara dengan Buddha. Kita semua memiliki hakikat kebuddhaan, tetapi telah ditutupi oleh selapis demi selapis noda dan kegelapan batin.

Buddha datang ke dunia untuk membimbing semua makhluk agar memahami kebenaran. Setelah memahami kebenaran, kita terjun ke tengah masyarakat untuk melenyapkan penderitaan mereka, berbagi hukum sebab akibat dengan mereka, dan menginspirasi mereka untuk menggenggam jalinan jodoh. Jadi, hendaklah kita mewariskan Dharma.

Saat ini kita memasuki era kemunduran Dharma. Namun, kita tidak boleh membiarkan Dharma hilang. Hendaklah kita kembali menyebarluaskan Dharma. Inilah cara kita memulihkan semangat agama Buddha. Apakah semangat agama Buddha ini? Membimbing orang-orang menjadi Bodhisatwa. Di manakah Bodhisatwa? Di dunia.

Ketika ada orang yang menderita, Bodhisatwa muncul untuk membawa bantuan. Menjalankan praktik Bodhisatwa di dunia berarti mengerahkan kekuatan Bodhisatwa serta menunjukkan kebenaran, kebajikan, dan keindahan. Ketika misi kita terselesaikan, kita akan merasa tenang dan sukacita. Sukacita ini disebut dengan sukacita Dharma. Karena ada orang yang menderita di dunia, Bodhisatwa muncul dan mengerahkan kekuatan untuk bersumbangsih.


Kita selalu melihat bagaimana insan Tzu Chi bersumbangsih di dunia. Mereka sungguh merupakan Bodhisatwa dunia yang mempraktikkan semangat Tzu Chi di seluruh dunia. Saya sering melihat peta dunia. Tzu Chi telah menjangkau lebih dari 100 negara yang dilanda bencana dan selalu memberikan bantuan berskala besar. Inilah misi yang kita jalankan. Saat ini, misi bantuan internasional tetap dijalankan karena masih banyak orang yang membutuhkan.

Bodhisatwa sekalian, hendaklah kita tekun dan bersemangat setiap saat serta menjaga hati dan pikiran kita. Terdapat eksistensi ajaib di dalam kekosongan sejati. Jangan biarkan kerisauan melekat dalam hidup kita. Kita harus bisa melepas masa lalu dan lebih bersungguh hati menyambut masa depan. Jika kita tidak menjaga pikiran kita dengan baik, sebersit pikiran yang menyimpang akan membuat kita jauh tersesat. Jadi, menyimpang sedikit saja akan membuat kita jauh tersesat. Hendaklah kita menjaga hati dan pikiran dengan baik tanpa penyimpangan sedikit pun. Mari kita lebih bersungguh hati. 

Ketidakselarasan pikiran manusia menimbulkan bencana
Bekerja sama dengan harmonis dan berdoa semoga dunia tenteram
Mempraktikkan kebajikan di Jalan Bodhisatwa
Mewariskan Dharma dengan pikiran benar   

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 23 November 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 25 November 2022
Kesuksesan terbesar dalam kehidupan manusia adalah bisa bangkit kembali dari kegagalan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -