Ceramah Master Cheng Yen: Mewariskan Dharma Melalui Kerajinan Tangan dan Menyelami Sutra
“Bunga ini terbuat dari tutup botol plastik.”
Indah sekali.
“Ini terbuat dari tutup botol.”
“Kami potong dengan gunting.”
Potong menjadi seperti ini?
“Kami potong menjadi bentuk bunga matahari.”
Ini bukanlah hal yang mudah.
“Ini dinamakan setiap hari adalah musim semi.”
“Daunnya terbuat dari bahan ini.”
“Bagian tengah bunga terbuat dari jaring buah.”
Ini?
“Ya, kami memotong jaringnya dan menempelkannya di sini.”
“Siput ini terbuat dari sedotan.”
Kalian sangat bijaksana.
“Jika mencintai Bumi, kita harus melakukan daur ulang.”
Satu sentuhan membuat semua bunganya bergerak. Sungguh seperti hidup. Luar biasa.
“Bunga mawar ini terbuat dari daur ulang pita.”
Ini hasil daur ulang.
“Ini terbuat dari klip binder.”
“Ketika menemukan sesuatu di depo daur ulang, kami mengumpulkan dan memanfaatkannya.”
Ini sangatlah meriah.
“Ini terbuat dari botol plastik.”
“Kami memotong botol plastik seperti ini. Master, jika ada 2 botol besar seperti ini, bagaimana Master menggabungkannya?”
Bagaimana kalian menggabungkannya?
“Kami mengikuti prinsip mengorbankan diri sendiri demi sesuatu yang besar. Bagaimana caranya? Saat akan membuatnya, kami melihat mana botol yang akan dikorbankan. Botol yang dikorbankan akan dimasukkan ke botol yang lain. Dengan demikian, terbentuklah sesuatu yang besar dan terlihat sangat indah. Saat masuk ke dalam botol yang lain, botol itu akan kembali ke bentuk semula dan menjadi erat dengan botol yang lain. Begitulah kami mempraktikkan ajaran Buddha. Saat menyadari ajaran kebenaran, kami akan merasa sukacita. Kami juga melukis bunga teratai di lampion ini,” kata salah seorang relawan Tzu Chi.
Semuanya sangat sepenuh hati. Kalian sangat kreatif dalam membuat kerajinan tangan yang indah. Kalian bisa membuka kelas. Dengan demikian, para lansia dapat terus melatih otak mereka dan melihat hasil karya yang indah sehingga mereka akan penuh sukacita. Selain menjaga pikiran, mereka juga dapat merasakan pencapaian. Oleh karena itu, saya sering memberi tahu semuanya bahwa untuk menciptakan nilai dalam hidup, janganlah membiarkan waktu terbuang sia-sia.
Hendaknya kita melakukan sesuatu yang dapat membuat orang lain merasa senang dan mengajarkan sesuatu kepada mereka sehingga mereka memiliki rasa pencapaian. Begitulah cara memanfaatkan waktu dan mengembangkan nilai kehidupan. Ketika diajarkan kerajinan tangan, mereka akan memiliki pengalaman yang menyenangkan.
Saya sering berkata bahwa kita akan menuai apa yang kita tabur. Kita akan memperoleh manfaat dari apa yang kita lakukan, yaitu rasa sukacita. Selain kita sendiri yang melakukannya dan memperoleh manfaat, kita juga harus mengajarkannya kepada orang lain. Inilah yang disebut mewariskan keterampilan. Ini juga disebut menyebarkan Dharma dan memberi manfaat bagi semua makhluk.
Saya memberikan ceramah agar semua orang dapat mengubah noda batin dan memiliki hati yang terbuka. Namun, saya tidak tahu berapa lama waktu yang diperlukan bagi seseorang untuk membuka hatinya. Jika kalian mengajarkan kerajinan tangan ini, mereka akan berkonsentrasi dalam melatih tangan dan otak mereka sehingga melupakan segala kerisauan yang ada dan dapat mengembangkan kebijaksanaan.
Sesuatu yang tidak berguna dapat diubah menjadi sesuatu yang sangat berguna. Jika kalian dapat mewariskan keterampilan ini, saya sangat memuji kalian. Jika kita tidak mewariskannya, tidak ada nilai yang kita ciptakan. Hendaknya kita mewariskan hal ini. Kita harus mengajarkan kerajinan tangan ini kepada para lansia sehingga mereka memiliki rasa pencapaian. Sama halnya seperti barang ini.
Saat ini, saya membicarakan tentang perubahan. Kalian telah mengubah barang daur ulang menjadi kerajinan tangan yang sangat kreatif dan membuat orang lain yang melihatnya merasa senang. Pemikiran kalian telah menciptakan sesuatu yang bernilai. Saya sangat senang melihat bagaimana kalian melepaskan status kalian untuk memilah setiap botol, kaleng, dan barang lainnya untuk dibersihkan secara menyeluruh.
Kalian telah mengubah barang daur ulang menjadi kerajinan tangan yang sangat indah. Dengan membuat kerajinan tangan, semua orang dapat melatih pikiran, menyucikan hati, dan merasa sukacita. Inilah Dharma. Metode ini dapat kita wariskan. Inilah yang disebut mewariskan Dharma. Namun, yang paling penting ialah kita harus menyerap esensi Sutra Makna Tanpa Batas ke dalam hati kita.
Sesungguhnya, kebenaran di balik kata-kata Sutra sangatlah tegas. Dengan ketulusan hati, kalian sungguh-sungguh telah menyebarkan Dharma. Melihat kesatuan dan keteraturan kalian, saya tahu bahwa kalian telah berlatih berbulan-bulan. Keluarga demi keluarga terus melantunkan Sutra Makna Tanpa Batas di setiap sudut jalan untuk mempelajarinya agar dapat mementaskan adaptasi Sutra dengan rapi.
“Meski masih merupakan makhluk awam, mereka membangun ikrar agung.”
Lihatlah, anak-anak kecil itu ikut dalam pementasan adaptasi Sutra. Mereka ikut bernyanyi dan bergerak sesuai irama. Mereka telah mengikuti latihan selama berbulan-bulan. Sesungguhnya, banyak keluarga terus melantunkan Sutra Makna Tanpa Batas untuk mempelajarinya. Dari sini, dapat terlihat ketulusan semua orang terhadap Sutra Makna Tanpa Batas.
Demi mementaskan adaptasi Sutra, semuanya menerapkan pola makan vegetaris. Dalam jangka waktu yang panjang ini, demi latihan pementasan, semuanya tekun dalam mempelajari lirik dan gerakan. Semua keluarga juga bervegetaris untuk waktu yang lama. Di setiap tempat, baik desa maupun kota, semuanya bersatu untuk berlatih bersama. Berkat semua orang yang bervegetaris, komunitas mereka menjadi aman dan damai.
Setiap hari, semua orang sama-sama melantunkan Sutra dan mempelajari gerakan. Semuanya berlatih dengan sepenuh hati dan sangat tulus. Dengan kewaspadaan dan ketulusan, saat melafalkan Sutra, semuanya juga mengingatkan diri sendiri untuk mematuhi aturan dan menjaga sila. Semua orang tulus melantunkan Sutra Makna Tanpa Batas. Inilah ketulusan yang sesungguhnya.
Dalam jangka waktu yang panjang ini, tidak hanya umat Buddha yang mempraktikkan ketulusan ini. Orang-orang dari agama yang berbeda-beda juga ikut serta dalam pementasan adaptasi Sutra ini. Meski yang turut berpartisipasi sangat banyak, semuanya tetap mematuhi aturan yang ada, yaitu mawas diri, menjaga sila, tulus, dan bervegetaris. Jika semua orang di setiap komunitas dapat terus menjaga sikap seperti ini, yaitu berhimpun bersama dengan ketulusan untuk menyelami Sutra, saya percaya cuaca dan iklim akan bersahabat dan setiap keluarga akan hidup damai.
Ketika semua orang berhati tulus, mawas diri, menjaga sila, dan bervegetaris, inilah yang disebut dengan energi berkah. Energi berkah dapat melenyapkan bencana. Saya mendoakan semuanya dengan tulus.
Kreativitas daur ulang mengubah sampah menjadi harta
Kerajinan tangan dapat melatih pikiran dan menyucikan hati manusia
Menyebarkan Dharma dan menyelami Sutra dengan ketulusan
Menerapkan pola makan vegetaris untuk mendatangkan berkah
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 13 April 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 15 April 2024