Ceramah Master Cheng Yen: Mewariskan Dharma yang Membasahi Batin


“Master pernah berkata bahwa kita hanya punya hak guna atas tubuh ini, bukan hak milik. Belakangan ini, karena tubuh saya kurang sehat, lambung saya dioperasi dan dipotong dua pertiganya. Saya juga harus menjalani kemoterapi. Saya berharap saya dapat membimbing banyak orang menjadi Bodhisatwa dan bersama-sama berjalan di Jalan Bodhisatwa. Saat sehat, kita harus lebih banyak berbuat,” kata Cao Mei-ying, relawan Tzu Chi.

“Master berkata kita harus memupuk karma baik. Banyak relawan berkata, "Ibu Cao, kamu menjadi penyuluh donor sumsum tulang, menjadi ibu Yi De selama 15 tahun, melakukan daur ulang, membina kelas budi pekerti, dan menjadi anggota Asosiasi Guru Tzu Chi." Saya juga berharap saya dapat menjadi teladan. Saya berharap bisa menjadi murid yang dekat di hati Master. Selamanya mengikuti Master, selamanya menjalankan Tzu Chi tanpa menyesal,” tambahnya.

Kita melihat Guru Cao. Beliau adalah murid saya yang baik. Saya merasa kehilangan, tetapi juga tak berdaya. Beliau termasuk sangat awal mengenal Tzu Chi dan berdedikasi di Tzu Chi. Beliau juga merupakan anggota Asosiasi Guru Tzu Chi. Beliau sangat tekun dan bersemangat.

Saya mendengar bahwa hingga saat-saat terakhirnya, Guru Cao masih ingat tekadnya untuk terus mengikuti saya. Saya percaya di kehidupan mendatang, giliran saya yang mengikuti dirinya karena kini beliau telah mendahului saya. Beliau akan membantu saya membuka jalan.

 

Saat tiba waktunya saya pergi, jalan yang rata telah terbentang. Sebuah ungkapan berbunyi, "Lima ratus tahun sebelumnya guru membimbing murid; lima ratus tahun kemudian murid membimbing guru." Entah berapa tahun lagi, mungkin juga tidak lama lagi, saya akan bersamanya. Kita memiliki tekad yang sama dan tetap berjalan di jalan yang sama.

Dunia Tzu Chi di masa depan, kalianlah yang harus memikulnya. Kita akan kembali ke dunia ini dari kehidupan ke kehidupan dan meneruskan perjalanan ini karena kini kita telah mulai melangkah di Jalan Bodhisatwa. Belakangan ini saya sering mendengar relawan berkata, "Master, kami tidak bisa tanpa Master." Saya justru ingin menjawab, "Tzu Chi tidak bisa tanpa kalian," karena kalian dapat menggalang lebih banyak Bodhisatwa dunia.

Satu orang menginspirasi satu orang, lalu menjadi sepuluh, seratus, ribuan, bahkan puluhan ribu atau jutaan orang. Himpunan tetes-tetes sumbangsih penuh cinta kasih di Tzu Chi tidak pernah bocor. Jika bocor, bagaimana tetes-tetes sumbangsih ini bisa terhimpun hingga sekarang?

Semua orang bersumbangsih tanpa ego, tanpa pamrih, penuh cinta kasih, dan penuh rasa syukur. Jadi, semua orang melakukan hal yang bernilai dengan penuh rasa sukacita dalam Dharma. Karena itu, saya mengatakan bahwa setiap orang harus bersyukur atas nilai kehidupan yang dimiliki. Karena memiliki kehidupan, barulah kita bisa bersumbangsih; karena bersumbangsih, barulah kehidupan menjadi bernilai.

 

Sebaliknya, jika hanya terlahir ke dunia tanpa memahami pentingnya bersumbangsih, kita akan hidup dengan sia-sia, menghabiskan berkah, dan menciptakan karma buruk. Setelah meninggal, kita akan terlahir kembali membawa karma buruk. Dengan demikian, akankah kita terlahir dalam tubuh manusia atau dalam wujud hewan? Kita tidak tahu.

Akankah menjadi orang yang dapat menciptakan berkah ataukah orang yang menderita, kita juga tidak tahu. Jika kita ada menciptakan berkah, kita akan terlahir membawa berkah. Saat lahir, meski kita terlahir di dalam keluarga kurang mampu atau di tengah masa yang penuh kekacauan, kedatangan kita dapat membuat kondisi dunia perlahan-lahan membaik atau keluarga kita perlahan-lahan semakin sejahtera.

Singkat kata, semuanya bisa menjadi lebih baik. Kita juga akan menjadi orang yang mampu untuk menciptakan berkah dan bersumbangsih bagi dunia. Ini adalah nilai dari kehidupan. Jadi, kita harus menciptakan berkah di dunia. Dengan memiliki berkah, barulah kita bisa memiliki masyarakat yang aman dan tenteram. Semua ini membutuhkan cinta kasih.

Kekuatan cinta kasih mampu mengubah penderitaan menjadi ketenteraman. Hanya dengan cinta kasihlah alam manusia ini bisa menjadi surga. Lebih jauh lagi, orang yang melampaui surga adalah Bodhisatwa. Melampaui surga berarti memasuki dunia Bodhisatwa. Bodhisatwa mencerahkan makhluk lain selain mencerahkan diri sendiri. Jadi, kita semua harus menjadi orang yang memiliki cinta kasih berkesadaran.

Kita harus selamanya ingat bahwa harapan kita mewakili harapan banyak orang. Berkah yang kita harapkan adalah berkah bagi semua orang. Jadi, kita harus mempraktikkan Jalan Bodhisatwa. Kita harus menjangkau makhluk yang menderita dan menciptakan berkah bagi mereka agar mereka juga menjadi orang yang penuh berkah. Inilah kehidupan yang penuh berkah.

Terima kasih kepada semua relawan Tzu Chi yang telah bersumbangsih dengan cinta kasih. Terima kasih, semuanya. Dunia ini tak boleh kekurangan seorang pun dari kalian. Agar semua orang aman dan tenteram, kita harus menjaga jiwa kebijaksanaan kita yang abadi. Inilah kehidupan yang benar-benar bernilai.

 

“Murid Jing Si di Nantou dengan tulus berikrar: semangat Sutra Teratai bermekaran di mana-mana; semangat celengan bambu tersebar ke seluruh dunia; bersama-sama berbuat baik di dunia dengan cinta kasih; menggalang hati dan cinta kasih selamanya; gemerincing uang logam menjadi suara menakjubkan; kalimat demi kalimat Dharma membasahi ladang batin; dari kehidupan ke kehidupan selalu mengikuti Master; selamanya tidak pernah mundur di Jalan Bodhi. Mohon Master tetap tinggal di dunia dan meneruskan pembabaran Sutra Teratai. Master, kami membutuhkan Master.”

Bodhisatwa sekalian, dalam bertekad dan berikrar, yang terpenting ialah pikiran kita. Setiap orang harus mengingatkan diri sendiri dan mengukir di dalam lubuk hati bahwa dari kehidupan ke kehidupan, kita harus menjadi Bodhisatwa dan bersama-sama berjalan di satu jalan yang sama, yaitu Jalan Bodhisatwa sesuai Sutra Makna Tanpa Batas. Ini adalah sebuah jalan agung di dunia.

Kita bersama-sama menapaki ajaran kebenaran. Namun, ingatlah untuk tidak menyimpang sedikit pun. Saat bersama-sama berikrar tadi, setiap gerakan kalian menggambarkan jalan agung dan setiap pikiran kalian berisi prinsip kebenaran. Harap kalian selalu berjalan dalam arah jalan agung ini tanpa menyimpang sedikit pun.

Ingatlah selalu di dalam hati untuk menapaki Jalan Bodhisatwa. Uang logam dari celengan bambu bergemerincing. Ini adalah suara yang terindah. Terima kasih. Saya mendoakan semoga kalian selalu berjalan di Jalan Bodhisatwa. Doa saya menyertai kalian semua.

 

Guru dan murid saling membimbing dan menyempurnakan

Meneruskan semangat dalam menumbuhkan berkah dan kebijaksanaan

Mengubah penderitaan dan menghimpun cinta kasih

Dharma selamanya membasahi ladang batin

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 25 November 2020    
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 27 November 2020

 

 

Setiap manusia pada dasarnya berhati Bodhisatwa, juga memiliki semangat dan kekuatan yang sama dengan Bodhisatwa.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -