Ceramah Master Cheng Yen: Mewariskan Filosofi Tzu Chi

“Saya dapat bermain dan berbagi dengan mereka, saya merasa sangat bahagia. Senyuman di wajah anak-anak ini membuat mereka memiliki harapan untuk hidup yang lebih baik di masa mendatang. Kalian bukan hanya memberikan bantuan materi, tetapi juga menghabiskan waktu bersama anak-anak dan mengajari mereka prinsip-prinsip kehidupan yang bermanfaat. Sekarang sudah bulan April,” kata Rojan Shrestha, relawan Nepal.

Pada bulan April tahun lalu, Nepal diguncang gempa dahsyat. Pascagempa, insan Tzu Chi terus memberikan pendampingan di Nepal selama hampir setengah tahun sehingga warga setempat terinspirasi untuk bergabung menjadi anggota TIMA, Tzu Ching, dan lain-lain. Para relawan lokal telah mewarisi semangat dan filosofi Tzu Chi. Mereka mendengar bahwa di atas bukit, ada sebuah panti asuhan. Ada lebih dari 40 anak yang dirawat di sana. Namun, anak-anak membutuhkan barang bantuan. Karena itu, para relawan lokal pergi ke sana untuk mengantarkan barang bantuan yang dibutuhkan oleh anak-anak tersebut.

Kita juga berbagi semangat budaya humanis serta bagaimana menjaga kesehatan, menggosok gigi, dan mencuci tangan. Kita bisa melihat di mana pun ada orang yang menderita, kita bisa menabur benih-benih cinta kasih yang akan bertunas dan bertumbuh. Melihat anak-anak itu tersenyum dan menghadapi dunia ini dengan ceria serta para dokter TIMA dan anggota Tzu Ching yang menjangkau panti asuhan di atas bukit, saya sungguh merasa terhibur. Sungguh, jika setiap orang bisa terus menyebarkan kekuatan cinta kasih maka akan tercipta harapan.

Pada bulan Maret, saya menonton siaran berita tentang banjir besar di Sao Paulo, Brasil. Saya segera meminta divisi kerohanian kita untuk menghubungi insan Tzu Chi setempat. Insan Tzu Chi dengan cepat melakukan survei ke lokasi bencana. Setelah menghabiskan beberapa waktu untuk melakukan persiapan, mereka pun mulai membagikan barang bantuan. Untuk menyalurkan bantuan bencana, kita harus bersumbangsih secara langsung dengan penuh tekad. Relawan kita juga menggalang dana dari warga keturunan Tionghoa. Dengan kekuatan cinta kasih, semua orang bekerja sama untuk menolong orang yang membutuhkan.

Tentu saja, insan Tzu Chi juga harus lebih bersungguh hati untuk mengembangkan kekuatan cinta kasih. Ini semua kita lakukan demi membangkitkan cinta kasih setiap orang. Mari kita bervegetaris bersama-sama. Makan sayuran tak akan membuat hewan tersakiti. Makan daging akan membuat hewan tersakiti. Jadi, mari kita makan sayuran bersama-sama. Kita bisa melihat anak-anak yang menggemaskan di TK Tzu Chi di Malaysia dalam kegiatan “Planet Sayuran dan Buah”. Anak-anak dididik sejak dini sehingga bukan hanya bisa berbagi, tetapi juga bisa mempraktikkan prinsip kebenaran yang telah mereka pahami.

Meski masih kecil, mereka memiliki ikrar agung untuk memperhatikan Bumi dan mengasihi hewan. Melihat begitu banyak bencana di seluruh dunia, sungguh membuat orang merasa sedih. Namun, kita juga bisa melihat benih-benih yang kita tabur telah bertunas dan bertumbuh menjadi pohon kecil. Tidak lama kemudian, pohon-pohon kecil ini akan membentuk hutan Bodhi.

Terus Memberi Perhatian Kepada Pengungsi

Kita juga melihat insan Tzu Chi dari Italia dan Jerman yang berjumlah 6 orang pergi ke sebuah tempat persinggahan pengungsi untuk mencurahkan perhatian pergi ke sebuah tempat persinggahan pengungsi untuk mencurahkan perhatian karena tempat tersebut menyatakan bahwa mereka membutuhkan barang bantuan. Bagaimana cara kita membantu mereka? Insan Tzu Chi setempat sangatlah sedikit. Kita hanya memiliki 4 relawan di Italia yang masing-masing berjarak 400 km lebih. Ditambah dengan relawan dari Jerman, sebanyak 6 relawan pergi ke tempat persinggahan pengungsi untuk memberi bantuan kepada para pengungsi yang berasal dari beberapa negara dan sebagian besar berasal dari Afrika.

Penderitaan mereka sungguh tak terkira. Kita memberi bantuan sesuai kebutuhan mereka. Berhubung cuaca di sana sangat dingin pada awal tahun, maka kita memberikan selimut, syal, dan lain-lain yang dapat menghangatkan tubuh mereka. Barang-barang bantuan itu kita beli dengan dana yang digalang dari warga keturunan Tionghoa. Dengan jumlah relawan yang begitu sedikit di wilayah yang luas itu, hal yang harus dilakukan sangatlah banyak. Relawan kita memanfaatkan sumber daya setempat dan menginspirasi cinta kasih warga setempat sehingga dapat menyediakan barang bantuan bagi sekelompok orang yang benar-benar hidup menderita ini.

Adakalanya, mereka tidak gembira. Adakalanya, mereka mengkhawatirkan masa depan. Adakalanya, perasaan-perasaan ini membuat mereka agak agresif. Namun, saya melihat mereka sangat menikmati kegiatan ini dan sangat gembira. Jadi, saya merasa bahwa hari ini merupakan hari yang indah bagi kita semua. Menurut saya, yang terpenting adalah menyambut kedatangan para pengungsi dengan baik karena mereka mungkin akan menjadi bagian dari masyarakat kita.

Saya tahu bahwa saya dikasihi. Buddha mengasihi saya. Saya juga akan memberikan cinta kasih yang sama kepada orang lain. Saya merasa sangat gembira dengan kegiatan yang diselenggarakan hari ini. Dari lubuk hati saya, saya ingin berterima kasih kepada penyelenggara kegiatan ini. Saya sangat bersyukur dan gembira. Kita membentangkan jalan dengan cinta kasih. Demi menghormati kehidupan, kita menyatukan hati satu sama lain. Inilah insan Tzu Chi. Saya sangat berterima kasih kepada relawan kita yang telah bersumbangsih dengan kekuatan cinta kasih. Ada yang tinggal di Italia setelah menikah, ada pula yang pergi ke sana untuk bekerja. Mereka semua berasal dari tempat yang jauh dan tinggal di Italia sekarang. Namun, mereka juga memiliki tekad yang sama. Mereka merupakan benih semangat Tzu Chi di Italia.

Kita bisa melihat hal yang sama di Thailand. Tzu Chi Thailand mengemban tanggung jawab untuk menggelar baksos bagi pengungsi. Setiap bulan, kita menggelar baksos kesehatan bagi para pengungsi. Para pengungsi menggunakan bahasa yang berbeda-beda karena berasal dari berbagai negara. Pengungsi dari satu negara yang sama bahkan menggunakan dialek yang berbeda-beda sehingga dibutuhkan penerjemah yang menguasai bahasa yang berbeda-beda.

Kita juga sangat berterima kasih kepada pemerintah setempat yang menyediakan sebuah kendaraan bagi kita untuk menggelar baksos gigi. Singkat kata, dengan cinta kasih tanpa membeda-bedakan ras dan kewarganegaraan, insan Tzu Chi menjalankan misi mereka. Saya sungguh sangat bersyukur. Setiap orang hendaknya menggunakan kesungguhan hati dan cinta kasih untuk bersumbangsih dan mencurahkan perhatian. Kisah tentang kekuatan cinta kasih tidak pernah berakhir. 

Saling mendukung untuk melenyapkan penderitaan

Terus mewariskan semangat dan filosofi Tzu Chi

Murid-murid TK Tzu Chi mengimbau orang-orang untuk bervegetaris dan mengasihi semua makhluk

Mengemban tanggung jawab untuk memberikan bantuan dan pelayanan kesehatan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 2 April 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 4 April 2016
Kebahagiaan berasal dari kegembiraan yang dirasakan oleh hati, bukan dari kenikmatan yang dirasakan oleh jasmani.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -