Ceramah Master Cheng Yen: Mewariskan Inti Sari Dharma dengan Tekad Pelatihan yang Teguh
Kini, kita hidup di zaman yang penuh dengan Lima Kekeruhan. Di dunia yang penuh Lima Kekeruhan ini, banyak orang diselimuti kekeruhan noda batin. Antarsesama manusia menciptakan konflik dan noda batin. Akibat noda batin, orang-orang tidak bisa membedakan yang salah dan benar. inilah yang disebut dengan kekeruhan noda batin.
Karena diselimuti kekeruhan, kita tidak bisa melihat arah tujuan kita. Mengapa demikian? Karena terdapat kekeruhan pandangan. Setiap orang memiliki pandangan yang berbeda-beda. Jadi, setiap orang memiliki ego. Karena ego masing-masing, banyak orang yang membangkitkan noda batin, kegelapan batin, dan nafsu keinginan sehingga menimbulkan banyak konflik dan membawa kerusakan bagi Bumi.
Karma buruk kolektif semua makhluk telah tercipta, inilah yang disebut kekeruhan makhluk hidup. Semua kekeruhan ini terjadi di zaman sekarang. Inilah yang disebut kekeruhan kalpa atau kekeruhan zaman. Akibat akumulasi karma buruk semua makhluk dalam jangka panjang, bencana terus-menerus terjadi. Bencana alam dan bencana akibat ulah manusia akan terus terjadi.
Pada zaman-Nya, Buddha sudah meramalkan bahwa di masa depan, yakni sekarang, bencana akan kerap terjadi di dunia ini. Apa yang harus kita lakukan? Bagaimana cara mencegahnya? Tidak bisa dicegah. Kita hanya bisa menyucikan hati manusia. Kita bisa melihat insan Tzu Chi mengadakan acara makan bersama untuk menggalakkan pola makan vegetaris guna menjaga kesehatan fisik dan batin orang-orang. Makanan vegetaris bergizi atau tidak? (Bergizi).
Sejak berusia 16 tahun, saya terus bervegetaris hingga kini. Dari usia dini, saya tidak suka mengonsumsi daging. Singkat kata, pada usia remaja, saya mulai bervegetaris demi mendoakan kesehatan ibu saya dan terus bervegetaris hingga kini. Makanan vegetaris bermanfaat untuk kesehatan fisik dan batin kita. Pagi ini, saya melihat sekelompok Bodhisatwa cilik yang masih sekecil ini. Mereka semua bervegetaris.
“Halo, Kakek Guru. Saya adalah Liu Xi-kuan dari Jing Si Books & Cafe di Taipei. Saya ingin berbagi tentang bagaimana saya mengimbau orang lain bervegetaris. Saya berkata pada seorang teman sekolah bahwa makan daging bisa merusak Bumi dan membuat hewan merasa sakit.”
“Setelah beberapa kali mendengar perkataan saya, dia tidak makan daging lagi. Hanya saja, di rumahnya, ayahnya selalu menyuruhnya makan daging. Di sekolah, dia akan menyingkirkan daging dari makanannya, tetapi di rumah, dia akan menuruti perkataan ayahnya. Kakek Guru, saya akan terus mengimbau orang-orang untuk bervegetaris,” kutipan wawancara Liu Xi-kuan, relawan cilik Jing Si Books & Café Taipei.
Jadi, untuk menjaga kesehatan tubuh, kita tidak harus mengonsumsi daging. Menjalani kehidupan sehari-hari dengan penuh cinta kasih, kita baru bisa memiliki batin dan masyarakat yang sehat. Jika masyarakat dan batin kita sehat, bagaimana mungkin tubuh kita tidak sehat? Menjagal hewan untuk dikonsumsi, ini merupakan kekerasan. Semua benih kekerasan akan menghasilkan buah kekerasan.
Kita tentu tidak berharap terjadi kekerasan di tengah masyarakat. Karena itu, kita harus menggalakkan pola makan vegetaris. Saya juga melihat seorang relawan yang bergabung dengan Tzu Chi pada usia 70 tahun dan belajar menggunakan computer dan buku elektronik pada usia 77 tahun.
“Saya belajar komputer pada usia 77 tahun. Guru saya sangat bersungguh hati. Saat guru saya berkata bahwa tombol di pojok kiri bawah adalah tombol Ctrl, saya mengingatnya sebagai tombol “kan cuo” (salah lihat). Jadi, seperti inilah saya belajar komputer.”
“Saat memilah barang daur ulang, saya mengambil buku pelajaran Mandarin anak-anak untuk belajar. Mengapa? Karena saya tidak menguasai simbol fonetik Zhuyin (sistem fonetis nasional di Taiwan untuk mengajarkan bahasa Tionghoa-red). Jadi, saya mengetik huruf-huruf yang ada di buku untuk belajar komputer.”
“Mendengar ceramah Master adalah kegiatan yang paling saya sukai. Saya mendengar ceramah Master dan memotret teks yang muncul di layar. Setiap hari, saya mengerjakan PR seperti seorang murid SD. Saya mengerjakannya dengan penuh sukacita. Saya sangat bersyukur kepada Master yang memberikan ceramah.”
“Mendengar ceramah Master, hati saya semakin dipenuhi sukacita. Jadi, saya sangat bersyukur kepada Master. Saya sangat bersungguh hati. Saat berusia 80 tahun, saya mengemban tanggung jawab sebagai ketua Xie Li. Para relawan yang berada di sisi saya ini adalah anggota tim saya. Saya sangat bersyukur ada mereka yang membantu melakukan daur ulang sehingga saya bisa mengemban misi dengan penuh sukacita.”
“Terima kasih, Master. Saya akan mengikuti langkah Master dari kehidupan ke kehidupan. Saya juga akan lebih bersungguh hati dan mengemban misi hingga napas terakhir. Terima kasih,” kutipan wawancara Wang Chen Xiu-deng, relawan Tzu Chi berusia 84 tahun.
Dia juga membuat catatan saat mendengar Dharma dan telah memiliki tujuh buku catatan. Lihatlah, kini dia sudah berusia 84 tahun. Dia bisa menjadi teladan bagi relawan muda. Sungguh, hidup manusia bagaikan mimpi. Jika ingin bermimpi dan hidup bahagia, mengapa kita tidak bersumbangsih dengan penuh sukacita dan bermimpi sebagai Bodhisatwa dunia?
Dengan demikian, kita bisa mengenal Buddha, mendengar Dharma, menapaki Jalan Bodhisatwa, membabarkan Dharma, dan mencapai kebuddhaan. Meski hidup manusia bagaikan mimpi, tetapi kita bisa memiliki mimpi yang indah. Kita hendaknya bermimpi menjadi Bodhisatwa yang bersumbangsih bagi dunia dengan penuh sukacita. Kita hendaknya bermimpi dan bersumbangsih dengan penuh sukacita sebagai Bodhisatwa dunia. Apakah kalian paham? (Paham).
Saya sangat bersyukur kepada relawan kita yang bersumbangsih dengan sepenuh hati dan penuh cinta kasih. Lihatlah seorang relawan muda kita. Meski menderita penyakit langka, dia tetap bersumbangsih. Kita harus meneladani semangatnya. Jangan menyia-nyiakan waktu dalam hidup kita. Singkat kata, bersumbangsih dengan kekuatan cinta kasih, inilah makna dan nilai hidup yang sesungguhnya.
Kini, kita sangat membutuhkan pewarisan semangat Tzu Chi. Artinya, relawan senior harus terus membimbing relawan muda dan relawan muda harus mewarisi semangat Tzu Chi. Tzu Chi membutuhkan relawan muda untuk mewariskan semangat Tzu Chi dari masa ke masa. Bisakah kalian melakukannya? (Bisa)
Kini sebagian dari kalian sedang mengikuti pelatihan relawan dan sebagian sudah menjadi relawan Tzu Chi. Semoga kalian semua bisa bersumbangsih dengan tekad pelatihan yang teguh agar bisa merasakan kekuatan dan semangat Bodhisatwa yang sesungguhnya.
Ingatlah yang saya katakan hari ini. Yang terpenting adalah bersumbangsih dengan penuh sukacita sebagai Bodhisatwa dunia. Cara terbaik untuk hidup bahagia adalah bersumbangsih dengan penuh sukacita. Mimpi terbaik adalah menapaki Jalan Bodhisatwa dan mencapai kebuddhaan.
Kegelapan batin dan nafsu keinginan membawa kerusakan bagi Bumi
Mengajak warga untuk bervegetaris
Mengenal Buddha, mendengar Dharma, dan giat menapaki Jalan Bodhisatwa
Mewariskan inti sari Dharma dengan tekad pelatihan yang teguh
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 28 Juni 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 30 Juni 2017