Ceramah Master Cheng Yen: Mewariskan Jejak Bodhisatwa dari Generasi ke Generasi
“Beginilah awal mula Pusat Aksi Lingkungan Tzu Chi. Pada tahun 2000, saat tim tengah mencari tempat untuk menjalankan misi Tzu Chi, Bhiksuni Shui Yung yang penuh welas asih memberikan lahan sekolah di Ta Wai yang sudah lama tidak digunakan. Ini semua terjadi berkat adanya jalinan jodoh. Setelah melalui proses renovasi, pada tahun 2003, tempat itu telah berubah menjadi Kantor Perwakilan Tzu Chi Tai Wai, Hong Kong,” kata Ling Rong-jin relawan Tzu Chi.
“Pada tahun 2009, misi pelestarian lingkungan Tzu Chi dimulai di sana. Kami mengubah kantor perwakilan menjadi depo pendidikan daur ulang guna mengajarkan kepada warga masyarakat cara melakukan daur ulang. Pada bulan Desember 2021, Pusat Aksi Lingkungan Tzu Chi berubah menjadi pusat pameran dengan tema lingkungan. Para bhiksuni sangat senang dan memiliki keyakinan pada misi kita,” lanjut Ling Rong-jin.
Saya sungguh berterima kasih kepada Bhiksuni Shui Yung, Bhiksuni Jing Da, dan beberapa lainnya. Saya berharap kalian semua juga mewakili saya untuk berterima kasih kepada mereka. Berkat niat baik Bhiksuni Shui Yung yang menyumbangkan tempat, kita dapat mendirikan pusat aksi lingkungan di sana. Ketika mendengarkan laporan kalian, saya selalu bersyukur tanpa henti. Tanpa adanya tekad dari Bhiksuni Shui Yung untuk menyediakan tempat bagi kita, kita tidak dapat menjalankan aktivitas tersebut. Saya sangat berterima kasih. Ada banyak hal yang patut disyukuri. Saya juga telah mendengar bahwa ketika bencana terjadi, semuanya turut memikul tanggung jawab.
“Kita bisa melihat sebuah pintu di belakang. Di sebelahnya, ada kantor dan ruang makan kami. Ini adalah kondisi di dalam pusat perbelanjaan. Hal yang lebih mengejutkan ialah meja, pembatas ruangan, komputer, dan kursi dari dalam kantor kami telah tersapu bersih oleh air. Setelah hujan lebat berakhir, kami kembali ke kantor dan melihat bahwa dalamnya sudah kosong. Keesokan hari pukul 4 sore, pemerintah mencabut peringatan hitam. Saya sangat berterima kasih kepada semua relawan, terutama Kakak Cai Wei-wei yang pertama kali datang ke tempat kami untuk membantu membersihkan. Dalam waktu 30 menit, staf lainnya juga datang untuk melihat kondisinya dan membersihkannya,” kata Li Shu-ling relawan Tzu Chi.
Melihat bagaimana kalian membantu tanpa pamrih dan bekerja dengan satu hati, saya merasa sangat tenang. Kalian semua berkata, "Master, jangan khawatir." Ya, saya tidak merasa khawatir. Saya sangat yakin terhadap kalian. Saya percaya bahwa Bodhisatwa sekalian telah menganggap ladang pelatihan ini sebagai rumah kalian sendiri sehingga sangat menghargai dan menjaganya. Saya sangat yakin bahwa pusat aksi lingkungan ini adalah rumah kita semua. Meski tempatnya tidak besar, semuanya tertata dengan rapi. Selama memiliki hati dan tekad, kita dapat menyebarkan semangat Tzu Chi dan bekerja sama untuk membawa manfaat bagi dunia.
Saat ini, iklim sering berubah dan banyak bencana terjadi di dunia. Kita hendaknya membangkitkan keyakinan yang tulus. Kita harus memiliki keyakinan ini. Saya juga mendengar bahwa kalian menggalakkan vegetarisme di sana. Ya, kita perlu menggalakkan vegetarisme. Saat ini, populasi makin hari makin bertambah. Begitu pula dengan nafsu keinginan mulut manusia. Demi memenuhi nafsu keinginan mulut ini, akan ada sekelompok orang yang memelihara ternak. Banyaknya ternak akan menyebabkan polusi. Inilah siklusnya. Ada sebab dan kondisi maka ada buah dan akibat dan terciptalah karma buruk kolektif. Akibat karma buruk kolektif, bencana yang datang akan makin parah. Oleh karena itu, saya sering merasa khawatir.
Saat ini, bencana terjadi di mana-mana, baik karena unsur tanah, air, api, maupun angin. Ketika bencana terjadi, kita tidak dapat berbuat apa-apa. Kita hanya bisa menyalurkan bantuan bencana. Namun, apakah kita dapat menjangkau seluruh tempat? Kita hanya dapat menjangkau mereka yang memiliki jalinan jodoh dengan kita. Namun, walau memiliki jalinan jodoh, kita hanya dapat memberi bantuan kepada yang dalam kondisi darurat.
Saya sering mengatakan bahwa pada saat bencana terjadi, kita harus memberikan bantuan yang manfaatnya benar-benar dirasakan oleh para korban. Untuk itu, kita berusaha memenuhi kebutuhan mereka selama 1 bulan, 2 bulan, atau 3 bulan. Pemberian kita bukan hanya simbolis, melainkan kita harus sungguh-sungguh memberikan sesuatu yang berkualitas baik dan terasa bermanfaat dalam jumlah yang dapat menenangkan mereka sejenak. Inilah yang harus dilakukan oleh Tzu Chi.
Selama bertahun-tahun, kehidupan di Hong Kong sangatlah damai dan tenang. Wilayah Hong Kong tidak besar, tetapi memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak. Bahkan, banyak warga luar negeri yang datang sehingga kondisi Hong Kong menjadi makin kompleks. Namun, dengan keadaan Hong Kong yang tetap damai, kita harus sungguh-sungguh bersyukur. Lihatlah, ketika ada lansia yang hidup sebatang kara, insan Tzu Chi juga merawat mereka dengan tulus. Ketika seorang lansia meninggal dunia, insan Tzu Chi juga akan membantu mengurusnya. Saya sangat tersentuh dan bersyukur.
Pemerintah juga memberikan dukungan besar dengan menyediakan ruang bagi kita untuk melakukan daur ulang. Ini semua tidak mudah, tetapi kalian telah melakukannya. Ini menunjukkan bahwa hal yang kita lakukan sudah benar dan menyentuh orang lain. Ketika pemerintah menyediakan tempat untuk kalian dapat menjalankan misi, ini adalah hal yang sangat penting yang menunjukkan dukungan mereka. Jadi, ketika ada sesuatu yang benar, kita harus melakukannya dengan sungguh-sungguh.
Saya sering mengingatkan semuanya untuk menginventarisasi kehidupan. Merupakan hal yang sangat berharga ketika kita dapat bergabung dengan Tzu Chi dan menjadi Bodhisatwa dunia. Dengan menapaki Jalan Bodhisatwa, langkah demi langkah kita telah menciptakan jejak dan sejarah. Saya akan terus mengingatkan semuanya untuk menginventarisasi sejarah kehidupan kita dan terus mewariskan semangat Tzu Chi.
Ketika kembali ke negara kalian, kalian dapat mengingatkan satu sama lain dan mengingatkan diri sendiri untuk terus menceritakan kisah kalian di Tzu Chi kepada orang lain. Kalian juga dapat menuliskannya dalam sebuah catatan dan mengumpulkannya. Begitulah cara kita menyusun sejarah Tzu Chi. Nilai dalam kehidupan yang kita ciptakan harus dicatat menjadi sebuah sejarah. Kemudian, sejarah ini harus kita ceritakan dan wariskan dari generasi ke generasi.
Bersyukur atas setiap dukungan yang diberikan dalam menjalankan ikrar
Menggalakkan pelestarian lingkungan dan vegetarisme dengan hati yang tulus
Membantu mereka yang kurang mampu agar memiliki kehidupan yang stabil
Mewariskan jejak Bodhisatwa dari generasi ke generasi
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 23 Oktober 2023
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Felicia
Ditayangkan Tanggal 25 Oktober 2023