Ceramah Master Cheng Yen: Mewariskan Jiwa Kebijaksanaan untuk Melindungi Semua Makhluk
Saat tubuh beraktivitas, maka waktu terasa berlalu dengan cepat. Rumput liar di atas tanah dapat dicabut, pikiran yang bukan-bukan di dalam batin juga dapat dilenyapkan. Ini yang saya pelajari sebelum menjadi bhiksuni. Saya paling menyukai suasana berkebun di vihara. Karena itu, setelah meninggalkan rumah, saya bertekad untuk hidup secara mandiri. Ini membuat hati saya tidak ada beban.
Karena tidak memiliki beban batin, kita pun tak berpikiran yang bukan-bukan. Dengan hati yang tenang, saya dapat melakukan hal yang bermanfaat bagi dunia. Sungguh, hal-hal di dunia tidak dapat dilakukan oleh satu orang saja. Ia membutuhkan tenaga banyak orang. Terlebih lagi dalam mengemban empat misi Tzu Chi.
Misi amal adalah misi pertama dari empat misi Tzu Chi. Saat menjalankan misi amal, kita mulai melakukan kunjungan kasih. Karena jumlah relawan yang sedikit, saya terjun secara langsung untuk melakukan survei kasus. Ini saya lakukan selama waktu yang sangat panjang. Karena itu, saya sering berkata bahwa laboratorium saya ada di masyarakat. Selama jangka waktu yang sangat panjang, saya yang melakukan kunjungan kasih.
Perlahan-lahan anggota komite pun bertambah. Setahun sekali, saya juga melakukan perjalanan keliling Taiwan untuk melakukan kunjungan kasih. Ini saya lakukan selama jangka waktu yang panjang. Singkat kata, setelah melakukan perjalanan keliling Taiwan, saya mengambil 2 kesimpulan. Pertama, orang yang jatuh sakit akibat hidup kekurangan; kedua, orang yang jatuh miskin akibat menderita penyakit.
Ada orang yang jatuh sakit, tetapi tidak mampu pergi berobat. Ada pula orang yang berobat dalam jangka panjang sehingga menghabiskan banyak uang. Mereka menghabiskan banyak uang, menjual rumah dan tanah hingga akhirnya jatuh miskin. Akhirnya, mereka membutuhkan bantuan dari kita. Kita melihat kasus orang yang menderita penyakit akibat hidup kekurangan dan orang yang jatuh miskin akibat menderita penyakit. Selain itu, saya juga melihat bercak darah di rumah sakit.
Setelah menjalankan misi amal selama beberapa tahun, saya memutuskan untuk menjalankan misi kesehatan. Tujuan dari misi kesehatan Tzu Chi bukan untuk mencari keuntungan, melainkan untuk menyelamatkan kehidupan. Saya selalu berkata bahwa yang ingin saya dengar adalah kualitas pelayanan rumah sakit kita, kasus seperti apa yang kita terima, dan bagaimana cara kita meringankan penderitaan mereka. Saya sangat tersentuh mendengar laporan-laporan seperti itu.
Setiap kali berkunjung ke Dalin, saya merasa bagai pulang ke rumah karena saya tinggal di asrama yang sama dengan kalian. Selain itu, saya juga mendengar laporan kalian yang sepenuh hati. Rumah Sakit Tzu Chi Dalin berlokasi di tengah sawah. Di wilayah pedesaan terdapat banyak lansia. Para staf rumah sakit selalu mengasihi dan berempati terhadap para lansia. Saya sungguh tersentuh sekaligus bersyukur.
Tujuan dari misi kesehatan kita bukan demi mencari keuntungan. Seperti yang saya katakan tadi ada orang jatuh miskin akibat menderita penyakit dan ada pula orang yang menderita penyakit akibat kekurangan. Bagi orang yang menderita penyakit, mereka sungguh tak berdaya. Contohnya saya. Saya juga tak berdaya. Saya juga sudah bertekad selama masih dapat bersuara saya tak akan berhentiberbagi tentang Sutra Bunga Teratai.
Tadi pagi, saya juga membabarkan Dharma karena setiap hari, relawan Tzu Chi di seluruh dunia mengikuti ceramah pagi saya. Tak peduli cuaca apa di negara mereka, mereka tetap berangkat dari rumah sekitar pukul 3 pagi untuk mendengar Dharma. Adakalanya, relawan Tzu Chi di Tiongkok harus menempuh perjalanan menerjang salju yang tebal. Relawan Tzu Chi di Tiongkok juga sangat tekun dan bersemangat. Setiap kali teringat pada murid-murid saya di lima benua yang telah keluar rumah pagi-pagi, saya tidak tega membuat mereka kecewa. Saya ingin terus memberikan ceramah, kecuali saat tengah melakukan perjalanan.
Selama berada di Griya Jing Si, saya akan terus memberikan ceramah. Jadi, tak peduli ada berapa banyak orang yang mengasihi dan memperhatikan saya, proses kerja tubuh saya tetap terus berlangsung. Kita tidak bisa menghentikan waktu dan usia. Kini, dengan menabung usia 50 tahun di bank usia, saya bagai berusia 30-an tahun. Apa yang akan terjadi, tidak bisa kita hentikan. Saya berharap selama masih hidup, saya dapat melihat para staf medis yang penuh semangat misi.
Kita harus menjaga Rumah Sakit Tzu Chi dengan baik. Meski ia berlokasi di tengah sawah dan bukan beroperasi demi mencari keuntungan, kita tetap harus memiliki ketulusan. Tanpa hati yang tulus, kalian akan merasa bosan karena tinggal di pedesaan. Kalian dapat menjalankan profesi dengan hati yang tulus. Untuk mempertahankan ketulusan ini, kalian harus saling berinteraksi dengan semangat Dharma dan ajaran Jing Si.
Saat kembali ke Griya Jing Si, kalian bagai pulang ke rumah sendiri. Saat berkunjung ke RS Tzu Chi Dalin, saya juga merasa bagai pulang ke rumah. Kalian juga bagai pulang ke rumah sendiri. Akses transportasi sekarang sangat memadai. Kalian dapat menganggap perjalanan ini sebagai tur untuk bertamasya. Saat menumpang kereta api, kalian dapat menikmati pemandangan dan merasa rileks.
Selamat pulang ke Griya Jing Si. Suatu hari, seorang pria dari Tiongkok bertanya, "Mengapa ada banyak orang yang datang ke Griya Jing Si?" Saya berkata padanya bahwa mereka bukan umat saya, melainkan anggota keluarga saya. Saya memiliki murid dan tidak memiliki umat. Setiap relawan pulang ke Griya Jing Si untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Setelah jiwa kebijaksanaan berkembang, kita dapat bekerja dengan gembira setiap hari. Meski sangat lelah, tetapi kita sangat bersukacita. Ini disebut sukacita dalam Dharma.
Semoga kalian dapat kembali dengan membawa sukacita dalam Dharma serta dapat saling menyemangati. Inilah pewarisan jiwa kebijaksanaan. Saya sangat berterima kasih kepada kalian yang sangat bersungguh hati dan penuh cinta kasih. Ingatlah untuk mengajak orang lain pulang setelah kembali nanti. Paham? "Paham. Terima kasih, Master."
Menyadari sebab dari penderitaan
Bertekad untuk membantu orang yang hidup kekurangan dan menderita penyakit
Guru dan murid saling kompak untuk mewariskan jiwa kebijaksanaan
Mempertahankan tekad awal untuk melindungi semua makhluk
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 18 Maret 2018
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 20 Maret 2018