Ceramah Master Cheng Yen: Mewariskan Kebajikan dan Cinta Kasih dalam Keluarga serta Menapaki Jalan Bodhisatwa


“Saya bernama Lin Xuan-yi, berasal dari Tanzi. Orang tua saya adalah insan Tzu Chi. Ketika saya masih kecil, sebelum RS Tzu Chi Taichung dibangun, saya sering pergi ke Kantor Tzu Chi Xintian yang jaraknya sangat dekat dengan rumah saya. Saat itu, RS Tzu Chi Taichung belum dibangun dan lokasi berdirinya Kantor Tzu Chi Xintian masih berupa taman. Ketika saya masih kecil, kami pergi ke sana untuk membantu pekerjaan di taman, seperti mencabut rumput atau memangkas pepohonan,”
kata Lin Xuan-yi relawan Tzu Chi.

“Saat ini, saya telah dewasa dan mengikuti jejak orang tua untuk dilantik menjadi relawan Tzu Chi. Saat ini, setelah saya dilantik di Hsinchu, saya mengikuti relawan senior untuk menjalankan misi Tzu Chi. Sungguh, berada di sini, saya senantiasa mengemban tanggung jawab dan belajar. Karena orang tua telah memberikan tubuh yang sehat kepada saya, saya berharap saya dapat membalas budi orang tua. Berada di Tzu Chi, hendaklah kita menggenggam waktu untuk melatih diri dengan baik. Dengan bersumbangsih dan berinteraksi dengan orang lain, berarti kita bersungguh hati membersihkan cermin batin kita. Ini sama halnya dengan pekerjaan di taman yang saya lakukan saat kecil,” lanjut Lin Xuan-yi.

“Master telah memberi tahu kita bahwa kita sering kali membangkitkan noda dan kegelapan batin sehingga kita harus membersihkannya hingga bersinar. Kata ‘Xintian’ berarti ladang batin. Hendaklah kita mencabut rumput yang ada di ladang batin kita. Saya berharap saya dapat lebih tekun dan bersemangat. Terima kasih, Master,” pungkas Lin Xuan-yi.

“Selain merupakan anggota Tzu Ching, saya juga dibesarkan dalam keluarga Tzu Chi. Sejak kecil, saya telah familier dengan Tzu Chi. Kampung halaman saya adalah Taichung. Saat ini, saya tinggal di Hsinchu. Beberapa tahun yang lalu, saya beralih profesi sehingga saya memiliki lebih banyak waktu luang. Anak saya telah tumbuh dewasa dan akan masuk perguruan tinggi tahun depan. Jadi, saya merasa bahwa saya memiliki lebih banyak waktu untuk mendedikasikan diri di Tzu Chi,” kata Lin Shi-jie relawan Tzu Chi.

“Selama satu hingga dua tahun terakhir, saat menjalankan Tzu Chi, saya menyadari bahwa ada banyak relawan lansia di Xiangshan yang saya tidak kenal. Jadi, tahun ini, ketika ada yang bertanya apakah saya bersedia menjadi ketua Heqi, saya merasa ragu dan harus mempertimbangkannya. Namun, saya berpikir bahwa saya harus lebih dekat dengan komunitas agar dapat mengenal lebih banyak relawan,” lanjut Lin Shi-jie.

“Sesungguhnya, banyak relawan lansia di Xiangshan. Ketika saya dilantik, saya telah berikrar untuk mengikuti jejak Master. Jadi, saya berharap saya dapat menyatukan saudara se-Dharma di Xiangshan sehingga kita semua dapat terus menumbuhkan jiwa kebijaksanaan kita. Terima kasih,” pungkas Lin Shi-jie.


Saya selalu memberi tahu kalian untuk memperhatikan saudara se-Dharma. Saat ini, warga lansia akan makin bertambah. Namun, kita tidak boleh lupa untuk terus mewariskan semangat dan nilai Tzu Chi. Oleh karena itu, saya sering berkata bahwa kita harus merawat orang yang lebih tua. Hal paling berharga di antara saudara se-Dharma ialah saling memperhatikan satu sama lain.

Sungguh banyak lansia yang anaknya telah meninggalkan kampung halaman. Yang paling berharga dari saudara se-Dharma ialah dapat mengasihi satu sama lain. Hendaklah kita merawat mereka dengan baik. Inilah yang paling saya pedulikan dan selalu muncul dalam pikiran saya.

“Master, relawan muda kita sungguh luar biasa. Master selalu berkata kepada kita bahwa kita harus merawat yang tua dan menyatukan yang muda. Saat ini, setiap kali ada kegiatan, relawan muda kita di Hsinchu selalu berkata, ‘Bibi, kalian harus hadir. Kehadiran kalian menenangkan hati kami.’ Jadi, saat ini, relawan muda selalu menyatukan kami. Karena itu, kami sangat bersyukur.,” kata Gu Rui-hui relawan Tzu Chi.

“Master, nama saya adalah Yun-xuan. Saya berasal dari Hualien. Ibu saya adalah Shen Fang-ji, staf RS Tzu Chi. Saya ingin berbagi dengan Master bahwa dulu, saya bersekolah di TK Tzu Chi yang merupakan bagian dari Institut Teknik Tzu Chi. Saat ini, saya telah dewasa dan dilantik,” kata Zhang Yun-xuan relawan Tzu Chi.

Apakah ini seragam yang pernah kamu pakai?

“Ya, saya sudah mencucinya. Seragam ini sudah tidak diproduksi lagi. Pakaian ini sudah tidak muat untuk badan saya,” jawab Zhang Yun-xuan.

Kualitasnya sangat baik.

“Ini adalah kaus Da-Bao terfavorit saya. Master, saya ingin berterima kasih kepada Master, insan Tzu Chi di seluruh dunia, dan bhiksuni Griya Jing Si. Saya bisa seperti sekarang berkat bimbingan kalian. Terima kasih. Saya akan terus berjuang. Master, teruslah melihat perkembangan kami,” pungkas Zhang Yun-xuan.

Baik.

“Saat kecil, Yun-xuan berkata bahwa dia ingin menjadi tangan dan kaki Master. Saya ingin memberi tahu Master bahwa tahun ini adalah tahun ke-30 dibentuknya Tzu Ching. Hati kami tidak berubah sejak masa kanak-kanak. Kami akan selalu ada. Meski pekerjaan kami sangat melelahkan, tetapi kami akan menggenggam waktu dan memanfaatkan kehidupan untuk menjalankan Tzu Chi. Kami harap Master dapat tenang. Kami akan menjalankan ikrar Master,” kata Huang Wen-ya Relawan Tzu Chi.

“Kami akan menjalankan ikrar Master.”

“Terima kasih, Master.”


Baik. Ketika berada di atas panggung, kalian juga berkata bahwa hati kalian tidak berubah sejak masa kanak-kanak, benar? Saat ini, kalian harus terus menjaganya. Baik. Dari kisah-kisah yang saya dengar, yang membuat saya paling bahagia adalah kisah relawan yang mengenakan seragam TK Tzu Chi saat kecil dan saat ini, dia mengenakan seragam relawan Tzu Chi. Dia membicarakan perjalanan hidupnya, orang tuanya, dan kehidupan sekolahnya. Semuanya penuh kehangatan. Kalian juga menjalankan misi amal.

Dari kisah yang dibagikan, saya tahu bahwa banyak di antara kalian yang merupakan guru. Terlebih lagi, insan Tzu Chi juga dapat mengedukasi masyarakat. Ketika kalian menggalang donasi, mengenalkan Tzu Chi, dan menjalankan Tzu Chi, ini adalah edukasi langsung. Kalian telah menjalankan misi amal, misi pendidikan, misi kesehatan, dan misi budaya humanis. Saya sungguh bersyukur.

Kita bisa melihat baju seragam anak ini. Bajunya terasa hangat meski cuaca hari ini sangat dingin. Ini diperuntukkan untuk musim dingin sehingga bahannya sangat hangat. Anak-anak ini telah dewasa dan telah meneruskan semangat Tzu Chi. Beberapa dari mereka juga telah menikah dan telah menjadi orang tua. Jika dipikir kembali, hidup mereka sungguh bernilai. Para relawan kita sering berkata bahwa mereka ingin memberi persembahan kepada saya. Inilah persembahan kalian. Semua kisah kalian telah saya ingat dalam pikiran saya. Terima kasih, semuanya.

Saya sungguh berterima kasih kepada seluruh insan Tzu Chi. Dalam perjalanan kali ini, yang paling membuat saya bersukacita ialah dalam pelantikan, ada relawan yang berkata kepada saya, "Master, anak Anda telah kembali." Ya, benar. Anak saya telah kembali. Mereka yang menjadi anggota Tzu Ching dua puluh hingga tiga puluh tahun lalu, saat ini telah membangun keluarga dan karier. Mereka telah kembali dan dilantik menjadi Tzu Cheng dan komite Tzu Chi. Inilah penghiburan terbesar yang saya dapatkan dalam perjalanan kali ini. Saya sungguh merasa senang, terhibur, dan merasa aman. Saya tidak perlu lagi merasa khawatir tentang bagaimana jiwa kebijaksanaan Tzu Chi diteruskan di dunia ini. Saya sungguh tersentuh.


Perkembangan teknologi saat ini membuat informasi menyebar dengan sangat cepat. Ketika mendengar adanya bencana di suatu tempat atau adanya bencana akibat ulah manusia di suatu negara, saya selalu merasa sangat khawatir. Saya sungguh bersyukur karena kita memiliki selimut ramah lingkungan. Kita memiliki kekuatan untuk mengirimkan bantuan ke tempat yang jauh dan melakukan yang terbaik. Satu orang tidak dapat melakukan hal ini. Segelintir orang saja tidak dapat melakukannya. Kita membutuhkan sekelompok orang agar dunia dapat melihat apa yang telah dilakukan oleh Tzu Chi.

Saat ini, kita harus sepenuh hati untuk berinteraksi dengan para komite Tzu Chi yang merupakan ibu-ibu. Kita harus tahu bahwa ibu-ibu rumah tanggalah yang membantu saya mendirikan Tzu Chi. Jadi, anggota Tzu Cheng yang lebih tua harus mengasihi mereka yang lebih muda; anggota yang lebih muda harus menghormati mereka yang lebih tua. Menghormati yang lebih tua dan menjunjung tinggi rasa syukur, rasa hormat, dan cinta kasih adalah hal yang harus dijalankan oleh saya dan insan Tzu Chi. Hendaklah kita berterima kasih satu sama lain. 

Memperhatikan saudara se-Dharma dan memberikan pendampingan dengan tulus
Mewariskan ajaran kebajikan dari generasi ke generasi
Anak-anak muda meneruskan misi Tzu Chi
Menghormati orang yang lebih tua dan mengasihi orang yang lebih muda 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 25 Januari 2023
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 27 Januari 2023
Keteguhan hati dan keuletan bagaikan tetesan air yang menembus batu karang. Kesulitan dan rintangan sebesar apapun bisa ditembus.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -