Ceramah Master Cheng Yen: Mewariskan Kebajikan dan Keluhuran dalam Keluarga


Bodhisatwa sekalian, waktu sungguh berlalu dengan sangat cepat. Dahulu, ketika mengunjungi Pingtung, saya menginap di Vihara Yuantong di desa yang dahulu bernama Fanziliao. Para relawan senior kita tentu masih ingat bahwa setiap kali datang, saya selalu menginap di sana.

Kini, ketika mengunjungi Pingtung, saya menginap di ladang pelatihan kita ini. Saat itu, ladang pelatihan kita ada di Fanziliao. Kini ladang pelatihan kita ada di sini. Ladang pelatihan ini tidak jauh dari Fanziliao dan lebih dekat dengan Kota Pingtung. Di sinilah ladang pelatihan kita.

Untuk menyucikan dunia, dibutuhkan ladang pelatihan untuk melatih para Bodhisatwa dunia. Bodhisatwa muncul karena adanya makhluk yang menderita. Semua makhluk yang menderita perlu dibimbing dengan ajaran Buddha. Kita harus mempraktikkan Dharma di tengah masyarakat untuk membimbing semua makhluk. Untuk itu, mari kita menggenggam jalinan jodoh dan terus menghimpun kekuatan satu sama lain.

Saya sangat bersyukur atas niat baik semua insan Tzu Chi selama puluhan tahun ini. Kini Tzu Chi telah berusia 56 tahun. Di bulan tiga Imlek yang tinggal beberapa bulan lagi, kita akan memperingati ulang tahun Tzu Chi yang ke-57 tahun. Kita telah menjalankan Tzu Chi selama 56 tahun.

Waktu sungguh berlalu dengan sangat cepat. Sudah lebih dari 50 tahun berlalu dan Tzu Chi Pingtung pun telah berjalan selama lebih dari 40 tahun. Saat itu, Master Wei Li beserta muridnya, Jian Hui, berkunjung ke Hualien. Berkat jalinan jodoh inilah, insan Tzu Chi dapat menjangkau Pingtung. Sejak saat itu, saya pun menjalin jodoh dengan Pingtung.

Selama puluhan tahun ini, Tzu Chi Pingtung telah merawat banyak kaum lansia yang hidup sebatang kara dan anak-anak. Kini, anak-anak itu telah tumbuh dewasa, bahkan ada yang telah berkeluarga. Demikianlah keluarga yang pernah kita rawat.


Seiring terus bertambahnya kekuatan cinta kasih insan Tzu Chi, orang-orang yang terbantu pun terus bertambah. Mari kita hitung sesungguhnya berapa banyak keluarga di Pingtung yang telah kita rawat. Berapa banyak kaum lansia yang kita dampingi hingga akhir hayat mereka? Berapa banyak kaum lansia yang masih kita dampingi hingga sekarang?
Saya selalu berharap kita dapat menginventarisasi apa yang telah kita lakukan di Tzu Chi selama lebih dari 50 tahun ini dan apa yang telah kita lakukan di Pingtung selama lebih dari 40 tahun ini.

Sejak insan Tzu Chi membangun tekad, berapa banyak anggota keluarga mereka yang terinspirasi untuk bergabung bersama Tzu Chi? Baru saja, saya melihat Bapak Xu beserta keluarganya. Kakak dan adiknya juga terinspirasi untuk bergabung bersama kita. Semangat Tzu Chi juga terus diwariskan dari generasi ke generasi. Inilah keluarga Bodhisatwa dunia.

Berapa banyak keluarga Bodhisatwa di Pingtung yang terinspirasi oleh kalian? Lihatlah "pohon Tzu Chi" ini. Dengan mengetuk nama demi nama di layar, kita dapat melihat berapa banyak Bodhisatwa dunia yang terinspirasi oleh setiap insan Tzu Chi. Demikianlah satu benih menumbuhkan benih yang tak terhingga.

Generasi pertama dalam keluarga insan Tzu Chi telah mewariskan semangat Tzu Chi kepada generasi kedua, generasi ketiga, dan selanjutnya. Lihat, demikianlah semangat Tzu Chi diwariskan dalam keluarga mereka dari generasi ke generasi.

Generasi muda sekarang pun akan menjadi generasi tua kelak. Demikianlah semangat Tzu Chi terus diwariskan dari generasi ke generasi hingga selamanya. Jadi, benih kebajikan dalam keluarga menghasilkan anak cucu yang bajik.


Kita harus terus membina anak cucu kita bagaikan menggarap sebidang lahan. Dengan menabur sebutir benih baik di sebidang lahan, ia dapat tumbuh menjadi benih baik yang tak terhingga. Benih kebajikan dalam keluarga juga dapat menghasilkan benih kebajikan yang terhingga di sebuah komunitas, bahkan di tengah masyarakat.
Menyucikan hati masyarakat berarti menciptakan berkah bagi dunia. Berkah yang terakumulasi dapat melindungi setiap orang agar hidup aman dan tenteram. Jadi, selama bertahun-tahun, orang-orang di Taiwan telah menciptakan berkah serta hidup aman dan tenteram. Kita semua sungguh penuh berkah.

Buddha berpesan kepada kita semua untuk terus menciptakan berkah dan menumbuhkan niat baik. Hanya dengan demikian, barulah kita dapat hidup aman dan tenteram hingga selamanya. Namun, apakah kita memiliki kekuatan yang cukup untuk melindungi dunia yang begitu luas ini? Tidak.

Ibaratnya, ketika kita memanen padi dari satu lahan, masih ada banyak lahan telantar yang penuh dengan rumput liar. Bagaimana kita merapikan lahan-lahan itu agar rerumputan tidak bertambah banyak dan kita bisa menabur benih baik di seluruh lahan itu? Inilah tujuan Bodhisatwa datang ke dunia ini, yakni membimbing semua makhluk.


Bodhisatwa sekalian, hendaknya kita membangkitkan kekuatan cinta kasih. Kita semua merupakan salah satu dari benih yang tak terhingga itu. Saya setiap hari mengimbau kalian semua untuk giat menggalang donatur. Itu bukan demi menggalang dana, tetapi demi menggalang cinta kasih dan menginspirasi mereka.

Ketika mereka mendengar tentang bagaimana Tzu Chi membantu yang membutuhkan, mereka pun akan bersedia bergabung bersama kita dengan penuh sukacita. Kemudian, kita dapat menghimpun kekuatan yang lebih besar untuk membantu yang membutuhkan. Demikianlah mereka menabur benih bersama kita. Inilah yang disebut membimbing semua makhluk dan menggalang Bodhisatwa dunia.

Setiap orang memiliki cinta kasih dan bersedia menjadi Bodhisatwa dunia, hanya saja jalinan jodoh mereka belum matang. Kita merupakan penyelamat dalam kehidupan mereka yang membimbing mereka untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan mereka agar mereka dapat menciptakan berkah bagi masyarakat dengan kebijaksanaan.

Kita harus terus mendalami prinsip-prinsip kebenaran. Kita hendaknya menjadi sebutir benih yang kembali menghasilkan benih yang tak terhingga. Contohnya sebatang pohon. Setelah pohon itu tumbuh besar, ia pun berbunga dan berbuah. Buahnyalah yang menghasilkan benih.

Sebutir benih dapat menghasilkan banyak buah. Banyaknya benih kebajikan yang ditaburkan dapat tumbuh menjadi hutan pahala. Mari kita sungguh-sungguh menggarap ladang berkah dan memupuk pahala.  

Jangan melupakan tekad awal untuk mewariskan silsilah Dharma
Giat melatih diri di ladang pelatihan di dunia
Mewariskan kebajikan dan keluhuran dalam keluarga
Satu bertumbuh menjadi tak terhingga membentuk hutan Bodhi

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 03 Februari 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 05 Februari 2022
Bila kita selalu berbaik hati, maka setiap hari adalah hari yang baik.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -