Ceramah Master Cheng Yen: Mewariskan Kebajikan dan Keluhuran dengan Sukacita Dharma


“Saat ini, tubuh saya sangat sehat. Master tidak perlu khawatir. Sekarang, saya ingin menunjukkan gerakan menyentuh lantai kepada Master,”
kata Huang Cai Kuan relawan Tzu Chi berusia 106 tahun.

Luar biasa.

“Apakah Master senang melihatnya?” tanya Huang Cai Kuan.

Ya, luar biasa.

“Saya sangat suka menonton ceramah Master. Saya sangat merindukan Master. Setiap hari, saya selalu menunggu Master,” pungkas Huang Cai Kuan.

“Pada tanggal 24 Juli pagi, kami baru membentuk Pusat Penanggulangan Bencana Hexin. Pada tanggal 25, sekitar pukul 11 lewat, kami menerima permintaan dari Dinas Sosial untuk penyediaan tempat tidur lipat serta partisi,” kata Cai You-liang relawan Tzu Chi.

“Setelah banjir surut, salah satu relawan, Kakak Mei-hua, berkata bahwa ada seorang penerima bantuan yang hidup sebatang kara dengan kondisi tubuh yang lemah. Tempat tidurnya terendam air dan dia tidak dapat membersihkan rumahnya sendiri. Dia berharap relawan Tzu Chi dapat membantunya membersihkan rumah. Saya kemudian meminta Hong Hong-sheng untuk menyurvei rumah penerima bantuan tersebut agar tahu bagaimana membantunya serta berapa banyak tenaga yang diperlukan,” kata Zhang Shun-liang relawan Tzu Chi.

“Kakak Hong Hong-sheng juga membagikan sebuah kasus tentang seorang ayah dan putrinya. Sang ayah yang berusia 90 tahun terbaring di tempat tidur dan dirawat oleh putrinya. Di hari itu, kami membersihkan kedua rumah tersebut karena lokasinya berdekatan. Semuanya berjalan dengan baik dan sempurna. Para penerima bantuan pun tersentuh dan berterima kasih kepada Tzu Chi. Master sering kali mengingatkan kita untuk terjun ke tengah masyarakat dan komunitas untuk menyadari kebenaran,” pungkas Zhang Shun-liang.


Bodhisatwa sekalian, sungguh, kalian adalah Bodhisatwa dunia. Saya selalu berbicara tentang Dharma sejati, yaitu Bodhisatwa terjun ke tengah masyarakat dan membantu makhluk yang menderita. Kalian sungguh telah menunjukkan cinta kasih saat menghibur mereka yang menderita. Saya selalu berkata bahwa hendaknya kalian menghibur dan merangkul mereka. Dengan demikian, mereka akan merasakan kehangatan.

Menjalin jodoh dengan semua makhluk adalah jalinan jodoh Bodhisatwa untuk menjangkau semua makhluk. Saya juga sering memberi tahu kalian untuk meneladan Buddha. Sebelum mencapai kebuddhaan, kita harus menjalin jodoh baik dengan banyak orang. Tataran Bodhisatwa adalah tataran di tengah-tengah Buddha dan makhluk awam. Insan Tzu Chi di seluruh dunia tengah belajar untuk menjadi Bodhisatwa.

Hendaknya kita mempelajari Jalan Bodhisatwa dan terjun ke tengah masyarakat. Dengan demikian, kita dapat melihat penderitaan di dunia dan mengembangkan kekuatan untuk membantu. Kita berulang kali menapaki Jalan Bodhisatwa untuk menyelamatkan semua makhluk. Hendaknya kita memadukan cinta kasih Bodhisatwa dan jalinan jodoh dengan semua makhluk.

Jalinan jodoh Bodhisatwa berasal dari makhluk yang menderita. Tanpa menjalin jodoh dengan semua makhluk, Bodhisatwa tidak dapat mencapai kebuddhaan. Ketika Buddha datang ke dunia dan masih merupakan Pangeran Siddhartha, jika Beliau tidak terjun ke tengah masyarakat, Beliau tidak akan memiliki jalinan jodoh untuk melatih diri. Jadi, setiap Buddha datang ke dunia di saat semua makhluk membutuhkan. Dalam menapaki Jalan Bodhisatwa, kita harus memiliki jalinan jodoh ini.


Saat ini, jalinan jodoh kalian telah matang. Saya sering berbicara tentang untaian bacang. Jika kita hanya merangkai tali untaian bacang tanpa mengikat bacang di ujungnya, untaian itu akan tetap kosong. Jadi, untuk menjadi Bodhisatwa, kita membutuhkan jalinan jodoh yang bagai tali pengikat. Tali pengikat ini menunggu isi bacang.

Saat isi bacang sudah ada, para Bodhisatwa yang bagaikan daun bambu segera berhimpun. Dengan 1, 2, atau 3 helai daun bambu, kita membungkus isinya dengan terampil dan hasilnya disebut "bacang". Bacang dibuat oleh manusia. Jalinan jodoh Bodhisatwa adalah talinya. Jalinan jodoh Bodhisatwa terletak pada makhluk yang menderita.

Untuk melatih diri, Bodhisatwa membutuhkan isinya. Tanpa makhluk yang menderita, meski ada daun bambu, tali pengikat bacang, dan untaian tali pengikat bacang, tetapi isinya kosong. Jika demikian, saat kita mengikat bacangnya, ia akan kempis. Setiap butir bacang yang kita buat harus padat dan memiliki isi yang baik. Inilah yang disebut dengan untaian bacang.

Hal yang dapat dilakukan satu Bodhisatwa terbatas. Kita membutuhkan sekelompok Bodhisatwa. Dengan adanya sekelompok Bodhisatwa, barulah kita dapat membuat banyak bacang. Oleh karena itu, kita perlu bersatu. Jika kalian setiap hari mendengarkan ajaran saya, saya selalu mengingatkan relawan yang datang dari dalam dan luar negeri untuk tidak merenggangkan kelima jari tangan mereka.

Kita hendaknya merapatkan kelima jari tangan kita, merapatkan kedua tangan kita, dan mendekatkannya ke mulut untuk membentuk aksara Mandarin "bersatu". Hendaknya kita bekerja dalam kesatuan dan keharmonisan. Oleh karena itu, kalian memiliki tim Hexin, Heqi, Hu'ai, dan Xieli. Saya telah mengatur struktur seperti ini untuk kalian. Selama kita berpegang pada struktur ini, Tzu Chi akan ada selamanya di dunia.


Hendaknya kita mewariskan semangat Bodhisatwa dari generasi ke generasi. Jika memungkinkan, hendaknya kalian mewariskan kebajikan dalam keluarga. Kalian mungkin hanya berkata bahwa kalian akan menyebarkan Dharma dan keluar rumah pagi-pagi. Adakalanya, anggota keluarga kalian bertanya-tanya apa yang membuat kalian begitu sibuk di pagi hari. Mereka tidak tahu apa yang kalian lakukan. Kalian harus memberi tahu keluarga kalian tentang apa yang tengah kalian lakukan. Apa yang telah kalian lakukan dan apa yang kalian lihat hendaknya kalian bagikan pada mereka saat pulang.

Saat ini, semua orang membawa ponsel yang sangat praktis. Saat pulang, hendaknya kalian berbagi dengan anak, menantu, dan cucu kalian karena mereka adalah pendengar terbaik. Perlihatkan gambar atau video kepada mereka. Dengan demikian, anggota keluarga kalian akan memahami apa yang kalian lakukan. Mereka akan tersentuh dan terinspirasi untuk bergabung.

Terkadang, kalian membawa cucu kalian keluar. Sang cucu yang mengikuti kakek atau neneknya keluar bisa melihat banyak hal. Kalian juga bisa mengajak cucu kalian ke atas panggung. Anak-anak itu akan merasa senang karena semua orang menyayanginya Ini sungguh penuh kehangatan. Dengan demikian, mereka akan suka bepergian dengan nenek mereka. Intinya, banyak jalinan jodoh yang harus kalian genggam.

Dalam menggalang Bodhisatwa, kita harus menyebarkan Dharma di dalam keluarga dan di luar. Waktu berlalu dengan sangat cepat. Saya mendoakan kalian dengan tulus. Hal yang kalian lakukan sudah benar. Saya mengagumi kalian. Kalian mengatakan apa yang kalian lakukan. Setiap orang hendaknya melakukan hal yang benar dan berbagi tentang apa yang mereka lakukan. Bekerja dengan kesatuan dan keharmonisan adalah hal yang benar. Saya mendoakan kalian semua. Terima kasih.

Terjun ke tengah masyarakat untuk melenyapkan penderitaan
Menjalin jodoh secara luas dengan semua makhluk
Menyebarkan ajaran benar dengan kesatuan dan keharmonisan
Mewariskan kebajikan dan keluhuran dengan sukacita Dharma

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 25 September 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 27 September 2024
Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -