Ceramah Master Cheng Yen: Mewariskan Kebajikan dari Generasi ke Generasi


“Sejak kecil, saya menerima banyak kebaikan dari keluarga besar Tzu Chi. Saat saya kecil, ibu saya, Zhu Yan-lun, yang merupakan seorang kepsek, sering kali membawa saya ikut serta dalam berbagai aktivitas Tzu Chi. Namun, sejak memasuki masa SMA, karena jalinan jodoh saya, saya mulai menyimpang dari jalan yang benar,”
kata Ye Zhi-xiu relawan Tzu Chi.

“Setelah itu, dengan adanya welas asih Kakek Guru serta perhatian dari para guru di Griya Jing Si dan relawan Tzu Chi, saya kembali ke jalan yang benar dan mulai aktif mengikuti berbagai aktivitas Tzu Ching. Karena pekerjaan, tahun lalu saya kembali ke Kaohsiung. Lalu, saya bertemu dengan Kakak Ya-chun dan Wei-yang yang merupakan pasangan suami istri. Berkat pendampingan mereka, saya bisa kembali ke pelukan keluarga besar Tzu Chi dan dapat bersumbangsih lagi,” lanjut Ye Zhi-xiu relawan Tzu Chi.

“Saya bersyukur kepada Kakek Guru yang telah mendirikan Tzu Chi sehingga kami dapat memiliki kesempatan untuk mempraktikkan kebajikan. Saya juga bersyukur kepada semua insan Tzu Chi. Dengan menjalankan Tzu Chi, kehidupan saya menjadi kaya dan sangat bernilai. Terima kasih, Kakek Guru,” pungkas Ye Zhi-xiu relawan Tzu Chi.

Berkah, kebajikan, dan kebijaksanaan, semuanya telah Anda wariskan. Bagus sekali. Insan Tzu Chi telah mewariskan kebajikan dari generasi ke generasi dalam keluarga mereka.

Tzu Chi telah memasuki tahun ke-56. Melihat para relawan yang bergabung dengan Tzu Chi sejak mereka kecil hingga tumbuh dewasa dan terus mewariskan semangat Tzu Chi dari generasi ke generasi, saya merasa kita semua penuh berkah. Berkah ini terus terakumulasi dari generasi ke generasi. Inilah Taiwan yang dipenuhi berkah.


Selama lebih dari 50 tahun ini, jumlah insan Tzu Chi terus meningkat. Berhubung semua insan Tzu Chi tekun melatih diri serta setuju dengan semangat dan filosofi Tzu Chi, maka Tzu Chi bisa berjalan hingga kini. Mengenang perjalanan ini, kita telah melangkah sangat jauh. Namun, ketika memandang ke depan, tempat tujuan kita masih sangat jauh. Jadi, hendaklah kita lebih tekun dan bersemangat melatih diri serta terus melangkah maju.

Sepanjang jalan yang kita lalui, kita telah menanam banyak pohon. Kita menabur benih yang bertumbuh menjadi pohon kecil, lalu menjadi pohon besar. Jadi, deretan pohon-pohon ini telah membentuk "hutan Bodhi".

Saya sering kali berpesan kepada kalian semua untuk menggalang Bodhisatwa dunia. Sungguh, Bodhisatwa dunia tidak hanya melindungi Bumi, tetapi juga memberikan penghiburan bagi banyak orang yang menderita di dunia. Benar. Meringankan penderitaan semua makhluk merupakan misi yang dipercayakan Buddha kepada kita.

Ada begitu banyak kisah menyedihkan di dunia ini. Yang paling mengkhawatirkan ialah perubahan iklim. Kekuatan alam sangatlah besar. Bisakah kekuatan manusia menaklukkan alam? Itu mustahil. Namun, saat semua orang memupuk berkah, kita dapat meredam bencana.

Langit, bumi, dan manusia memiliki energinya masing-masing. Manusia dapat menciptakan berkah bagi dunia dengan bersama-sama melakukan kebajikan. Dengan demikian, kita dapat hidup berdampingan dengan alam dalam keharmonisan.


Buddha datang ke dunia ini untuk mengajari kita cara menjalani kehidupan di dunia ini. Kata "sheng" di sini artinya hidup, bukan lahir. Jadi, Buddha membimbing kita menjalani kehidupan yang bernilai.

Belakangan ini, saya sering mengingatkan kalian semua untuk menginventarisasi nilai kehidupan. Sekali lagi, saya hendak mengingatkan kalian semua untuk menenangkan pikiran dan sungguh-sungguh menginventarisasi nilai kehidupan kalian masing-masing. Saya juga sering menginventarisasi nilai kehidupan saya sendiri. Dalam kehidupan ini, apakah saya memberi banyak manfaat bagi dunia atau malah sebaliknya?

Saya mulai mengintrospeksi diri sendiri dan merenungkan antara perbuatan baik dan buruk saya, mana yang lebih banyak. Dalam ingatan saya, saya tidak menemukan perbuatan buruk dalam kehidupan saya sejak kecil.

Ketika saya masih muda, orang-orang memuji saya sangat berbakti. Jadi, sejak kecil hingga dewasa, saya berjalan di jalan yang benar dan terus melakukan kebajikan. Hingga jalinan jodoh matang, saya pun meninggalkan keduniawian.

Sejak saat itu, saya terus mengimbau semua orang untuk melakukan kebajikan. Hanya ketika semua orang hidup harmonis, barulah dunia ini bisa aman dan tenteram. Setiap hari, saya juga mengimbau semua orang untuk tetap berjalan ke arah yang benar dalam kehidupan. Semua orang bisa berbuat demikian.


Selain menjalankan tugas sesuai bidang masing-masing, orang-orang juga dapat bergabung menjadi insan Tzu Chi untuk menjalankan misi Tzu Chi dan berbuat baik bersama demi membawa manfaat bagi masyarakat. Demikianlah kita mengembangkan nilai kehidupan kita. Jangan sia-siakan kehidupan kita. Meskipun waktu berlalu dengan cepat, tetapi dengan menggenggam waktu, kita bisa memperoleh berbagai pencapaian dan terus mengakumulasi kebajikan.

Bodhisatwa sekalian, mari kita menyemangati satu sama lain dengan kekuatan cinta kasih. Kekuatan segelintir orang saja tidaklah cukup. Untuk membuka jalan yang lapang, panjang, dan rata, kita membutuhkan kekuatan orang banyak. Dengan kekuatan banyak orang, barulah kita bisa memperpanjang dan memperlapang jalan ini serta menginspirasi lebih banyak orang untuk bergabung.

Semangat Tzu Chi juga diwariskan dari generasi ke generasi. Semangat Tzu Chi diwariskan oleh relawan Tzu Chi kepada generasi kedua, lalu diwariskan lagi kepada generasi ketiga, dan seterusnya. Demikianlah kebajikan diwariskan dari generasi ke generasi dalam keluarga mereka. Jika kita semua dapat berbuat demikian, masyarakat dan dunia akan dipenuhi berkah. Mari kita menciptakan berkah bagi dunia.  

Mengemban misi untuk meringankan penderitaan semua makhluk
Mengembangkan nilai kehidupan dengan mempraktikkan kebajikan
Kekuatan segelintir orang saja tidaklah cukup untuk memikul tanggung jawab atas dunia ini
Mewariskan kebajikan dari generasi ke generasi demi menjaga keselarasan alam

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 19 Januari 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 21 Januari 2022
Kendala dalam mengatasi suatu permasalahan biasanya terletak pada "manusianya", bukan pada "masalahnya".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -