Ceramah Master Cheng Yen: Mewariskan Misi Buddha hingga Selamanya
Waktu berlalu sangat cepat dan satu tahun lagi akan segera berlalu. Kita harus bersyukur atas hidup yang damai dan tenteram. Terlebih lagi, kita bersyukur karena telah mencapai banyak hal baik di tahun ini. Nilai kehidupan terletak pada sumbangsih kita bagi dunia. Yang terpenting, sumbangsih ini harus penuh ketulusan.
Jika kita memiliki kebijaksanaan dan dipenuhi berkah, kita dapat mendedikasikan hidup kita dan meningkatkan nilai dalam kehidupan untuk membawa manfaat bagi dunia. Dengan demikian, kita telah membuka lebar kehidupan dan nilai kehidupan kita. Contohnya, anggota Tzu Cheng, komite Tzu Chi, guru, komisaris kehormatan Tzu Chi, dan lainnya telah mendedikasikan diri untuk bersumbangsih dan terus melatih diri dengan tekun dan bersemangat.
Baru saja, ketika pelantikan, anak-anak muda maju ke depan dan berkata, "Master, anak Anda telah kembali."
Banyak anak muda yang dilantik hari ini. Mereka begitu dekat dengan saya dan saya merasa dapat mengandalkan mereka. Dengan adanya hubungan kekeluargaan dalam Dharma, mereka akan menerima dan menyebarkan Dharma. Murid-murid saya telah bertekad untuk memikul misi Buddha dan bersumbangsih bagi masyarakat. Inilah kehidupan yang bernilai.
Kali ini, saya melakukan perjalanan ke arah utara dan telah sampai di Taipei. Saya selalu mengatakan bahwa kita semua harus menginventarisasi nilai kehidupan. Sudah berapa lama Anda bergabung dengan Tzu Chi? Pada tahun berapa Anda bergabung dengan Tzu Chi? Siapa yang menginspirasi Anda? Setelah bergabung dengan Tzu Chi, tanggung jawab apa yang kita pikul? Berapa banyak orang yang terinspirasi oleh kita? Mengingat nasihat Buddha tentang menyebarkan Dharma, berapa banyak orang yang telah kita bimbing?
Sutra Teratai mengatakan bahwa kita harus terus menyebarkan Dharma dari satu orang hingga ke lima puluh orang. Saya percaya bahwa Buddha tidak hanya ingin kita menyebarkan Dharma kepada 50 orang saja, melainkan menyebarkannya kepada satu generasi, dua generasi, tiga generasi, empat generasi, lima generasi, sepuluh generasi, dua puluh generasi, dua puluh lima generasi, bahkan hingga lima puluh generasi.
Hendaklah kita semua memikul tanggung jawab untuk menyebarkan ajaran Buddha kepada semua makhluk di dunia. Kita juga harus terjun ke tengah masyarakat untuk meringankan penderitaan mereka.
Lahir, tua, sakit, dan mati membawa penderitaan. Begitu pula dengan kegelapan batin dan pikiran buruk manusia. Kegelapan batin akan perlahan-lahan mengganggu diri kita. Ketika kegelapan batin muncul, kita tidak dapat menahan diri sendiri untuk terpengaruh oleh lingkungan dan akhirnya tersesat. Dengan adanya Dharma, ketika makhluk hidup mengalami kerisauan dan noda batin, Dharma dapat menjadi obat yang menyembuhkan.
Kita harus menyerap Dharma ke dalam hati dan mengubah pola pikir ke arah yang benar. Inilah nilai ajaran Buddha di dunia. Nilai kehidupan kita akan terakumulasi seiring waktu. Oleh karena itu, hendaklah kita mempraktikkan kebajikan. Saya sering mengucapkan terima kasih karena meski saya tidak pernah pergi ke negara mana pun, insan Tzu Chi tetap sampai ke berbagai tempat.
Di Lumbini, ada sekelompok Bodhisatwa yang pergi membantu pembangunan "Proyek Harapan" demi tanah kelahiran Buddha. Saya berterima kasih kepada insan Tzu Chi Singapura dan Malaysia yang telah pergi ke sana. Hendaklah kita menggunakan tetes demi tetes air untuk membasahi tanah yang sangat kering, yaitu ladang batin kita. Bagi mereka yang batinnya bagai tanah yang mengering dan retak, ketika bertemu dengan Tzu Chi, insan Tzu Chi segera membasahinya dengan air Dharma dan menabur benih cinta kasih di sana.
Insan Tzu Chi telah melayani selama beberapa bulan di sana hingga saat ini. Ke depannya, masih sangat panjang jalan yang harus kita buka dan kita bentangkan. Kita juga harus menginspirasi lebih banyak orang untuk pergi ke tanah kelahiran Buddha. Yang terpenting ialah kita pergi bukan untuk berwisata, melainkan untuk membalas budi Buddha. Kita juga harus memiliki pengetahuan dan pandangan yang benar untuk mempraktikkan Dharma di dunia dan membawanya kembali ke tanah kelahiran Buddha. Inilah cara kita menyebarkan Dharma dan membawa manfaat bagi dunia.
Sebagai insan Tzu Chi, kita harus menggarap ladang batin dengan tekun dan bersemangat agar benih cinta kasih dan kebajikan yang kita miliki dapat kita taburkan di hati orang lain sehingga mereka memiliki benih untuk bertumbuh. Untuk menggalang Bodhisatwa, kita harus memiliki pemahaman Dharma yang melimpah untuk dapat berdana Dharma kepada orang lain. Jadi, kita harus mendengarkan Dharma, menyebarkannya, dan membawanya kembali ke tanah kelahiran Buddha. Inilah yang disebut dengan memutar roda Dharma.
Hendaklah kita memutar roda Dharma hingga ke tempat asalnya. Saya berharap seluruh insan Tzu Chi dapat terus terhubung dengan Dharma. Inilah harapan saya dalam kehidupan ini, yakni agar semua orang dapat mempraktikkannya.
Terjun ke tengah masyarakat dan mengembangkan cinta kasih
Memperluas kehidupan dan kaya akan nilai
Menggarap ladang batin dan menabur benih kebajikan
Mewariskan misi Buddha hingga selamanya
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 27 Desember 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 29 Desember 2022