Ceramah Master Cheng Yen: Mewariskan Semangat Bodhisatwa dari Generasi ke Generasi
Kita bisa melihat Bodhisatwa senior dan Bodhisatwa yang baru dilantik. Mereka yang dilantik hari ini semuanya dibimbing oleh Bodhisatwa senior. Mendengar dan menyebarkan Dharma sangatlah penting. Kita harus mewariskan kepada setidaknya 50 orang dari generasi ke generasi. Seperti relawan Tzu Chi yang paling senior dengan nama generasi "Jing", mereka mulai dari 2-3 orang yang datang ke Hualien untuk mengikuti retret selama 7 hari. Dengan satu hati dan tekad mereka mulai mengikuti saya selangkah demi selangkah. Demikianlah Tzu Chi mulai selangkah demi selangkah menggarap ladang berkah di Pingtung.
Mereka menggarap setiap inci ladang berkah dengan bersungguh hati dan telah menginspirasi banyak orang untuk bergabung dengan kita. Para Bodhisatwa ini terjun ke desa-desa dan naik gunung untuk membantu orang yang membutuhkan tanpa mengenal lelah. Ketika mendengar ada yang membutuhkan, mereka selalu datang untuk membantu. Kita bisa melihat bahwa tanpa Bodhisatwa senior, Tzu Chi tak akan seperti hari ini. Jadi, kita harus berterima kasih kepada satu sama lain.
Bodhisatwa senior juga harus berterima kasih kepada Bodhisatwa muda karena sejak mereka dibimbing ke jalan Tzu Chi, mereka telah bersama-sama membentangkan jalan dengan bersungguh hati; membantu mewujudkan Empat Misi Tzu Chi. Kita harus berterima kasih kepada donatur karena dengan adanya tetes demi tetes cinta kasih yang mereka kumpulkan, barulah Empat Misi Tzu Chi dapat terwujud satu per satu, yaitu misi amal, misi kesehatan, misi pendidikan, dan misi budaya humanis.
Jadi, anggota komite dan Tzu Cheng juga harus berterima kasih kepada donatur yang telah mendukung kita. Donasi yang dikumpulkan tetes demi tetes saja dapat membantu melakukan hal besar, apalagi dukungan dari para komisaris kehormatan. Selain itu, saya ingin berterima kasih kepada TIMA yang telah bersama kita pergi memberi perhatian kepada orang yang menderita. Saya sangat bersyukur untuk ini.
Saya juga berterima kasih kepada anggota polisi yang bersumbangsih sebagai relawan dan Asosiasi Guru Tzu Chi. Guru-guru kita mengajari murid-murid di sekolah dengan kata-kata baik yang penuh cinta kasih dan menginspirasi mereka dengan Kata Renungan Jing Si. Asosiasi Guru Tzu Chi telah berdiri lebih dari 20 tahun dan mereka tak pernah berhenti untuk membimbing murid-murid.
Setiap detik atau menit yang berlalu akan menjadi sejarah. Apakah kalian masih ingat yang terjadi pada tahun 2009? Terjadi banjir besar pada tanggal 8 Agustus di tahun itu. Alat berat dikirim ke wilayah selatan Taiwan dari wilayah utara dan tengah untuk memberi bantuan. Insan Tzu Chi dari wilayah Kaohsiung dan Pingtung memberi bantuan dari siang hari hingga malam hari. Berapa lama mereka memberikan bantuan? Hampir setengah tahun. Namun, insan Tzu Chi segera mendedikasikan diri dalam pembangunan rumah permanen. Hampir 800 unit rumah dibangun pada gelombang pertama.
Kita menyelesaikan begitu banyak rumah dalam waktu 88 hari agar warga dapat segera tinggal di sana. Selain itu, saat mereka akan pindah ke sana, kita membantu mereka menyiapkan 88 macam kebutuhan rumah tangga. Kita juga membangun 2 gedung gereja di dalam perumahan ini. Kita tak hanya membangun rumah di Shanlin, melainkan juga di Pingtung. Semua ini diselesaikan dalam jangka waktu yang sangat singkat. Rumah-rumah itu rampung dengan sangat cepat.
Untuk memenuhi kebutuhan warga, kita membangun rumah dekat wilayah perkotaan agar orang tua lebih mudah pergi bekerja, anak-anak mudah pergi ke sekolah, dll. Kita membantu mereka mempertimbangkan semuanya dengan sangat baik. Kita hanya berharap gunung yang mereka tinggali dahulu dapat beristirahat dalam jangka panjang. Kini, di tempat yang mereka tinggali, pohon-pohon sudah tumbuh besar dan lingkungannya sudah menjadi indah. Rumah mereka sudah beberapa kali melewati terjangan banjir besar, topan, dan gempa, tetapi mereka tetap tinggal dengan aman. Saya sungguh sangat tersentuh dan berterima kasih.
Saya ingin memberi tahu kalian bahwa saya berharap kalian mengenang dan jangan melupakan yang terjadi pada tahun itu. Ada 3 angka "88", yaitu banjir pada tanggal 8 Agustus, pembangunan rumah permanen diselesaikan dalam waktu 88 hari, dan 88 macam kebutuhan rumah tangga yang kita berikan kepada mereka. Ini semua terjadi pada tahun itu. Tahun depan sudah merupakan tahun yang ke-10 sejak bencana itu terjadi. Kita jangan melupakan tahun itu.
Tentu saja, dua puluh tahun yang lalu, juga terjadi gempa pada tanggal 21 September 1999. Saya juga terus meminta semua orang untuk mengenang kembali dan mencari data-data tentang yang terjadi pada saat itu agar bisa diperlihatkan dalam pameran. Pameran juga merupakan sebuah pendidikan. Kita harus mengajari kaum muda untuk tidak lengah saat berada dalam kondisi aman. Kita harus membiarkan mereka tahu bahwa pernah terjadi bencana alam yang sangat memprihatinkan. Tujuan kita bukan untuk memamerkan berapa banyak yang telah kita lakukan, melainkan untuk mendidik kaum muda.
Kita harus tahu bahwa Bumi terus berputar dan kita hidup di bawah langit dan di atas bumi yang sama. Bencana bisa terjadi di mana saja. Tahun ini, Taiwan cukup aman karena tak banyak bencana alam yang melanda. Jadi, kita sangat memiliki berkah. Berhubung memiliki berkah, kita harus berdoa dengan hati yang tulus dan sungguh-sungguh semoga dunia aman dan tenteram. Semoga benih kebajikan dapat tersebar di jalan yang telah kita tapaki.
Saya berharap setiap saat kalian dapat merekrut lebih banyak Bodhisatwa. Semoga para anggota komite terus berjalan di jalan Tzu Chi dan Jalan Bodhisatwa untuk menginspirasi lebih banyak Bodhisatwa dunia. Inilah harapan saya terhadap kalian semua.
Mewariskan semangat Bodhisatwa dari generasi ke generasi
Menggarap ladang berkah dengan cinta kasih berkesadaran
Mengenang kembali hal-hal yang telah dilalui di masa lalu
Berdoa dengan tulus ketika berada dalam kondisi aman
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 3 Januari 2019
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina
Ditayangkan tanggal 5 Januari 2019