Ceramah Master Cheng Yen: Mewariskan Semangat Buddha dan Mempraktikkannya


“Master, misoa yang panjang ini melambangkan jalinan jodoh antara kami dan Master
yang tak berujung.”

“Kue ku ini melambangkan kekayaan batin kami. Ini berkat adanya dunia Tzu Chi dan Master yang membimbing kami menapaki jalan menuju kebuddhaan dan menumbuhkan jiwa kebijaksanaan kami. Kue ku ini juga melambangkan berkah dan usia panjang. Para insan Tzu Chi wilayah sekitar Pelabuhan Taichung mewakili insan Tzu Chi dari seluruh dunia mendoakan semoga Master dipenuhi berkah dan panjang umur,” kata salah seorang relawan Tzu Chi.

Baik, terima kasih.

“Keharuman rumput ini bagai harumnya keluhuran Master. Semoga kami dapat menyebarkan keharuman ini ke seluruh dunia. Kami mendoakan Master,” kata salah seorang relawan Tzu Chi lainnya.

“Wilayah Pelabuhan Taichung adalah kampung halaman Master. Kami adalah murid-murid yang paling dekat di hati Master. Kami akan bekerja keras menjalankan Tzu Chi, menggalang Bodhisatwa dunia, dan melakukan hal yang ingin Master lakukan. Mohon Master membimbing kami menjalankan Tzu Chi dari kehidupan ke kehidupan.”

Baik, terima kasih.

Kalian harus mengikuti langkah saya dengan erat. Asalkan kalian sukacita, saya pun merasa puas. Hendaklah kalian sungguh-sungguh menjalankan Tzu Chi dan pelestarian lingkungan. Inilah yang hendaknya kita lakukan sekarang.

Kalian memiliki cinta kasih Tzu Chi bukan hanya karena bergabung dengan Tzu Chi dan menjadi bagian dari keluarga besar Tzu Chi. Jika tidak bersumbangsih di tengah masyarakat, kalian bukanlah bagian dari keluarga besar Tzu Chi. Jadi, kita harus terjun ke tengah masyarakat dengan cinta kasih Bodhisatwa. Yang terpenting ialah memiliki cinta kasih berkesadaran. Saya sungguh sangat bersyukur.


Saat saya tidak bisa berkunjung ke tempat lain, kalian akan mengunjungi saya. Kita hendaknya mempraktikkan Dharma yang kita pelajari. Saya juga mewariskan semangat Buddha sesuai yang saya pelajari. Lebih dari 2.500 tahun yang lalu, saat mencapai pencerahan sempurna, Buddha Sakyamuni memahami semua kebenaran alam semesta. Ajaran Buddha tak lain ialah terjun ke tengah masyarakat untuk membimbing semua makhluk. Beliau mengajarkan praktik Bodhisatwa karena dunia ini penuh dengan penderitaan.

Kalian semua adalah anggota komite Tzu Chi. Saat melakukan kunjungan kasih, kalian pasti telah melihat orang-orang yang menderita. Bodhisatwa datang demi melenyapkan penderitaan semua makhluk. Mengapa Buddha meninggalkan keduniawian? Mengapa Buddha melatih diri? Karena saat keluar istana, Beliau melihat berbagai jenis penderitaan.

Kemiskinan, penyakit, usia tua, dan kematian, semuanya mendatangkan derita. Beliau tidak dapat menolong semua orang karena seluruh warga kota mengalami penderitaan. Bagaimana Beliau menolong mereka? Yang terpenting ialah mengubah pola pikir. Beliau berusaha untuk membebaskan pikiran mereka dari penderitaan, menginspirasi orang kaya untuk bersumbangsih dengan cinta kasih, dan membimbing orang-orang untuk mengasihi, membantu, dan menjaga satu sama lain. Saat itu, Buddha melihat banyak penderitaan. Karena itu, Beliau mengajarkan praktik Bodhisatwa.

Bodhisatwa muncul karena adanya makhluk yang menderita. Kita semua tahu akan hal ini. Inilah yang dikatakan oleh Buddha. Karena itulah, Beliau mengajarkan praktik Bodhisatwa. Jadi, saya berharap semua orang dapat sungguh-sungguh mempelajari Sutra Makna Tanpa Batas. Setelah mencapai pencerahan, Buddha mengajarkan semangat Bodhisatwa kepada kita. Jadi, kita sungguh dipenuhi berkah karena dapat mengenal semangat dan ajaran Buddha. Yang terpenting ialah praktik nyata.


Jika hanya sendirian, yang dapat kita bantu terbatas. Jadi, dibutuhkan himpunan kekuatan banyak orang. Karena itulah, saya sering berkata bahwa saya sungguh dipenuhi berkah karena selalu bertemu dengan orang baik. Selain tinggal di dekat kampung halaman saya, kalian juga merupakan Bodhisatwa dunia. Kita semua bagaikan para Buddha dan Bodhisatwa yang menyebarkan Dharma di dunia.

Lihatlah, kalian telah mengunjungi banyak orang yang kekurangan dan jatuh sakit. Mereka adalah orang-orang yang menderita. Sebelum kalian muncul, tidak ada penyelamat dalam hidup mereka. Jadi, kalian sering menjadi penyelamat dalam hidup orang-orang. Hendaklah kita menggenggam jalinan jodoh untuk menjadi penyelamat dalam hidup orang lain.

Saya sering berkata bahwa saat bersumbangsih, kita juga harus bersyukur. Tanpa orang-orang yang menderita, bagaimana bisa kita bersumbangsih sebagai Bodhisatwa? Jadi, karena adanya orang-orang yang menderita, barulah kita berkesempatan untuk menolong mereka dan disebut sebagai Bodhisatwa oleh orang-orang. Jadi, makhluk yang menderitalah yang mendukung kita menjalankan praktik Bodhisatwa. Jalan yang kita tapaki adalah Jalan Bodhisatwa. Hendaklah kalian menghargai jalinan jodoh yang ada. Saya sungguh sangat bersyukur.

Meski duduk di sini setiap hari, saya selalu melihat Bodhisatwa yang bersumbangsih bagi dunia. Saat kembali ke Hualien, kalian selalu mengunjungi saya. Meski tidak pergi ke mana pun, saya bisa mengetahui hal-hal yang terjadi di seluruh dunia. Saya tidak perlu pergi ke mana-mana. Saya cukup duduk di sini dan mendengarkan laporan para Bodhisatwa kita. Saat kembali ke sini, para relawan kita selalu berbagi pengalaman dan pemahaman masing-masing. Intinya, saya bersyukur dan mendoakan kalian semua. Saya mendoakan semua orang setiap hari.


Saya bersyukur kepada kalian semua yang telah mempraktikkan kebajikan. Apakah cukup kita yang mempraktikkannya saja? Kita harus mewariskannya dari generasi ke generasi. Kita harus menjadikan kebajikan sebagai warisan keluarga. Praktik kebajikan akan mendatangkan berkah. Dengan mewariskan kebajikan dalam keluarga, anak-anak kita juga akan berbuat baik dan keluarga kita akan dipenuhi berkah yang berlimpah.

Saya juga mendengar tentang anak relawan kita yang bergabung dengan Tzu Chi. Baik mereka merupakan dokter, perawat, pengusaha, maupun yang lainnya, semuanya membangkitkan niat baik. Saat niat baik mereka terbangkitkan, seketika itu juga mereka menciptakan berkah. Begitu niat baik mereka terbangkitkan, mereka telah menanam benih berkah. Intinya, kita harus terus menginspirasi orang-orang untuk membangkitkan niat baik dan mempraktikkan kebajikan.

Setiap orang bisa menabur benih berkah. Asalkan dirawat dengan kesungguhan hati, ia akan bertumbuh menjadi pohon besar. Jadi, Bodhisatwa sekalian, kita harus terus menggalang Bodhisatwa dunia. Jangan meremehkan diri sendiri. Setiap orang hendaknya yakin terhadap diri sendiri. Terlebih, kita harus menghargai cinta kasih Tzu Chi. Bagi insan Tzu Chi di seluruh dunia, Qingshui sangatlah istimewa. Karena itu, kalian yang tinggal di dekat kampung halaman saya hendaknya sungguh-sungguh merawat benih Bodhi. Inilah yang ingin saya katakan pada kalian.   

Menjalankan praktik Bodhisatwa untuk membimbing semua makhluk
Mewariskan semangat Buddha dan mempraktikkannya
Menghargai dan menyelami Sutra Makna Tanpa Batas
Bekerja sama dengan harmonis dan mengubah pola pikir

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 27 Mei 2023
Sumber: Lentera Kehidupan - Daai Tv Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Felicia
Ditayangkan Tanggal 29 Mei 2023
Kehidupan masa lampau seseorang tidak perlu dipermasalahkan, yang terpenting adalah bagaimana ia menjalankan kehidupannya saat ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -