Ceramah Master Cheng Yen: Mewariskan Semangat Tzu Chi dan Meneruskan Jalinan Jodoh Baik


“Master berkata bahwa Master harus menguras banyak waktu dan pikiran untuk memikirkan berbagai hal di Tzu Chi. Master berkata bahwa Master akan membuat murid Master selamanya tidak menyesal bergabung dengan Tzu Chi. Pada tahun 1986, inilah yang Master katakan pada saya. Master, bertahun-tahun telah berlalu dan Master masih harus mengurus banyak hal. Meski memiliki banyak murid, Master tetap begitu bekerja keras,”
kata Kakak Pan Liao Ye dengan nomor komite 839.

“Tahun 1984, saya mulai menggalang donasi. Pada awal tahun 1989, saya dilantik menjadi relawan. Selama 41 tahun ini, Master telah menumbuhkan jiwa kebijaksanaan saya. Master berkata bahwa bergabung dengan Tzu Chi, yang terpenting ialah melatih diri. Saya sungguh sangat bersyukur. Untuk mengikuti Master dari kehidupan ke kehidupan, saya harus makin tekun dan bersemangat melatih diri dan menjalin jodoh baik secara luas,” kata Kakak He Rui-zhen dengan nomor komite 1135.

Berkat Tzu Chi, barulah kita bisa menginventarisasi pahala dalam hidup kita. Jika tidak bergabung dengan Tzu Chi, kita tidak bisa menginventarisasi apa pun. Kalian hendaknya menggenggam momen ini untuk berinteraksi karena kesempatan untuk berhimpun sangatlah langka. Ini adalah jalinan jodoh yang sangat baik.

Kita harus berbagi dengan orang-orang tentang bagaimana Tzu Chi mencurahkan cinta kasih di masa lalu dan bagaimana hendaknya kita meneruskan jiwa kebijaksanaan di masa mendatang. Kita harus menggenggam waktu yang ada.

“Beberapa waktu lalu, Master pernah berkata bahwa Bodhisatwa Avalokitesvara selalu muncul di mana pun orang meminta pertolongan. Master berharap kita dapat menyalurkan bantuan di setiap tempat yang dilanda penderitaan. Saya lalu mendapatkan jawaban mengapa Master selalu mengingatkan kita untuk mempraktikkan cinta kasih dan kebajikan. Selama ini, banyak bencana yang terjadi dan Master sangat khawatir,” kata Kakak Ji Jing-yang dengan nomor komite 104.

“Belakangan ini, melihat kondisi kesehatan Master, kami merasa bahwa dengan banyaknya bencana yang terjadi di seluruh dunia, Master sudah tidak dapat menahan kekuatan karma kita semua. Karena itu, kita hendaknya memperkuat cinta kasih dan keyakinan masing-masing,” pungkas Kakak Ji Jing-yang.

“Kami tahu bahwa para relawan di Amerika Serikat telah mengerahkan segenap hati dan tenaga mereka. Semua orang berpegang pada cinta kasih dan welas asih. Kami pasti akan menuruti kata-kata Master. Ajaran Master yang penuh cinta kasih dan kebajikan akan kami terima sepenuhnya,” kata Kakak Chen Qing-biao dengan nomor komite 413.


Saya sungguh merasa bahwa di alam manusia, terdapat surga dan Bodhisatwa. Kita tidak perlu memohon Bodhisatwa ke tempat lain karena tanah suci Bodhisatwa ada di dunia ini. Orang yang bersedia bersumbangsih tanpa pamrih adalah Bodhisatwa. Jadi, kita melihat Bodhisatwa setiap hari. Bodhisatwa melatih diri di dunia ini. Dunia ini adalah ladang pelatihan Bodhisatwa.

Dalam keluarga besar Tzu Chi, setiap orang membangkitkan tekad karena jalinan jodoh yang berbeda-beda. Jalinan jodoh apa yang membawa kalian ke Tzu Chi? Kalian bisa berbagi dengan orang-orang kapan dan jalinan jodoh apa yang menginspirasi kalian untuk bersumbangsih bagi dunia. Contohnya, Gempa 921, Topan Morakot, dan berbagai bencana lainnya yang membuat relawan dari wilayah utara menjangkau wilayah selatan untuk membantu.

Kalian bukan hanya bersumbangsih bagi Taiwan. Saat Filipina dilanda bencana, kalian juga pergi ke sana selama beberapa bulan. (Ya.) Setiap hari, relawan kita menyediakan makanan di sana saat menjalankan program bantuan lewat pemberian upah. Kalian harus menginventarisasi semua sumbangsih kalian, termasuk yang di luar Taiwan.

“Master berkata bahwa kita harus menyalurkan bantuan yang benar-benar bermanfaat bagi korban bencana di AS. Saat Filipina diterjang Topan Haiyan, Master juga berkata demikian. Bantuan kita hendaknya benar-benar melepas dahaga orang yang membutuhkan, bukan sekadar membasahi bibir mereka. Pascatopan Haiyan, kita mengirimkan banyak nasi Jing Si ke Filipina dan menjalankan program bantuan lewat pemberian upah. Hampir 300 ribu orang berpartisipasi dalam program ini. Master sungguh penuh welas asih,” kata Kakak Luo Mei-zhu dengan nomor komite 395.

“Bantuan kita mencakup kebutuhan sehari-hari dan makanan. Kita memberikan bantuan yang sangat menyeluruh dan tidak langsung meninggalkan para korban bencana begitu penyaluran bantuan berakhir. Setelah itu, ada relawan setempat yang terus membimbing mereka untuk mengikuti aktivitas dan pelatihan relawan Tzu Chi. Inilah yang membuat Tzu Chi berbeda dari organisasi lain,” pungkas Kakak Luo Mei-zhu.


Kita semua hendaknya lebih bersungguh hati. Kita harus lebih sering berbagi dengan orang-orang tentang sumbangsih kita di tengah masyarakat. Untuk itu, kita harus mengandalkan ingatan kita. Kini, kita harus terus mewariskan kata-kata baik dan membimbing orang-orang untuk berbuat baik. Inilah Bodhisatwa dunia yang sangat dibutuhkan di era sekarang.

Berhubung saat ini teknologi sangat canggih, meninggalkan ajaran sangatlah mudah. Saat saya berbicara di sini, dengan satu ketukan jari, orang-orang di seluruh dunia dapat mendengarnya. Saat kita berbicara di sini, orang-orang dapat melihat, mendengar, dan menjadi saksi praktik Bodhisatwa di dunia. Saya sangat bersyukur kepada kalian yang terus bersumbangsih dan tidak pernah meninggalkan saya.

“Saat mendokumentasikan kisah kehidupan para relawan, yang paling berkesan bagi saya ialah lelang amal yang diadakan pada tahun 1994. Saat itu, banyak orang yang mendukung acara ini. Mengenang kehidupan saya, saya sungguh merasa bahwa saya sangat ‘kaya’. Karena mengikuti langkah Master, saya kaya akan kebijaksanaan dan cinta kasih,” kata Kakak Wen Su-zhen dengan nomor komite 307.

Saat itu, saya ingin membangun rumah sakit. Setelah proyek pembangunan dimulai, kita tidak pernah beristirahat. Lihatlah, kini kita memiliki fasilitas medis di 9 wilayah. Kita melindungi kehidupan dan kesehatan dengan cinta kasih. Entah berapa banyak orang yang telah kita tolong. Kita tidak dapat menghitungnya. Inilah yang disebut tak terhingga. Karena itulah, saya berkata bahwa sumbangsih kalian sungguh tak terhingga. Demikianlah kehidupan kita.

Sebab adalah benih dan kita terus menabur benih. Benih kita merupakan benih pohon besar atau benih tanaman pangan yang hanya bertahan pada musimnya? Pohon besar dapat berbunga dan menghasilkan benih setiap tahun. Setiap butir benih yang dihasilkan dapat bertumbuh menjadi pohon besar di masa mendatang. Karena itu, kita harus menjadi benih pohon besar, bukan benih tanaman pangan yang hanya bisa bertahan pada musimnya.


Kita hendaknya sungguh-sungguh menggenggam saat ini untuk bersyukur atas masa lalu dan melakukan inventarisasi. Kita harus meneguhkan keyakinan terhadap masa depan. Benih kita sekarang akan bertumbuh di masa depan. Kita telah menemukan ladang batin kita dan kembali menaburkan benih baru. Jadi, kita akan membawa benih dan meneruskan misi Tzu Chi di masa mendatang.

Saat ini, hati kita semua bertautan satu sama lain sebagai partner Bodhisatwa. Di masa mendatang, mungkin saya akan kembali membimbing kalian, mungkin juga kalian yang akan membimbing saya. Ini bergantung pada jalinan jodoh kita kelak. Orang yang memiliki benih yang lebih kuat akan menapaki jalan kebenaran, tercerahkan, dan kembali untuk membimbing orang-orang di belakangnya.

Saya telah menabur banyak benih. Meski kini saya jarang keluar, tetapi terkadang, orang-orang yang datang untuk menemui saya akan berkata, "Master, mengapa saya baru bergabung sekarang?" Itu karena jalinan jodoh mereka baru matang. Meski demikian, mereka sangat tekun bersumbangsih. Ini berkat bimbingan kalian. Jadi, kalian hendaknya terus menginspirasi orang-orang yang berjodoh dengan kalian dan saya agar semangat Tzu Chi dapat terus diwariskan.   

Menginventarisasi kehidupan dan menjadi saksi cinta kasih
Mendedikasikan diri bagi dunia tanpa pamrih
Mewariskan kata-kata baik dan menumbuhkan benih yang tak terhingga
Menggarap ladang batin sendiri dan meneruskan jalinan jodoh baik

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 09 Februari 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 11 Februari 2025
Ada tiga "tiada" di dunia ini, tiada orang yang tidak saya cintai, tiada orang yang tidak saya percayai, tiada orang yang tidak saya maafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -