Ceramah Master Cheng Yen: Mewariskan Semangat Tzu Chi dari Generasi ke Generasi


Melihat sekelompok anak yang menggemaskan ini, saya pun teringat akan orang tua atau kakek dan nenek mereka. Orang tua dari anak-anak TK ini merupakan alumni Tzu Ching 30 tahun yang lalu yang telah berkeluarga dan meneruskan semangat Tzu Chi dari generasi ke generasi.

Belakangan ini, saya sering membahas tentang generasi kedua, generasi ketiga, dan kini kita juga melihat generasi keempat Tzu Chi. Tzu Chi selalu menantikan demikian. Sejak mendirikan Tzu Chi, saya telah menabur benih kebajikan dari kecil hingga besar dan dari sedikit hingga banyak. Inilah kehidupan yang paling bermakna.

Tzu Chi didirikan tanpa apa-apa hingga memiliki relawan yang begitu banyak dan juga merupakan insan yang berkualitas. Segala sesuatu memiliki awal meski harus dimulai dari hal kecil. Seperti yang saya katakan belakangan ini, 50 atau 60 tahun yang lalu, praktik menyisihkan 50 sen NT tidaklah signifikan. Saat itu, hanya terhimpun puluhan dolar NT dalam sebulan. Namun, kini sudah berbeda.

Saya sangat berharap semua anggota Tzu Ching dapat terus memperhatikan Tzu Chi meski telah berkeluarga dan berkarier. Lihatlah buletin pertama Tzu Chi. Saat membukanya, kalian akan melihat daftar nama dan jumlah donasi yang tertera. Pengumpulan donasi sedikit demi sedikit seperti itu berlangsung sampai sekarang.

Kini, ada sebuah peta dunia di hadapan saya. Staf kita pun memberi tahu saya tentang apa yang telah terjadi di negara mana saat ini. Perubahan iklim dan pandemi Covid-19 berkaitan erat dengan energi antarmanusia. Jadi, masyarakat kita sedang sakit. Karena itulah, saya sangat khawatir.

Kalian semua adalah insan intelektual. Hendaklah kalian lebih bersungguh hati dan lebih cermatlah memperhatikan segala sesuatu yang terjadi di dunia ini. Kita harus memandang lebih jauh dan sungguh-sungguh memahami apa yang terjadi di seluruh dunia ini.


Kita juga harus fokus pada tujuan utama kita dan tahu bagaimana memperpanjang jalinan kasih sayang dan memperluas cinta kasih agung. Inilah yang perlu kita lakukan sekarang untuk memperluas pengetahuan dan pemahaman kita agar dapat mengikuti perkembangan masyarakat.

Jika kita membatasi diri, kita tidak bisa menjangkau lebih banyak orang. Terlebih lagi, kalian semua merupakan guru atau orang tua yang harus memandang lebih jauh dan memperluas wawasan agar generasi berikutnya dapat berhati lapang. Selain itu, kalian dapat berbagi tentang sejarah Tzu Chi kepada generasi berikutnya karena kalian telah menjadi saksi sejarah Tzu Chi selama 30 tahun ini. Ditambah 20 tahun lagi, kalian pun akan menjadi saksi sejarah Tzu Chi selama setengah abad. Demikianlah setiap generasi dapat terus menjadi saksi sejarah Tzu Chi.

Kalian bukan hanya berbagi kisah, melainkan menjadi bagian dari sejarah Tzu Chi. Untuk kisah-kisah yang dibagikan, kalian turut ambil bagian di dalamnya, bersaksi, dan saling menyemangati satu sama lain  untuk berbuat baik. Dengan demikian, kebajikan dan ketenteraman di masyarakat pun dapat terwujud.

Dahulu, saya berpesan kepada relawan senior kita, "Demi anak cucu kalian, sungguh-sungguhlah mengasihi dan melindungi Bumi. Gunakanlah kedua tangan kalian untuk menjalankan pelestarian lingkungan." Saat itu, saya juga menyemangati mereka dengan sebuah slogan, “Mengubah sampah menjadi emas, emas menjadi cinta kasih, dan cinta kasih menjadi aliran jernih yang mengitari seluruh dunia." Demikianlah kita berbagi kisah-kisah kecil ke seluruh dunia.


Ada prinsip kebenaran yang mendalam di balik daur ulang sampah yang perlu kita sampaikan kepada masyarakat. Itu juga mengandung sejarah yang mendalam. Jadi, jangan meremehkan kisah sederhana ini karena isinya pantas untuk mengedukasi masyarakat.

Kita datang ke dunia ini, yang terpenting ialah menjalankan tanggung jawab untuk sungguh-sungguh membina insan berbakat.

“Selama delapan tahun ini, program bimbingan belajar Tzu Ching Tainan telah mengerahkan lebih dari enam ribu relawan dan mendampingi lebih dari 3.800 anak. Dari grafik, kita bisa melihat bahwa akibat pandemi pada tahun 2020, kami terpaksa menghentikan bimbingan belajar. Namun, pada tahun 2021, kami mencoba untuk mengadakan bimbingan belajar secara daring.Kami telah mengerahkan 1.200 relawan, merupakan angka yang belum pernah ada sebelumnya, dan lebih dari 700 orang anak turut bergabung dalam kelas daring ini,” kata Lin Guo-xiang Alumni Tzu Ching

“Kami mendedikasikan diri dalam program bimbingan belajar dengan harapan kaum muda yang telah dibimbing dapat menyatu dengan misi amal Tzu Chi. Karena itu, kami beserta relawan senior  mengunjungi anak-anak secara berkala untuk memahami kondisi keluarga mereka. Kami juga berharap dapat menginspirasi  para mahasiswa ini untuk membangkitkan belas kasih dan dapat lebih akrab dengan Tzu Chi. Harapan Master untuk anggota Tzu Ching ialah ‘mempraktikkan welas asih dan kebijaksanaan; berkumpul menumbuhkan akar kebijaksanaan bersama’. Tzu Ching akan segera memasuki tahun ke-30, kami akan berusaha lebih keras lagi,” kata Yan Xiu-wen Kepala urusan akademik SD, SMP, dan SMA Tzu Chi Tainan.


Saya teringat sepuluh atau dua puluh tahun yang lalu, anggota Tzu Ching kita pernah berkata, "Kami siap memikul bakul beras bagi dunia." Banyak dari mereka yang hadir di sini saat ini. Mereka telah berikrar untuk "memikul bakul beras bagi dunia".

Mengenang Kembali saat itu dan melihat saat ini, kalian sungguh telah mewakili saya untuk membina begitu banyak insan berbakat. Dengan mengerahkan kekuatan masing-masing, semua orang bisa mengemban tanggung jawab atas dunia. Sepanjang hidup ini, saya terus membina insan berbakat agar mereka dapat mengemban tanggung jawab atas dunia. Singkat kata, hendaklah kalian lebih bersungguh hati. Asalkan kita memiliki sebersit niat, beban yang berat pun terasa ringan.

Saya berterima kasih kepada para kepala sekolah yang telah membagikan pengalaman mereka. Kepala sekolah harus membangun citra sekolah yang baik dan benar. Para guru harus mendedikasikan diri dengan sepenuh hati. Saya selalu berkata bahwa kita juga harus berterima kasih atas ketekunan para murid dan kesungguhan para guru. Sekolah kita harus membangun citra yang baik. Jadi, hendaklah kita saling mengucap syukur.

Mari kita membimbing anak-anak kita untuk mengungkapkan rasa terima kasih kepada orang lain. Segala sesuatu yang baik timbul dari rasa syukur. Jika kita bisa membina anak-anak untuk memiliki hati yang dipenuhi rasa syukur, masyarakat pun akan memiliki harapan. Saya berterima kasih atas cinta kasih dari para kepala sekolah. Terima kasih. Saya mendoakan kalian semua.   
   
Mewariskan semangat Tzu Chi dari generasi ke generasi
Menumbuhkan hutan kebajikan dengan tekun menabur benih-benih kebajikan  
Mengemban tanggung jawab untuk meneruskan silsilah Dharma
Membina generasi muda untuk memiliki hati yang penuh rasa syukur  

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 19 Februari 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 21 Februari 2022                                                                                                                    
Hanya orang yang menghargai dirinya sendiri, yang mempunyai keberanian untuk bersikap rendah hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -