Ceramah Master Cheng Yen: Mewariskan Silsilah Dharma Jing Si dan Mengembangkan Mazhab Tzu Chi
“Acara mengenang ini diadakan untuk berterima kasih atas sumbangsih Kakak Du dan Kakak Mei-cuo. Kakak Du bukan hanya teladan bagi insan Tzu Chi di Kaohsiung, tetapi juga teladan bagi insan Tzu Chi di seluruh dunia,” kata Fang Shang-rong relawan Tzu Chi.
Bapak Du adalah murid saya yang baik. Tiba-tiba harus menerima kepergian dirinya, saya sungguh merasa kehilangan. Namun, saya harus merelakan kepergiannya dan mendoakan yang terbaik untuknya. Ladang pelatihan Bodhisatwa berbentuk lingkaran. Kita sungguh-sungguh berharap dia akan selalu mengingat Jalan Bodhisatwa dan insan Tzu Chi. Ada yang sudah mendahuluinya, ada pula yang akan menyusulnya. Ini adalah sebuah lintasan berbentuk lingkaran. Buddha telah menjelaskan tentang siklus kelahiran kembali. Karena itu, kita mendoakan yang terbaik untuknya. Kita juga harus mengingat teladan yang baik.
“Kakak Du lebih banyak bertindak dan sedikit berbicara. Dia selalu membimbing orang lewat tindakan dan ucapannya. Pascabencana di Taiwan, seperti Gempa 921, Topan Morakot pada 8 Agustus 2009, dan ledakan gas di Kaohsiung, dia secara pribadi mengunjungi orang-orang yang terkena dampak bencana. Berbicara tentang Aula Jing Si Kaohsiung, jalinan jodoh ini bermula saat Kakak Du dan Mei-cuo membeli lahan ini untuk disumbangkan. Kabarnya, saat itu mereka membayarnya dengan mencicil. Oleh karena itu, kita seharusnya tidak berpikir bahwa hanya ketika kita kaya atau memiliki pencapaian, barulah kita bisa berbuat baik,” kata Fang Shang-rong relawan Tzu Chi.
“Dia adalah seorang pengusaha dengan gelar doktor. Dia benar-benar adalah seorang senior yang luar biasa dan selalu bersumbangsih dengan tekun. Tanpa sumbangan lahan darinya, kita tidak bisa membangun Aula Jing Si dan menggalang lebih banyak Bodhisatwa seperti hari ini,” kata Pan Ji-li relawan Tzu Chi.
Kita hendaknya senantiasa menumbuhkan rasa syukur di hati dan menginspirasi lebih banyak orang untuk bergabung dengan kita. Kita harus mengenang orang-orang yang telah mendahului kita dan menginspirasi orang-orang yang belum bergabung dengan kita. Inilah cara kita berjalan di jalan ini selamanya. Kita harus melatih diri dengan tekun dan bersemangat dan juga tidak lupa untuk mewariskan Dharma. Saya berharap kita dapat memanfaatkan Aula Jing Si Kaohsiung dengan sebaik-baiknya. Dengan cara ini, kita dapat mengembangkan nilai dan memupuk pahala. Harap kalian juga mewariskan Dharma untuk saya.
Kalian semua menghormati saya sebagai guru. Karena itu, kalian hendaknya mewariskan nilai-nilai Tzu Chi. Saya adalah pendiri Tzu Chi. Harap kalian tidak lupa dengan bagaimana saya memulai Tzu Chi. Saya sering mengatakan bahwa kita harus menyisihkan uang 50 sen untuk membantu orang yang membutuhkan. Jadi, janganlah lupa bahwa uang sekecil apa pun dapat memberi manfaat bagi orang lain. Kita seharusnya menghargai sumbangan sekecil apa pun. Ingatlah bagaimana Tzu Chi dimulai dari kecil. Jangan meremehkan tindakan sekecil apa pun. Meski hanya tindakan yang sangat kecil, ini sangatlah penting.
Saya sering mengatakan bahwa saat itu Profesor Shih memberi tahu saya bahwa ada bagian di dalam otak kita yang aktif saat kita mempraktikkan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin. Jika kita tidak mengaktifkannya, sel-sel di bagian itu akan tertidur. Kita harus terus menggunakannya agar ia dapat tetap aktif. Jika tidak, sel-sel ini akan menyusut dan tertidur. Setelah memahami sains, kita harus lebih menghargai ajaran Buddha.
Teknologi makin maju dan banyak penemuan yang sesuai dengan ajaran Buddha. Kita hendaknya menaruh hormat dan bersyukur akan hal ini. Kita pada dasarnya memiliki cinta kasih. Untuk itu, kita perlu lebih sering menggunakannya. Hakikat sejati yang merupakan permata berharga pada diri kita ini harus benar-benar kita sadari keberadaannya dan kita bangkitkan potensinya. Demikian pula dengan segala sesuatu di dunia ini.
Contohnya, Aula Jing Si Kaohsiung kita merupakan sebuah ladang pelatihan diri yang baik. Berhubung empat misi dan nilai-nilai Tzu Chi telah terwujud di sini, kita dapat sering mengadakan kegiatan di tempat ini. Asalkan kalian semua memanfaatkannya dengan baik, tempat itu akan bernilai. Dengan demikian, kalian bukan hanya mengenang Bapak Du, melainkan juga mengingat tekad saya di hati kalian. Jadi, harap kalian dapat memanfaatkan Aula Jing Si ini dengan baik. Dengan demikian, kita dapat menggalang lebih banyak Bodhisatwa dunia. Intinya, banyak hal yang patut disyukuri.
Kalian semua sudah tahu apa yang ingin saya sampaikan karena saya selalu mengatakan hal yang sama. Namun, jika saya tidak mengatakannya, jiwa kebijaksanaan tidak dapat diwariskan. Kita telah berada di jalan yang benar sejak awal. Jalan benar ini sangatlah bernilai karena dapat menjadi tempat persinggahan bagi kita dalam perjalanan panjang sebagai Bodhisatwa.
Di tempat ini, kita berhimpun bersama untuk menginspirasi lebih banyak orang berjalan ke arah yang benar dari kehidupan ke kehidupan. Ingatlah mazhab Tzu Chi dan silsilah Dharma Jing Si. Silsilah Dharma harus diteruskan dan mazhab harus dikembangkan. Dengan demikian, saya akan selalu bersama kalian dan jiwa kebijaksanaan Tzu Chi akan dapat diwariskan ke seluruh penjuru dunia selamanya.
Bodhisatwa sekalian, saya yakin kalian akan selalu menyimpan rasa hormat terhadap saya. Inilah cinta kasih Bodhisatwa yang akan terus diwariskan selamanya. Kita hendaknya menjalankan misi Tzu Chi selamanya. Harap setiap orang senantiasa ingat untuk menapaki Jalan Bodhisatwa di Tzu Chi.
Setiap hari, ingatlah untuk menciptakan berkah di dunia dan menumbuhkan kebijaksanaan. Ini bagaikan sepasang kaki yang melangkah. Saat sepasang kaki ini melangkah, kaki yang satu ialah menciptakan berkah di dunia dan kaki yang lain ialah menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Jadi, kita menciptakan berkah di dunia dan menumbuhkan jiwa kebijaksanaan secara bersamaan. Inilah yang disebut sempurna dalam berkah dan kebijaksanaan sama seperti Buddha.
Sebagai insan Tzu Chi, kita menapaki Jalan Bodhisatwa untuk menciptakan berkah di tengah masyarakat dan menumbuhkan kebijaksanaan. Demikianlah kita menjadi Bodhisatwa dari kehidupan ke kehidupan. Inilah berkah yang sesungguhnya. Ingatlah bahwa kalian harus mengikuti saya menapaki Jalan Bodhisatwa dan menjadi orang yang baik.
Seiring berjalannya waktu, sebagai Bodhisatwa, kalian akan mencapai kebuddhaan tanpa harus memohon untuk itu. Jadi, mempelajari ajaran Buddha berarti kita harus mengikuti jejak langkah Bodhisatwa. Dengan cara inilah, kita dapat membina hati yang murni dan pada akhirnya mencapai kebuddhaan. Hati kita haruslah murni, barulah bisa menjadi Bodhisatwa dan mencapai kebuddhaan. Inilah yang paling penting.
Menjalin jodoh baik untuk terus berjalan di Jalan Bodhisatwa
Mengenang keteladanan orang bijak di masa lalu
Menyebarkan Dharma dengan sikap hormat dan memurnikan hati
Menciptakan berkah dan mengembangkan mazhab Tzu Chi dengan welas asih dan kebijaksanaan
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 11 Januari 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 13 Januari 2024