Ceramah Master Cheng Yen: Mewariskan Silsilah Dharma Jing Si hingga Selamanya

Kita bisa melihat bahwa cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin bukan hanya diulas di dalam Sutra, tetapi juga dipraktikkan secara nyata oleh para insan Tzu Chi yang merupakan Bodhisatwa dunia. Sejak dahulu, saya sudah membentangkan jalan sesuai isi Sutra. Dengan tekad yang teguh, para insan Tzu Chi berjalan selangkah demi selangkah sesuai ajaran dalam Sutra.

Di setiap langkah kita, kita menciptakan berkah bagi dunia. Inilah yang disebut cinta kasih. Selain menciptakan berkah bagi dunia, kita juga harus memiliki perasaan senasib dan sepenanggungan. Saat satu mata melihat, ribuan mata ikut melihat. Kini insan Tzu Chi telah tersebar di lebih dari 60 negara dan wilayah dan selalu menabur benih kebajikan di negara masing-masing.

Dalam bab Guru Dharma dari Sutra Bunga Teratai dikatakan bahwa Buddha mengimbau orang-orang untuk menjadi Bodhisatwa dengan mengajak mereka mendengar Dharma, berpegang pada Dharma, mewariskan Dharma, dan membabarkan Dharma. Dalam Sutra Bunga Teratai juga dikatakan bahwa saat masih hidup, Buddha menggunakan berbagai perumpamaan, petunjuk, dan metode terampil untuk memberikan bimbingan sesuai kemampuan setiap orang. Buddha membimbing orang-orang sesuai kemampuan masing-masing.

Jika kita bisa memahami ajaran dalam Sutra Bunga Teratai dan membawa manfaat bagi sesama dengan cinta kasih dan welas asih, berarti kita mengembangkan kebijaksanaan dan memahami kebenaran. Dalam hidup ini, yang terpenting ialah menggenggam saat ini.

 

Saya sering mendengar bahwa demi suami, anak, dan berbagai hal lainnya, ada yang menderita karena terbelenggu oleh perasaan. Selama lebih dari 50 tahun ini, saya mendengar curahan hati orang-orang 365 hari dalam setahun. Saat mereka berbagi kerisauan mereka, saya akan menepuk badan mereka dan menenangkan mereka. Kemudian, mereka akan merasa tenang. Saya juga merasa gembira bisa menenangkan hati murid-murid saya.

Yang terpenting, selain menenangkan hati kalian dengan tangan saya, saya juga berharap kalian dapat mengikuti langkah saya dengan erat. Kaki kanan melangkah dengan cinta kasih dan welas asih; kaki kiri melangkah dengan sukacita dan keseimbangan batin. Dengan cinta kasih dan welas asih, kita menciptakan berkah dan membawa manfaat bagi sesama. Dengan sukacita dan keseimbangan batin, kita menumbuhkan jiwa kebijaksanaan.

Kita melepas kerisauan dan kemelekatan masa lalu serta mendedikasikan waktu kita. Dengan melakukan survei kasus bersama, kita bisa memahami penderitaan orang lain. Namun, janganlah kita melukai harga diri mereka. Dahulu, saat komite di Hualien membentuk tim survei kasus, saya sudah mengingatkan mereka untuk tidak melukai harga diri orang lain saat berkunjung ke rumah orang. Kita ingin menolong mereka, juga harus menghormati mereka. Inilah prinsip insan Tzu Chi.

Kita tidak tega melihat makhluk yang menderita sekaligus bersyukur pada mereka. Tanpa makhluk yang menderita, bagaimana kita menapaki Jalan Bodhisatwa? Bodhisatwa datang ke dunia ini untuk menjangkau makhluk yang menderita. Di mana makhluk yang menderita berada, di sanalah ladang pelatihan Bodhisatwa. Memiliki ladang pelatihan seperti ini, bukankah kita hendaknya bersyukur?

 

Buddha mengatakan bahwa di dunia ini, Lima Kekeruhan akan semakin tebal. Di dunia yang penuh dengan bencana akibat ulah manusia, Bodhisatwa dunia sangat dibutuhkan untuk menyucikan dan menenangkan hati manusia. Jadi, mari kita berikrar untuk menjalankan Tzu Chi bersama dari kehidupan ke kehidupan. Karena itu, kita harus membimbing satu sama lain.

Mereka yang telah pergi dahulu sedang menanti kedatangan saya. Saya memiliki banyak murid yang berusia 80-an dan 90-an tahun. Di kehidupan sebelumnya, mereka pergi terlebih dahulu dan menanti saya di kehidupan sekarang. Karena itulah, mereka lebih tua dari saya. Bagi kalian yang lebih muda dari saya, saya akan menanti kalian di kehidupan mendatang. Para relawan yang telah tiada pun sedang menanti saya di kehidupan berikutnya. Demikianlah kita terus mewariskan semangat Tzu Chi.

Silsilah Dharma kita juga sangat jelas. Silsilah Dharma Jing Si yang kita praktikkan dari dahulu hingga kini akan terus berlanjut hingga masa mendatang. Jadi, kita harus terus menginspirasi orang-orang menjadi Bodhisatwa dunia. Ada banyak orang yang sedang menanti untuk dibimbing oleh kalian.

Orang yang sudah dibimbing dan orang yang sedang dibimbing hendaknya membimbing orang yang belum dibimbing. Kalian hendaklah mengingat hal ini. Kita harus membangun tekad untuk menapaki Jalan Bodhisatwa dari kehidupan ke kehidupan tanpa berjalan menyimpang ataupun menyia-nyiakan waktu.

 

“Master yang terhormat dan terkasih, kami akan selamanya mengingat tekad awal, tekun dan bersemangat mendalami Dharma, bersiteguh menjalankan praktik Bodhisatwa, melindungi jiwa kebijaksanaan dengan ketulusan dan kebenaran, melindungi misi Tzu Chi dengan cinta kasih dan welas asih, serta menginspirasi Bodhisatwa secara luas dengan kesungguhan hati dan cinta kasih karena hati kami menyatu dengan hati Master dan kita selalu memikirkankepentingan semua makhluk.”

Saya sangat tersentuh. Saat ini, sungguh tiada kata yang bisa mengungkapkan rasa syukur saya. Di setiap tempat, saya melihat kekompakan para relawan kita dalam menampilkan semangat Sutra Bunga Teratai dan silsilah Dharma Jing Si. Jadi, saya bisa merasakan bahwa Bodhisatwa sekalian telah menyerap Dharma ke dalam hati. Setiap orang mendengar Dharma dan mengikuti kegiatan bedah buku. Dengan menyelami Dharma dan menumbuhkan jiwa kebijaksanaan, kalian telah memberikan persembahan terbaik bagi saya yang membuat saya sangat tenang.

Bodhisatwa sekalian, hari ini, setiap gerakan, setiap pikiran, dan setiap kata kalian akan menjadi bagian dari jalan kita. Kita harus selamanya membentangkan jalan yang rata dan lapang serta menapakinya dengan tekun. Janganlah kalian melupakan ikrar kalian. Terima kasih.

Mempraktikkan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin di dunia
Membimbing satu sama lain dan mengikuti langkah guru
Yang sudah dibimbing dan sedang dibimbing hendaklah membimbing yang belum dibimbing
Mewariskan silsilah Dharma Jing Si hingga selamanya

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 17 November 2019
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 19 November 2019

Mengonsumsi minuman keras, dapat melukai orang lain dan mengganggu kesehatan, juga merusak citra diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -