Ceramah Master Cheng Yen: Mewariskan Sutra Teratai dengan Tekad yang Teguh


“Tzu Chi telah menempuh perjalanan selama 58 tahun. Di bawah pimpinan Master, tekad awal kita tidak pernah berubah,”
kata Liu Xiao-cheng wakil ketua badan misi amal Tzu Chi.

“Seluruh staf badan misi kesehatan berdoa semoga Master selalu sehat, dapat senantiasa memutar roda Dharma, serta memimpin misi kesehatan dan misi-misi lainnya untuk 60 tahun ke depan,” kata Lin Jun-long ketua badan misi kesehatan Tzu Chi.

“Selama 58 tahun, Master telah membimbing kita untuk menyebarkan Dharma dan membawa manfaat bagi sesama. Misi pendidikan juga telah memasuki tahun ke-35. Terima kasih atas dukungan dan kerja keras seluruh staf badan misi,” kata Wang Ben-rong ketua badan misi pendidikan Tzu Chi.

“Tujuan misi budaya humanis ialah menjadi aliran jernih dan menyebarkan Dharma yang menakjubkan. Master, berhubung jalan untuk mewariskan ajaran Jing Si dan menyebarkan mazhab Tzu Chi masih sangat panjang, kita selamanya membutuhkan bimbingan Master agar dapat mewariskan ajaran Jing Si dan menyebarkan mazhab Tzu Chi selamanya,” kata Wang Duan-zheng ketua badan misi budaya humanis Tzu Chi.

Waktu benar-benar berlalu dengan sangat cepat. Satu hari terdiri dari 86.400 detik. Setiap hari, waktu terus bergulir. Hari demi hari dilalui dengan segala kesibukan dalam kehidupan. Kesibukan membuat kita lupa akan waktu. Jika segala sesuatu dalam kehidupan berjalan lancar, kita tidak menyadari waktu telah berlalu. Sebaliknya, jika kita menghadapi kesulitan, di saat inilah, kita merasa waktu berjalan dengan lambat. Terlebih lagi, kehidupan mengalami 4 fase perubahan. Empat fase perubahan pada tubuh, yakni lahir, tua, sakit, dan mati.


Segala materi mengalami fase terbentuk, berlangsung, rusak, dan hancur. Setiap benda mengalami proses dari tidak ada menjadi ada. Itulah yang disebut fase "terbentuk". Setelah terbentuk, setiap benda akan digunakan dalam periode waktu tertentu. Demikianlah fase "berlangsung". Seiring berjalannya waktu, benda tersebut perlahan-lahan "rusak". Lalu, orang-orang mulai membuang benda tersebut karena sudah tua atau usang. Benda tersebut mengalami fase "hancur". Jadi, materi mengalami fase terbentuk, berlangsung, rusak, dan hancur. Demikian pula pikiran kita yang juga mengalami fase timbul, berlangsung, berubah, dan lenyap. 

Misalnya, untuk bisa duduk di sini, saya harus mengatasi berbagai rintangan. Sebelum berjalan keluar, saya merasa bahwa setiap langkah sangatlah berat. Saya berpikir bagaimana saya akan melangkah. Jika saya terus memikirkan hal ini, akan sulit bagi saya untuk melangkah. Namun, jika saya tidak memikirkannya, saya dapat melangkah dengan mudah. Asalkan saya menuju ke arah yang benar dengan tekad yang teguh, saya dapat melangkah dengan mudah.

Sekarang, kondisi fisik saya sudah menurun dan saya perlu lebih banyak melatihnya. Untuk melangkah, saya perlu mengerahkan banyak tenaga supaya dapat melangkah dengan stabil dan mantap. Adakalanya, meski telah berusaha, saya tetap tidak bisa melangkah dengan mantap. Inilah fase yang dialami oleh tubuh. Intinya, ini adalah prinsip kebenaran. Baik tubuh, pikiran, maupun materi, semuanya akan mengalami perubahan.

 

Kita melihat Puncak Burung Nasar yang jaraknya lebih dari 3.000 kilometer dari Taiwan. Lebih dari 2.000 tahun yang lalu, Buddha membabarkan Sutra Teratai di sana. Kita telah melihat persiapan para relawan beberapa hari ini agar bisa terhubung dengan kita secara daring hari ini. Sekarang, kita melihat mereka sudah duduk di sana.

Bodhisatwa sekalian, kita selalu sangat kompak meski ada perbedaan jarak dan waktu. Mereka berjarak lebih dari 3.700 kilometer dari kita dan terdapat perbedaan waktu sebesar 2,5 jam. Meski ada perbedaan waktu dan ruang, tetapi hati kita semua tetap saling terhubung. Demikianlah kita semua saling terhubung secara spiritual.

Buddha di Puncak Burung Nasar tak perlu dicari jauh-jauh. Puncak Burung Nasar ada di dalam hati setiap orang. Setiap orang memiliki stupa Puncak Burung Nasar. Berlatihlah di Puncak Burung Nasar dalam batin sendiri. Benar. Setiap orang memiliki stupa Puncak Burung Nasar di dalam hati sendiri. Puncak Burung Nasar merupakan tempat Buddha membabarkan Dharma. Beliau membabarkan Dharma di dunia selama 49 tahun. Namun, pada tahun ke-42, Beliau baru mulai membabarkan Sutra Teratai di Puncak Burung Nasar.


Tzu Chi telah berjalan selama lebih dari 50 tahun. Perjalanan Tzu Chi dapat dibagi menjadi 4 dekade. Misi pertama kita adalah misi amal. Satu dekade setelah misi amal dijalankan, saya melihat orang-orang didera penyakit akibat kemiskinan. Karena itu, saya bertekad untuk mendirikan rumah sakit.

Satu dekade setelah membangun tekad tersebut, rumah sakit pun selesai dibangun. Setelah membangun rumah sakit, kita perlu membina perawat dan dokter. Untuk itu, saya memulai misi pendidikan. Setelah itu, pada dekade keempat, kita memulai misi budaya humanis. Lewat misi budaya humanis, kita menciptakan aliran jernih yang mengitari seluruh dunia.

Bodhisatwa sekalian, terima kasih atas kesungguhan hati dan cinta kasih kalian. Tanpa kalian, banyak hal yang tidak akan tercapai. Berkat dedikasi semua orang, kita dapat menjalankan empat misi di dunia. Jadi, ada kekosongan sejati di balik eksistensi ajaib dan eksistensi ajaib di balik kekosongan sejati. Kita telah melakukan banyak hal baik di seluruh dunia. Terima kasih, Bodhisatwa sekalian.

Memahami kebenaran tentang empat fase dari tiga fenomena
Melangkah ke arah yang benar dengan tekad yang teguh
Menyebarkan mazhab Tzu Chi untuk melindungi dunia
Memahami kebenaran tentang kekosongan sejati dan eksistensi ajaib dalam Sutra Teratai

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 02 Mei 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 04 Mei 2024
Walau berada di pihak yang benar, hendaknya tetap bersikap ramah dan bisa memaafkan orang lain.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -